7. Feminin

180 15 2
                                    

Di kamar kost-anku, aku memandangi diriku sendiri di dalam cermin. Aku mempersiapkan semuanya dari tadi sore hanya untuk menunggu jam 7.

"Mmh... sepertinya lipstick aku agak kurang, bukan-bukan, blush on ku yang agak menor." Aku pun langsung memperbaiki tampilan wajah ku, dengan menambah bedak sedikit lagi.

Oh ya, aku lupa. Eyeliner aku dimana? Oh dalam tas ku. Ya ampun, hampir aja lupa.

Aku pun segera mengambilnya dalam tas ku.

Ketika aku sedang memakai eyeliner, aku mendengar suara getar, lama-lama berdering.

"Ha? Ponsel ku, ada yang nelpon."

Aku pun sudah kepanikan mencari sumber suara itu. Aku ingat sesuatu. Waktu.

"Udah jam berapa nih? Oh tidak jam 7.05. dia pasti sudah nunggu di depan rumah. Aduh... aku belum selesai."

Aku pun langsung menjawab panggilan tersebut, ternyata benar yang menelpon adalah Dia.

"Halo, kak!" jawabku langsung tanpa basa-basi

"Kamu di mana? Aku sudah di depan rumah mu? Lihat lah kebawah."

Tanpa menjawab sepatah kata pun aku segera berlarian melihat ke jendela. Ternyata dia sudah berada disana.

"I..i...iya kak. Aku turun." Jawab ku tergesa-gesa.

Dengan secepat kilat aku meraih tas ku dan memasang sepatu yang sedari tadi sudah aku persiapkan. Aku langsung menuruni tangga demi tangga, dan meminta izin keluar sama teman se-kosan sambil berteriak...

"Kak Melly..., Kiya keluar dulu , ya kak. Bye sampai jumpa."

Tentu saja dia kaget melihatku begitu terburu-buru.

"Mau kemana? Jam berapa pulang?" Tanya nya tanpa ku acuhkan.

Mungkin dia bilang "Dasar anak ini..."

Yah biar lah. Udah telat.

Sesampai di luar aku pun melihatnya sedang menunggu, dengan posisi setengah menyandar di mobil sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tadi bilang nya sebelum jam 7 sudah berdiri di luar."

Tuturnya seperti menyepelekan kejujuran ku.

"Iya, tadi kan sholat maghrib dulu. Makanya sedikit lama kan aku ulang make-up lagi. soalnya sudah hilang pas cuci muka."

Dia pun tertawa mendengar penjelasan ku. Iya-iya lah. Dasar bego. Bukannya dianggap jujur tapi dianggap sangat polos. Aneh nya, kenapa aku bilang make-up lagi.

"jadi, kamu udah make-up dua kali?" Tanya nya melotot.

Aku baru sadar dengan kata ku yang barusan.

"A... maksud nya..." aku benar-benar kehilangan kata-kata karena saking malunya."

"Ya sudah ya sudah, kita pergi. Eh, Tunggu! kamu lagi sakit?"

"Ha? Kenapa kak? Enggak kok." Tanyaku heran.

Dia mengatakan aku sakit. Ya enggak lah, aku kan sehat-sehat saja. Lagian kalaupun aku sakit sudah tentu kalau bareng dia langsung sembuh.

"Itu... mata kamu kenapa? Kok tebal sebelah?" Tanya dia.

Aku pun langsung heran. Apa sih maksud pertanyaan si Dokter ini. aku pun melihat di kaca spion mobilnya. Eps, seketika aku sadar,

"Oh tidak. Aku lupa!

Eyeliner ku baru sebelah. Yaampun... kenapa aku jadi lupa sebelah lagi. ini karena buru-buru."

"Hahahaha-hahahaha....hahaha. kenapa? Kurang rata?"

AdzKiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang