I'm Here.

6.8K 759 36
                                    

Sarden Sapling chapter Dua

Sarden Sapling chapter Dua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*
Anugerah terindah dari Tuhan adalah kesempatan dalam sebuah waktu yang terdapat aku dan kamu didalamnya.

*

Lihat, Mikoto! Sasuke-kun mulai berjalan!”

Mikoto terdengar berlari dari arah dapur ketika teriakan Mebuki terdengar. Napasnya tertahan saat langkah kaki kecil Sasuke mencoba bergerak selangkah demi selangkah.

“Ibu.” Ucap Sasuke tertawa, melebarkan tangan ketika tubuhnya hendak jatuh terhuyung, Mikoto cepat meraih tubuh kecil itu dan memeluknya penuh sayang. Ibu dengan dua orang putra itu tertawa lepas saat Sasuke memanggilnya lagi dan lagi.

“Anak ibu sudah besar ternyata.” Mikoto menciumi pipi gembil Sasuke, membuat anak itu tertawa geli didekapan ibunya.

“Ah…Mikoto. Anak-anak mu tampan semua. Saat aku mempunyai anak perempuan nanti, aku ingin menikahkannya dengan Itachi atau dengan Sasuke saat sudah dewasa.”

Mikoto berdiri, membantu Sasuke berjalan lagi dengan sebelah tangannya yang dijadikan gantungan oleh Sasuke. Mebuki ikut berjongkok di samping Sasuke dan ikut mencium pipi anak laki-laki tampan itu.

“Tentu saja, Mebuki. Aku akan senang hati menjadi besanmu.”

Keduanya saling menatap penuh arti, tak berselang lama keduanya tertawa akibat pembicaraan konyol mereka hari itu.

=======

Sakura duduk di sofa depan televisi yang menyala, matanya menatap kosong kearah siaran yang tengah memberitakan tentang detik-detik come back MIC lima belas menit lagi. Yah…Sakura tak terlalu tertarik dengan boyband sebenarnya, terutama MIC  yang dua diantara tujuh orang anggotanya sudah menemani Sakura selama delapan belas tahun hidupnya. Dia sudah bosan melihat Itachi dan Sasuke berkeliaran berkeliaran di depan matanya.

Namun hari ini berbeda, Sakura mau menonton acara kakaknya hanya karena satu alasan. Dia amat sangat merasa bersalah karena sudah merepotkan Sasuke, akibat dirinya yang selalu mengoceh tentang One Ok Rock, saat Sasuke mendapatkan tanda tangan mereka, tentu saja nalurinya sebagai seorang kakak ingin memberikan hal yang disukai adiknya secepat mungkin.

Padahal Sasuke bisa memberikan tanda tangan mereka setelah seluruh jadwalnya di Paris selesai. Namun Sakura tak habis pikir, alasan macam apa yang membuat Sasuke rela terbang dari Paris ke Jepang hanya untuk memberikan sebuah paper bag?

“Sakura.”

Suara lembut Mikoto membuat Sakura mengalihkan pikirannya. Memandang sang ibu yang sepertinya sudah siap untuk pergi ke suatu tempat.

Sarden Sapling [✔]Where stories live. Discover now