Bab 11

40 4 0
                                    

Keesokkan harinya semuanya pun sudah terbangun dan siap-siap.

Terkecuali Arya dia tidur kembali setelah sholat shubuh tadi.

"BANGUNNNN!!!" teriak Rommy dan Faro didepan wajahnya Arya.

"Aduhhhh berisik tau kalian mah."

"Abisnya kamu kebo sih Ya hahaha," ejek Faro sambil tertawa lepas.

"Aduhhh udah, udah gak enak tuh sama bu Marni sekarang kamu cepet sana mandi Ya udah gitu sarapan," titah Sarah.

"Iyah, iyah minggir kalian," ketus Arya pada Rommy dan Faro yang sedang berada didepannya.

"Weisssss santai dongg."

"Rommy udah dehhh."

"Hehehe iyah, iyah Ra."

Arya pun akhirnya sudah mandi dan sarapan kini Rommy dan yang lainnya pun sedang sibuk berbenah.

"Untung aja dimobil ada barang-baranf kita yang gak dibawa kedalem villa jadi ada baju ganti deh."

"Iyah yah."

"Oh iyah sekarang kita harus ke villa lagi bawa barang-barang kita yang masih ada disana gak mungkin dong kita tinggal gitu aja."

"Iyah."

"Oh iyah Rom Pak Surya gimana? Mau ke villa sekarang? Ini udah jam 9 lebih lho gak mungkin kita nyampe di villa tepat jam 10."

"Oh iyah Pak Surya, bentar aku telpon dia dulu yah," kata Rommy sambil menepuk dahinya.

"Eh ada chat dari Pak Surya."

Assakamu'alaikum Rommy saya akan ke villa pada pukul setengah tiga sore saja soalnya saya ada urusan mendadak terimakasih.

"Guys!" panggil Rommy pada sahabat-sahabatnya.

"Iyah Rom?"

"Tadi aku dapet chat dari Pak Surya katanya dia kevillanya jam setengah tiga sore aja soalnya ada urusan mendadak."

"Ohhh oke dehhh."

"Oh iyah bu, Ibu hari ini akan pulang pagi kan tapi Pak Retno nya mana?"tanya Zahra.

"Iyah neng mungkin Pak Retno teh lagi dijalan."

"Biar saya telpon yah, ibu punya nomornya Pak Retno enggak?"

"Oh ada neng ini."

"Biar saya telpon dulu yah."

"Assalamu'alaikum hallo ini teh siapa yah?" tanya Pak Retno dari telpon.

"Wa'alaikumssalam Pak ini teh Saya Ratmi."

"Oh Ratmi iyah ada apa Mi?"

"Bapak teh mau jemput ibu saya teh jam berapa yah?"

"Ohhh kayaknya teh sorean Ratmi soalnya ini masih harus ada yang dibenerin mobilnya."

"Oh iyah atuh makasih yah Pak Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumssalam."

Ratmi pun mematikan telponnya dan mengembalikan ponselnya ke Zahra.

"Ini teh hp nya."

"Oh iyah, eh Mi gimana kata Pak Retno?"

"Dia teh jadi jemputnya teh sorean Teh."

"Oh kalo gitu bareng aja perginya sama kita," kata Rommy.

Saat semuanya sedang bersantai Thurfah baru ingat bahwa dia akan menemui Hamid di kantin.

"Oh iyah cowok itu, Sar anter yuk!" ajak Thurfah sambil menyenggol tangannya Sarah dengan sikutnya.

"Anter kemana?"

"tu lho ketemu sama cowok itu."

Mendengar Thurfah menyebutkan kata cowok Faro pun langsung berdiri dari tempat duduknya lalu berkata, "Cowok siapa Fah?"

"Itu lho cowok yang aku liat divilla waktu itu."

"Sama aku aja."

"Hah?"

"Iyah sama Faro aja gih aku lagi mager," timpal Sarah.

"Hmm iyah deh yak udah yuk Far."

Faro dan Thurfah pun turun kelantai bawah menuju kantin RS.
Sesampainya di kantin Thurfah pun menelpon Hamid.

"Bentar yah aku telpon dulu dianya."

"Telpon? Hm kayaknya kalian udah akrab yah pasti."

Faro itu suka sama Thurfah jadi wajar kalo dia cemburu liat Thurfah deket sama cowok lain.

"Liih apan si Far," balas Thurfah sambil menekan-nekan nomor-nomor yang ada di ponselnya.

Kringgggg.....kring.......

"Siapa ni yang nelpon nomornya gak dikenal huhhh angkat aja deh," kata Hamid sambil mendekatkan ponselnya ketelinganya.

"Iyah hallo siapa yah?"

"Ini aku Thurfah."

"Oh cewek yang kemarin ngejar-ngejar aku mulu," balas Hamid sambil terkekeh.

"Idih apaan sih cepet kamu ke kantin aku udah ada di kantin nih."

"Iyah, iyah bentar otw."

"Gercep!"

Setelah itu Thurfah pun mematikan telponnya.

"Kenapa kamu Far?" tanya Thurfah ke Faro karena ia melihat raut wajah Faro yang berubah.

Faro pun hanya menggeleng.

"Huhhhh yak udah kalo gak mau jawab," Thurfah pun mendelik.

Tak lama kemudian Hamid pun datang dan melambaikan tangannya ke Thurfah dari kejauhan dan saat sudah berada dikantin Hamid pun menyapa Thurfah.

"Pagi Thurfah!"

"Pagi juga," balas Thurfah sambil tersenyum kecil.

"Jadi kamu bener mau ketemu papah aku?"

"Iyah."

"Ketemu papah? Buat apa Fah?" tanya Faro tiba-tiba membuat Hamid menaikkan satu alisnya.

"Maaf kamu siapa yah?" tanya Hamid ke Faro.

"Oh kenalin Mid dia Faro temen aku."

"Oh temen," ucap Hamid sambil tersenyum miring.

"Kenalin aku Hamid," kata Hamid sambil menjulurkan tangannya pada Faro.

"Faro," balas Faro tanpa melihat ke arah Hamid, Hamid pun mengepalkan tangannya lalu menarik kembali tangannya.

"Yak udah yuk jangan buang-buang waktu oke."

"Iyah yak udah yuk."

Faro, Thurfah, dan Hamid pun berjalan menuju kamar inapnya papahnya Hamid yang berada di lorong satu lantai bawah.

Dan akhirnya mereka pun berhenti didepan sebuah pintu yang terdapat sebuah tempelan nomor 21.

"Nah ini kamar papah ku yu masuk."

Saat Thurfah mau melangkahkan kakinya tiba-tiba Thurfah berhenti dan menengok kesebelah kanan.

"Fah kok berhenti?" tanya Hamid sambil melihat kearah Thurfah lalu menengok ke sebelah kanan juga.

"Fahhhh?"

"Eh iyah?"

"Gak kok yu masuk," ajak Hamid sambil membukakan pintunya lalu mempersilakan Faro dan Thurfah masuk.

🎃🎃🎃

Ajiah Faro cembokur ges😂

Kalo mau lanjut vomment dulu dong cintah🖖

3BFF The Detectetif (Misteri Vila Angker) | ENDWhere stories live. Discover now