🛫 Awal

90.9K 4.8K 320
                                    

Saira pov.

"Ra, sepulang sekolah anterin gue yuk."

"Kemana?." tanya gue singkat.

"Ke bandara." gue pun mengerutkan kening gue bingung. Ke bandara? mau ngapain coba ke bandara?.

Mendongakkan kepala lalu menatap Nabila-- temen sekelas gue.

"Mau ngapain emangnya La?." tanya gue heran.

"Mau ngejemput adik sepupu gue dibandara. Si Beno. Anterin gue ya-ya?..." ucap Nabila memohon.

Gue pun memasang mimik muka yang seolah-olah sedang berpikir dengan keras.

"Hmmm... Gimana ya..."

"Ish, gak solid amat lu sama ce'es." kata si Nabila ngambek.

Sebenernya sih... Gue suka gak nyaman kalo ditempat yang banyak orangnya. Serasa jadi pusat perhatian aja gitu.

Gue pun menghela nafas gue dengan kasar sebelum berujar...

"Iya La iya..." jawab gue akhirnya.

***

-Di Bandara.

"La, sepupu lo dimana sih?." tanya gue gak sabaran.

Pasalnya ya... Kita itu udah nunggu lebih dari dua jam di kursi tunggu yang ada di Bandara ini. Kebayang kan sama bosennya yang naudzubillah ini. Terus lagi, sama keadaan kita berdua yang masih pake seragam SMA. Ishhh.

"Sebentar lagi deh kayaknya." kata si Nabila sembari melihat kearah jam yang ada di pergelangan tangannya.

Mendengar perkataan si Nabila barusan. Gue pun langsung cengkat dari kursi yang gue duduki.

"La, gue ke aer dulu ya... Bentar kok gak lama." ucap gue yang langsung diangguki oleh si Nabila. Sebenernya sih, gue cuman mau jalan-jalan aja, abisnya bosen sih. Ya gapapa lah ya jalan-jalannya cuman ke Toilet. Hehehe.

Setelah mendapat persetujuan dari si Nabila, gue pun berjalan kearah dimana toilet perempuan berada.

Udah setengah jam lebih gue ngelilingin nih Bandara, tapi kok toilet perempuan gak ketemu-ketemu ya?.

Gue pun berhenti melangkahkan kaki gue dan langsung mengedarkan pandangan gue ke seluruh penjuru arah.

Ini gue ada dibagian mananya ya?. Kok gue rasanya jauh banget sama tempat gue yang tadi.

Dengan gontai, gue pun berjalan menuju kursi yang terdapat di samping kiri gue.

To : Nabila
La, gue kesasar nih.

Send.

Gak lama abis itu, deringan ponsel pun terdengar.

Nabila is calling...

"Heh cunguk lo dimana sih?." gerutu si Nabila.

Gue pun menjauhkan ponsel dari telinga gue saat suara khas milik si Nabila itu terdengar.

"Ck, kalo gue tau, berarti itu namanya bukan kesasar begooo." jawab gue kesal dengan penuh penekanan.

"Abisnya sih elo, pake acara pengen ke aer segala." ucap si Nabila malas.

Mendengar perkataan si Nabila barusan, membuat gue berdecak sebal. Enak aja dia nyalah-nyalahin gue melulu.

Baru aja gue mau membuka mulut gue untuk membalas perkataan si Nabila barusan. Tiba-tiba aja, seorang laki-laki tampan dengan balutan seragam khas-nya melewati gue dengan se-cup kopi panas yang berada ditangan kanannya.

Marry Me Please Captain (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora