Part 24 - Penyerangan

1.9K 134 7
                                    

Pulang sekolah, Ica sengaja kembali melewati bagian kelas 10. Saat akan melewati kelas Silvi, seorang gadis menabrak Ica hingga terjatuh, namun Ica masih dapat menjaga keseimbangannya.

"Manda?" Ica membantu Manda untuk berdiri.

"Kamu kenapa buru-buru?"

"Ini kak aku mau kejar temenku, buku tugasnya ketinggalan, kan kasian besok dia kalau ngga kumpul tugas."

Ica melihat buku ditangan Manda. "Silvi?"

"Kakak kenal?"

"Y-Ya kenal sekilas sih, memangnya anaknya udah pulang?"

"Baru aja ke gerbang sih kak."

"Kamu ada piket kelas kan?"

Manda mengangguk.

"Ya udah sini kakak aja yang anterin, kakak tau orangnya kok, kamu lanjut piket aja."

"Ngga papa kak?"

"Engga."

"Ya udah," Manda memberikan buku tersebut pada Ica, "makasih ya kak!" lalu kembali masuk ke kelasnya.

Ica segera berjalan ke gerbang sekolah namun Silvi sudah naik ke mobilnya. Maka Ica segera berlari ke ruang parkir dan menjalankan mobil mengikuti Silvi. Tadi Ica mendapat laporan bahwa Reinhard kondisinya aman, tidak ada yang mencurigakan terjadi disekitar pria itu.

Sepanjang jalan Ica terus berpikir, apa perkiraan waktunya salah ya? Tapi menurut perhitungan gue sih seharusnya hari ini si peneror itu bergerak. Atau ada yang salah di sini?

Hari sudah cukup sore ketika Ica sampai di rumah Silvi. Mobil Silvi juga baru saja masuk ke halaman rumahnya. Gadis itu segera turun dan masuk ke dalam rumah.

Sebelum Ica mengembalikan buku milik Silvi, Ica menghubungi Carter terlebih dahulu untuk menanyakan apa yang ada dipikirannya saat ini.

"Mungkin memang si peneror belum akan muncul, tetap pantau saja gadis itu terus. Aku punya firasat tidak lama lagi peneror akan menunjukan dirinya."

"Oke."

Ica mengakhiri panggilan lalu kembali menjalankan mobil dan berhenti di depan gerbang rumah Silvi.

"Ada perlu apa ya?" Tanya Satpam penjaganya.

"Sore Pak, saya teman sekolahnya Silvi, mau ketemu Silvi, Silvinya ada ya Pak?"

"Teman sekolah?"

Ica mengangguk dan tersenyum.

Satpam itu memperhatikan seragam Ica dari balik pagar.

"Bapak ngga percaya banget sih." Ica mengambil dompetnya dari dalam mobil lalu menyerahkan kartu pelajarnya. "Sama kan pak nama sekolahnya dengan sekolah Silvi?"

Satpam itu masih ragu lalu menghubungi bagian pelayan rumah tangga di dalam.

"Oh maaf ya neng, ternyata neng ini ketua OSISnya di sekolah non Silvi toh. Ayo masuk neng udah ditunggu." Satpam itu mengembalikan kartu pelajar Ica.

Ica memanyunkan bibirnya, "ngga percaya sih." lalu masuk ke dalam mobil dan menjalankannya menuju halaman rumah Silvi.

Ica turun dari mobil membawa tas serta buku tugas milik Silvi yang tadi dititipkan Manda padanya.

"Lho kak Ica ada apa ke sini? Kok bisa tau rumah aku? Masuk dulu deh kak!" Silvi terlihat senang saat mengetahui Ica berkunjung ke rumahnya.

Ica langsung dipersilahkan duduk dan Silvi memanggil pelayannya untuk menyiapkan minuman buat Ica.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang