Part 12 - Something to Realize

1K 189 21
                                    

Kamis malam ini, sepulangnya Yuki dari menggantikan Al untuk meeting di salah satu rumah produksi yang akan menerbitkan salah satu novel Al lagi bersama Gika, Hito mengajak Yuki untuk bertemu di Kota Kasablanka. Hari ini entah kenapa Al tidak ada menelepon, dia tadi pagi cuma WA kalau dia tidak bisa ikut meeting dan Yuki dia perintahkan untuk menggantikannya dan nanti melaporkan isi meeting kepada Al. Tapi sampai sekarang dia tidak ada telepon atau hubungi Yuki lagi. Mungkin dia lagi sibuk nulis dan nggak mau diganggu. Makanya Yuki jadi punya waktu kosong dan menerima ajakan Hito untuk pergi bersamanya.

Dan sekarang, Yuki dan Hito sudah ada di Kota Kasablanka, dan sudah berputar-putar ke banyak store sampai tentengan belanjaan di tangan keduanya banyak banget. Sebenarnya, tujuan mereka disini adalah untuk mencari barang yang akan mereka bawa ke Malang besok untuk Mamanya Yuki, adiknya, juga Nenek dan Kakeknya Yuki. Ini semua sebetulnya ide Hito. Awalnya Yuki bilang kalau mereka nggak perlu bawa apa-apa ke Malang, karena mereka toh sudah kenal lama dan Hito tidak perlu memberikan apa-apa pada Mamanya Yuki supaya Mamanya Yuki bisa suka padanya. Selain itu juga ini belum lamaran formal, masih cuma pinangan pribadi yang Hito lakukan langsung kedepan Mamanya Yuki. Jadi kayaknya belum perlu ada seserahan apa-apa juga.

Tapi Hito tetaplah Hito. Dia ngotot dia harus bawa sesuatu untuk Mamanya Yuki dengan tujuan agar Mamanya Yuki percaya kalau Hito benar-benar serius melamar anaknya. Jadi ya mau gimana lagi, Yuki Cuma bisa iya-iya aja akhirnya dan nurut untuk ikut Hito ke Kota Kasablanka. Dan sekarang, mereka sedang ada di Braun Buffel store. Melihat berbagai tas untuk Mamanya Yuki.

"Kayaknya kamu nggak perlu beliin Mama barang-barang mahal yang kayak gini deh, To. Beliin makanan aja mereka pasti udah seneng banget. Nggak usah barang kayak gini," ucap Yuki pada Hito yang sedang membalas pesan di iPhone-nya.

"Kenapa memangnya, Sayang? Kan aku pengen nyenengin Mama kamu juga. Nggak pa-pa lah, Yuk. Kamu pilih aja, yang mana yang menurut kamu Mama kamu pasti mau, terus bilang aja ke aku, ya. Yang mana aja."

Yuki menghela nafas panjang-panjang saat Hito yang akhir-akhir ini sudah mulai memanggilnya dengan kata 'Sayang', dan setelah itu Hito kemudian balik badan dan menerima telepon dari client-client-nya. Dia betul-betul tidak enak dengan bagaimana Hito memperlakukannya juga keluarganya. Itu karena Yuki merasa dia tidak akan mampu mebalas apa yang sudah Hito lakukan padanya nanti. Dia lalu menggaruk kepalanya frustasi. Hito tadi pagi baru aja bilang sama dia tentang rencananya mengajak Yuki ke Malang bersama Mamanya untuk bertemu dengan Mamanya Yuki dan melamar Yuki secara resmi pada Mamanya. Sebetulnya itu sudah rencana dari jauh-jauh hari, tapi karena kesibukan Yuki yang parah, Yuki jadi baru ingat kalau memang mereka punya janji dengan Hito untuk berangkat ke Malang bersama. Dan ternyata kebetulan Hito bisa cuti Jumat besok, jadi kebetulan bisa, Hito memutuskan untuk mengajak Yuki langsung ke Malang secara mendadak.

Saat Yuki sedang memilih-milih Ponsel Yuki berdering. Pas banget entah kebetulan atau apa, nama Mamanya muncul di layar telepon. Yuki mengehela nafas sekali lagi sebelum akhirnya dia menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo, Ma," sapa Yuki pada Mamanya.

"Halo, Teh. Lagi dimana?"

"Lagi jalan ke Kokas sama Hito, Mam. Kenapa?"

"Wah, kebetulan Mama juga mau nanya itu. Barusan Mamanya Hito telepon Mama, bilang kalau dia mau ke Malang sama kalian berdua buat acara pinangan Sabtu besok. Beneran itu?"

"Iya, Ma. Sabtu besok emang mau kesana. Bisa kan, Ma? Soalnya Mamanya Hito udah ngajak-ngajak terus. Aku juga nggak bisa nolak."

"Ya nggak pa-pa, sih. Mama sih seneng-seneng aja. Yang Mama mau tanya, kamunya gimana? Seneng, nggak?" pertanyaan Mamanya membuat Yuki sontak terkejut. Kok bisa Mamanya nanya seperti itu.

Bridegroom(S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang