24. Dia sebenarnya...

146 12 2
                                    

"Aku" sebagai Morenz Lakanza Gharmon.

Maksud hati ku datang ke rumah sakit Pedika Aulia Rahmah, hanya untuk bertemu dr. Alfin.

Aku hanya mengatakan bahwa aku tidak bisa membahagiakan Adzkiya, sebagaimana yang aku janjikan padanya.

Namun sesuatu hal yang tak terduga terjadi. Saat ku menemukan sebuah buku kecil terletak di atas mejanya.

Dia berbohong pada ku. dia pembohong besar!

Dear : Diary

Gadis itu, selalu menjadi bayangan saat kesorangan ku

Aku mengenalnya sebagai seorang yang sok tahu tentang jantung
Sebenarnya dia sendiri tidak tahu sifat jantung ku,
Padahal bila ku dekat dengannya, jantung ku berdetak kencang, layaknya seperti nge-Gym hingga membuat pelipis ku basah sepanjang hari

Dia seperti dara yang bertebaran di taman,
Lincah manja nya selalu membuat ku tak bisa tidur.
Celoteh nya membuat ku merasa terhibur

Gadis manis itu, seakan membuat ku tak beralasan untuk jutek padanya

Bagaimana tidak,
Dia seperti burung gagak
Jika diabaikan malah galak

Caranya yang selalu menggemaskan, dan kadang juga membuat ku sangat jengkel.

Kalimat nya yang sangat ku hafal

"Kak, kenapa diam?"

"Tu kan diam lagi...
Orang ini yang ngomong"

Bahkan jika aku udah ngerespon pun... masih juga marah,

"Dari tadi aku ngomong, kemana aja? Baru ngerespon."

"Dasar. Ni anak mau nya apa sih?" pikir ku saat itu

Dan ekspresi nya yang sangat jelek jika ku acuhkan

Dan jingkrak riangnya saat ajakannya aku respon dengan kata "Iya"

Namun itu lah yang membuat ku terus memikirkannya, membuat ku semakin suka kepada nya

Bodoh nya aku,
Mengetahui dia menyukai ku
Sadar akan dia mencintai ku
Namun,
Tak ku gunakan kesempatan itu untuk menjadikan dia kekasih ku

Salah.

Cara ku melamar nya sangat salah. Bahkan salah sekali.
Bagaimana dia tidak Shock...
Aku memberikan cara yang aneh.
Melamar nya secara tiba-tiba.
Itulah kesalahan terbesar ku

Namun bagaimana Adzkiya?

Ummi Abi ku, akan menjodohkan diriku dengan orang lain

Sementara hati ku ada bersamamu

Kenapa kau ragu menerima lamaran ku waktu itu?
Padahal kau sadar, bahwa aku sangat serius.

AdzKiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang