FOURTEEN~

292 18 1
                                    

Zhi terkejut bukan main, sudah jelas bahwa itu adalah mobilnya Aldi, dan sebentar lagi Aldi akan keluar dan melihat Zhi ada dirumahnya. Ini tidak bisa dibiarkan. Zhi bingung harus bagaimana, Aldi tidak boleh tahu kalau dia ada disini.

Zhi melihat ke arah Fathan dengan tatapan panik, dan cowok itu terlihat biasa aja.

"Zhi, lo gak papa kan?"tanya Fathan, yang melihat wajah Zhi tak seperti biasa.

Zhi meneguk ludahnya dengan susah payah, untuk ngomong ae susah, aing harus gimana neh?

"Fath--than.. gu--gue..--"ucapan Zhi terputus gegara denger suara pintu yang dibuka. "Gue ke toilet dulu Than!"ucap Zhi cepat, dengan terburu-buru Zhi segera pergi dari hadapan Fathan.

Fathan mengernyitkan dahi, ia tidak tahu kenapa dengan cewek itu, alhasil Fathan hanya geleng geleng pala.

Pintu pun terbuka, terlihatlah seorang lelaki berpakaian sekolah memasuki rumah itu, Fathan menoleh menatap Aldi yang baru saja masuk rumah. Begitu juga Aldi, menatap Fathan sebentar, lalu berlalu dari sana dan pergi ke kamarnya.

Zhi mengusap dadanya, berusaha mengontrol detak jantungnya yang berpacu kencang. Ia sekarang berada ditoilet. Gadis itu mendekatkan telinganya ke arah pintu. Ia tak mendengar apa-apa, hening.

"Kok gue gak denger apa-apa ya?"ucap Zhi sendiri.

●●●

"Ini diminum dulu.."ucap Keyza, sambil menaruh dua minuman di meja, dan duduk disamping suaminya.

Lora mengangguk sambil tersenyum.

Sekarang, orangtuanya Aldi sedang berada di rumah Zhi, entah angin apa yang membawa mereka kesana. Angin puting beliung kali ya?

Tak lama, Albert dan Lora pun meneguk minuman yang disediakan Keyza.

"Apa kabar Lora sama Mas Albert?"tanya Keyza berbasa-basi. Sedangkan Thanat hanya senyum senyum menatap calon besannya.

"Alhamdulillah, keadaan kami baik. Gimana dengan kalian?"tanya Lora balik bertanya.

"Kami juga baik. Oh iya, Aldi gimana?"tanya Keyza sambil memperbaiki duduknya.

"Ya begitulah, belum punya pacar dianya. Katanya dia pen punya pacar, giliran di kasih pacar malah ga mau. Sedeng tu anak."ucap Lora sambil membayangkan wajah ganteng anaknya.

"Sama, si Zhi juga begitu. Dia juga pen punya pacar, giliran di kasih yang bening malah sok ga mau. Dasar anak remaja jaman sekarang, banyak maunya."ucap Keyza mulai menceritakan anaknya.

"Iya, padahal dulu kita gak banyak milih, kita mah terima apa adanya aja, iya kan?"ucap Lora, ia membayangkan kisah percintaan saat SMA dulu. Sedangkan suaminya di samping menoleh ke arahnya, berarti aing apadanya dunk?-Albert

"Iya, dulu kita mah gak liat tampang, asal dompet tebel langsung di embat ye gak?"ucap Keyza, suaminya di samping pun ikut menoleh, ini si honey nerima cuma gegara dompet aing tebel?-Thanat.

"Iyaa, kalo di bayangin lucu juga ya. Gak nyangka kalo kita dulunya matre juga."timpal Lora sambil senyum senyum. Dia tidak melihat bagaimana ekspresi sang suami sekarang, hm kalau di definisikan cem suami yang ternistaskan! Jan ngakak, kasian!

"Haha, iya.. kita mah kalo liat yang tebel langsung ngeh ye kan, hm apalage waktu kita PDKT an ama si Bambwang, wajahnya kan ancur kek kapal pecah, tapi dompet tebel, kita jabanin ye kan?"ucap Keyza, wanita itu membayangkan bagaimana wajah mantannya dan juga mantan Lora, temannya.

JONESΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα