Part 27 - Another Love is Gone, Again

897 141 16
                                    

"Mas Al, sori banget deh, tapi saya nggak bisa terima mobilnya Mas Al." Yuki meletakan kunci mobil itu di atas meja kerja Al setelah dia duduk di kursi yang berhadapan dengan laki-laki itu. Membuat Al yang sedang menulis jadi terpaksa menghentikan apa yang dia lakukan. Al pun melepas kaca mata bacanya dan menatap Yuki.

"Kenapa emangnya?"

"Ya nggak kenapa-kenapa. Saya nggak mau aja. Apa kata orang coba Mas, masa saya dikasih bos saya mobil gitu padahal kerja juga belum setahun. Enggak deh, makasih."

"Tapi kan gue kasih lo mobil itu biar lo kemana-mana nggak perlu pake ojek lagi. Nggak kapok apa lo udah jatoh dua kali dari motor? Lagian kalau lo pake mobil kan selain lebih aman juga bisa bantu lo lebih irit karena nggak perlu keluarin uang lagi buat ongkos. Ya kan?"

"Irit apaan? Mas, itu mobil yang Mas kasih ke saya itu mobil mewah, isi bensinnya harus pake pertamax. Dan sekali isi bisa abis ratusan ribu. Bisa-bisa uang saya yang harusnya irit malah abis di bensin, Mas."

Al mulai mikir. Ucapan Yuki ada benarnya. Mungkin memang kalau dia kasih mobil itu Yuki pasti akan kewalahan juga untuk isi bensinnya. "Iya juga, sih. Cuma itu doang Yuk mobil gue di rumah yang nganggur. Atau lo mau gue beliin mobil baru aja? Lo mau mobil apa? Biar gue yang ajuin nanti ke dealernya."

"Astaga, astaga, Mas. Buset deh. Mas tuh mau kasih saya mobil apa kacang goreng, sih? Enggak, enggak. Saya nggak mau mobil Mas, apalagi dibeliin mobil baru sama Mas Al. Titik!"

"Loh, terus lo maunya apa?"

"Ya saya nggak mau apa-apa. Masalah kendaraan, saya juga bisa kali mikirin itu sendiri. Mas Al nggak usah ikutan repot mikirin saya. Lagian, Mas, saya itu juga kerja sama Mas Al sebentar lagi. Paling sisa dua bulan. Terus kalau sampe saya terima-terima apa aja dari Mas Al apalagi mobil tuh, nanti kalau saya udah nggak kerja lagi sama Mas Al, itu barang nasibnya gimana?"

Al mendadak tertegun ketika Yuki mengucapkan sisa waktu kerjanya dan juga perjanjian kontraknya dengan Al yang ternyata sudah sisa dua bulan lagi. Empat bulan terasa amat cepat. Di awal perjanjian mereka, Al selalu ingin bulan Desember segera datang. Tapi kini, ketika segalanya sudah berjalan dan akhirnya dia jatuh hati pada gadis ini, Al justru rasanya ingin sekali menukar segalanya agar waktu bisa berhenti. Dia ingin terus bersama Yuki. Karena bersama Yuki, segalanya jadi lebih baik untuk Al. Seandainya saja itu bisa terjadi.

"Mas, Mas Al, kok bengong, sih?" panggil Yuki ketika melihat Al tiba-tiba terdiam sendiri. Tapi ketika Yuki memanggilnya, Al langsung menggeleng.

"Enggak. Gue nggak bengong. Yaudah kalau lo nggak mau mobilnya, lo taro aja kuncinya disitu. Gue cuma pengen nolongin, cuma kalau lo nggak berkenan, ya udah nggak pa-pa."

Yuki pun akhirnya menghela nafas lega, tapi dia kembali melihat Al dengan ekspresi bersalah. "Mas, bukannya saya nggak mau ditolongin sama Mas. Cuma kalau cara nolonginnya kayak begini juga saya nggak bisa dan nggak pantes menerima. Saya cuma karyawan Mas, cuma asisten serabutan, udah gitu saya juga kerja belum ada setahun. Kan nggak mungkin saya terima mobil itu, Mas. Belum ada sejarahnya karyawan baru kerja berapa bulan udah dikasih mobil mewah. Makanya saya nggak bisa terima. Tapi saya makasiih banget karena Mas udah care sama saya. Jadi sekali lagi maaf ya, Mas."

Akhirnya Al tersenyum. "Iya. Gue ngerti, kok. Gue juga deh yang kayaknya berlebihan. Tapi untuk keselamatan lo, gue serius, Yuk. Gue pengen lo mulai sekarang kalau ke rumah gue harus pakai taksi atau Grab. Jangan pakai motor biarpun lo lagi kepepet atau apapun, nggak boleh. Kalau emang lo tetep maksain pake motor, terpaksa lo gue anter jemput."

"Ih, apaan sih, Mas?" balas Yuki malu-malu. Gertakan manis Al membuat Yuki kembali terperangah. Pipinya kembali memerah dan jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Kali ini ancaman Al justru membuat Yuki ingin tersenyum, tapi buru-buru dia mengulum bibirnya agar menyembunyikan senyumannya itu.

Bridegroom(S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang