Part 5 - Keseleo

2.4K 153 19
                                    

Bus yang membawa rombongan murid-murid baru beserta panitia OSIS dan beberapa guru berhenti setelah tiba di tempat tujuan.

Seluruh panitia segera membagi tugas untuk mengatur para adik kelas mereka agar tetap tertib.

"Setiap kelompok bisa memasang tenda masing-masing sekarang." Ucap Vika usai mendata kembali semua peserta.

Beberapa panitia turut membantu terutama di bagian perempuan yang katanya sedikit kesusahan membangun tenda sekalian cari perhatian senior-senior termasuk Ken. Dirinya juga terpaksa membantu padahal menurutnya itu hal yang tidak terlalu sulit.

"Lo ngga kesel Ca?" Sandra menyenggol sedikit lengan Ica.

Ica yang sejak tadi sibuk membaca absen, langsung menoleh ke arah Sandra, "apaan?" Tanyanya bingung.

"Lo ngga kesel pacar lo di pedekate-in gitu sama adik kelas?"

Ica menoleh ke arah Ken yang tak jauh dari tempatnya sedang sibuk membantu membangun tenda para siswi kemudian kembali menatap Sandra, "Ken kan cuma bantuin aja, kenapa gue harus kesel?"

"Ica mah ngga bakal kesel kali San," Vika tiba-tiba muncul diantara Sandra dan Ica, "Ken itu niatnya cuma bantuin dan ngga bakal pengaruh sama aksi para junior yang sibuk tebar pesona ke dia makanya Ica ngga kesel."

Sandra memanyunkan bibirnya, "enak juga kalo dapet cowo kayak gitu ya, ngga mata keranjang, ngga kegoda sama yang gemes-gemes." Sandra bersidekap.

"Lo kesel San?"

Sandra menatap Vika bingung.

"Itu lo ngomel-ngomel ngomongin Rado ya? Iya kan? Pasti gara-gara Rado anggurin lo kan sejak turun dari Bus dan lebih milih bantuin dede gemes?" Vika menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Sandra.

Sandra semakin memanyunkan bibirnya, menatap tajam Vika, "coba bilang lagi Vik? Biar makin mantep gue tabok tuh bibir!"

Vika terkekeh melihat kekesalan Sandra, "kalo bukan kenapa harus marah coba?" Vika memeletkan sekilas lidahnya lalu kabur sebelum Sandra melemparkan sepatunya.

"Dari pada lo kesel-kesel, mending lo pantau deh pembangunan tendanya. Siapa tau lo nemu bronis pengganti Rado." Ica berjalan pergi dengan mata terus fokus pada lembaran kertas ditangannya.

Sandra berdesis kesal, "kenapa habis libur panjang malah pada ngga waras sih mereka ini?!!"

"Jangan manyun gitu, ntar pada salah paham."

Rado tiba-tiba muncul di samping Sandra membuat Sandra terlonjak kaget.

"Setan kremi! Bisa ngga gak pake acara ngagetin orang?!!" Sergah Sandra kesal.

Rado memamerkan cengirannya, "ratu cacing lagi kesel nih ceritanya? Kesepian yah gue tinggal?"

Sandra memasang wajah mualnya kemudian meninggalkan Rado.

👊👊👊

"Udah selesai bantuinnya?" Ica bertanya saat Ken sudah berdiri di depannya.

"Udah beres semua tendanya, gue juga udah minta mereka segera beres-beres dulu."

Ica mengangguk sekilas lalu memicingkan matanya menatap Ken, "tapi ngga cari kesempatan tebar pesona kan?"

Ken menatap Ica bingung kemudian terkekeh, "Ica sayang," Ken merangkul Ica, "pacar lo ini ngga perlu tebar pesona juga udah banyak yang ngefans."

Ica memutar sekilas bola matanya, "mulai deh."

"Tapi lo ngga perlu khawatir, kan yang gue liat cuma lo kok."

Ica menatap datar Ken, "jangan keseringan deket-deket Rado ya Ken, makin ketularan dia ntar lo."

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang