Part 50 - RANDRA(2)

1.6K 138 14
                                    

Sudah beberapa hari ini Sandra tidak bertemu Rado, memang Sandra yang sengaja menjaga jarak dari Rado meski Ica menyemangatinya namun Sandra masih merasa canggung untuk bertemu Rado.

Sejak Rado menyatakan perasaan padanya, radar Sandra akan kehadiran Rado semakin tajam sehingga Sandra dengan mudah menghindari Rado ditambah lagi mereka sudah tidak menjabat sebagai pengurus OSIS maka tidak ada alasan untuk sengaja bertemu di sekolah.

Sandra: Vik, temenin gue ke toko buku yuk hari ini.. bosen gue di rumah.

Vika: sorry San, bukannya gak mau tapi nyonya rumah lagi minta ditemenin soalnya nanti siang ada arisan say :(

Sandra menghela nafas membaca balasan pesan dari Vika. Ini hari Minggu namun dirinya tidak tahu harus apa, berada di rumah seharian cukup membuat Sandra bosan, ditambah lagi penghuni lain di rumahnya sedang memiliki acara masing-masing.

Tak berniat membalas kembali pesan Vika, Sandra menyimpan ponselnya di nakas lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Beberapa detik berbaring, Sandra kembali bangun.

"Pergi sendiri aja deh." Sandra berjalan ke arah lemari pakaian dan memilih baju yang akan ia pakai hari ini.

Setelah siap, dengan menggunakan motor maticnya, Sandra berangkat ke salah satu toko buku yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Saat sedang asik mencari buku, radar Sandra tiba-tiba menyala. Sandra ragu akan perasaannya namun tetap mencoba mencari keberadaan targetnya. Dan benar saja, Sandra menemukan Rado berada tak jauh darinya sedang asik mengobrol dengan seorang gadis sambil mencari buku. Keduanya terlihat asik sampai Rado tak menyadari keberadaan Sandra di sana.

Ada rasa yang aneh timbul di hati Sandra melihat keakraban Rado dengan gadis di sampingnya. Sandra akui gadis itu gadis yang cantik dan sepertinya Rado nyaman mengobrol dengannya.

Merasa niatnya mencari buku sudah menguap, Sandra memutuskan untuk pulang.

Setibanya di rumah, Sandra segera masuk ke dalam kamar dan membaringkan diri di kasur tercintanya. Bayangan Rado dan gadis yang ia lihat bersama Rado tadi di toko buku kembali muncul di pikiran Sandra.

"Arghh! Apaan sih!" Sandra mengacak rambutnya lalu mendudukan diri di tepi kasur, matanya menatap ke arah jendela yang tak jauh darinya. Aneh memang, ada rasa tak nyaman yang Sandra rasakan jika mengingat kembali ekspresi Rado ketika mengobrol dengan gadis yang bersamanya tadi.

Esoknya, ketika jam istirahat, Sandra memilih menghabiskan waktu di perpustakaan sembari mencari bahan untuk tugasnya.

Setelah mendapat buku yang dibutuhkan, Sandra segera mencari kursi yang kosong. Saat mendapatkan tempat, Sandra justru mengurungkan niatnya untuk berjalan ke sana karena ternyata Rado juga berada di tempat itu.

Belum sempat Sandra melepas tatapannya dari Rado, tiba-tiba Rado balas menatapnya. Tatapan mereka saling bertabrakan selama beberapa detik dan Sandra yang lebih dulu memutuskan. Sandra akan berbalik badan namun panggilan Rado menahannya.

"Lo di sini aja, gue yang bakal pindah." Rado berdiri dari kursinya dan membereskan buku-buku yang tadi ia pakai.

Sandra merasa tidak enak sendiri, ia tahu tidak seharusnya ia melakukan hal ini pada Rado.

"Do." Panggil Sandra membuat Rado kembali menatapnya, "l-lo disitu aja gapapa." Sandra berjalan mendekat dan duduk di samping Rado.

"Lo yakin?"

Sandra mengangguk tanpa menatap Rado.

"Oke." Rado kembali duduk di tempatnya. Keduanya saling diam.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang