Part 45 - RANDRA

1.7K 118 13
                                    

Sandra berjalan di tepi pantai sendirian menikmati hembusan angin yang menerpanya serta aroma laut yang sangat khas. Suara ombak terasa seperti sebuah nyanyian alam ditelinganya membuat Sandra merasa tenang saat ini.

Lelah berjalan, Sandra mendudukan dirinya di atas pasir pantai, membiarkan kakinya terkena air laut yang sesekali mendekatinya.

"Sendirian aja kayak jomblo."

Wajah damai Sandra berubah masam seketika saat tamu tak diundang itu datang dan duduk di dekatnya.

"Lo ngapain coba ke sini?"

Rado terkekeh pelan, "ya jagain lo lah, nanti kalau lo diculik pangeran duyung kan gue yang patah hati."

Sandra memberikan tatapan datar pada Rado, "ngga lucu."

"Gue serius lho."

Kemudian hening.

"Gue denger dari Ica, lo mau kuliah ke luar negeri?" Sandra kembali membuka suara tanpa mengalihkan pandangannya dari laut.

Rado menoleh pada Sandra, "kenapa? Lo ngga mau ya LDR sama gue?"

"Emang lo siapa gue?"

"Calon suami."

Sandra terdiam sejenak mendengar jawaban Rado.
"Sumpah ya Do, gue lagi ngga niat becandaan sama lo."

"Kok becanda? Gue serius kok jawabnya."

Sandra berdesis sebal lalu berdiri, "terserah lo!" Kemudian akan melangkah pergi namun Rado menahan pergelangan tangan Sandra.

"Iya gue minta maaf kalau selama ini sering bercanda keterlaluan sama lo, tapi jujur yang tadi gue bilang itu ngga bercanda San."

Sandra menatap Rado, tidak ada ekspresi bahwa dirinya sedang bergurau saat ini.

"Gue yakin sebentar lagi lo bakal tertawa kalau gue sampai percaya sama ucapan lo tadi." Sandra akan melepas tangannya namun Rado tetap menahannya.

"Demi apapun gue serius Sandra! Gue suka sama lo! Memang salah gue karena buat lo menganggap apa yang gue bilang hanya candaan semata tapi kali ini gue bicara dengan sangat jujur karena gue ngga mau menyesal nantinya kalau gue sayang sama lo Sandra."

Sandra terkejut akan pernyataan Rado, sulit ia percaya jika Rado sedang menyatakan perasaannya dengan wajah yang serius saat ini mengingat bagaimana kelakuan Rado padanya selama ini.

"Gue ngga minta jawaban lo sekarang, tapi setidaknya gue udah ungkapin apa yang sebenarnya gue rasain ke lo San." Rado melepas pergelangan tangan Sandra lalu beranjak pergi kembali ke cottage.

Sandra masih terdiam di tempatnya menatap punggung Rado yang sudah menjauh.

Setelah Rado menghilang, Sandra memutuskan kembali ke cottage karena hari sudah hampir sore.

Sandra berjalan masuk ke dalam kamar lalu duduk di tepi tempat tidur. Ica dan Vika terlihat sibuk membereskan barang mereka sedangkan Sandra masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"San, satu jam lagi kita pulang ya, lo udah beresin barang lo?" Tanya Ica namun Sandra tak merespon.

"Woy San!"

Sandra tersentak kaget karena suara Vika yang cukup keras, "apaan?"

"Lha malah bengong, si Ica nanya lo udah beres-beres belom? Satu jam lagi kita balik nih!"

"Oh iya udah kok." Sandra berdiri kemudian memeriksa barang-barangnya yang sudah ia bereskan.

"Gue curiga tuh anak kesambet setan dugong Ca tadi di pantai." Bisik Vika pada Ica.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang