13. Dingin

143 10 3
                                    

Jakarta, kini kami tinggal disini. Aku nggak nyangka saja, akan seperti ini dimana aku, kak Ira dan bocil aliyas keponakan ku Fahima bakalan jadi warga kota ini.

Meskipun kami harus meninggalkan kenangan indah yang bertahun-tahun lamanya di Surabaya, tapi nostalgianya tak akan pernah kami lupakan.

Hampir dua minggu aku libur gara-gara mengurus surat pindah kewargaan kami di Jakarta, bukan lagi Surabaya. Untung aja sih Dir. Zhon sudah mengizinkan ku selama mengurus itu semua.

Alhamdulillah, semuanya lancar. Tidak ada pulang kampung, tidak ada rindu keluarga karena kita sudah tinggal menetap disini.

*****

Seperti biasanya, aku menaiki trans Jakarta, karena kontrakan ku nggak jauh-jauh amat dari kost-an ku. Entah mengapa aku masih ingin berada didaerah disini. Kenapa enggak ku ambil dekat rumah sakit tempat aku bekerja gitu.... atau dekat rumah nya dr. Alfin. Hahaha, flashback lagikan.

Kalau dekat rumah sakit, takutnya karena terlalu dekat susah nanti cari alasan libur, tapi kalau dekat rumah nya si Dokter itu, takut Gagal Move On nanti.

Udah donk Kiya, ngapain sih masih mikirin si Dokter itu, dia aja gak ada persaan apa-apa sama loe. Iya iya benar. Lupain dia itu cara terbaik, toh kalau jodoh tak akan kemana.

Akhirnya aku sampai di R.S PAR, meskipun ini tempat kerja aku dinas setiap hari tapi libur 10 hari bikin aku agak canggung untuk memulai hari ini.

Huufth... santai Kiya santai... kamu pasti bisa!
Aku berharap yang pertama kali aku lihat adalah teman aku, Ryana. Tapi sudah melewati lobi dan mencheck tempat reseptionis nggak ada. Kemana tu anak? Atau jangan-jangan dia libur lagi. Aduuh, kalau aku bertemu dr.Alfin gimana ya. Pasti aku nervous banget.

Pas aku jalan melewati lorong III eh tiba-tiba aja aku bertebrakan dengan Daffa. Ya ampun... kaget aku.

"Daffaaa...
loe kalau jalan pake mata gak sih?"
Teriak ku padanya. Biarpun dengan nada keras tapi teriakan ku tak menyakitkan hati kok.

"Eh loe mblo, kemana aja loe baru nongol sekarang?"
Kata nya menyambutku.

Meskipun ni anak sedikit garing, tapi lumayan lah cara nya hari ini cukup membuat ku sedikit lebih enjoy dibandingkan saat baru datang.

"Loe tau nggak, semenjak loe nggak ada disini begitu banyak perubahan yang terjadi di rumah sakit ini." Lanjutnya

Penjelasan singkat yang bikin aku jadi penasaran banget nih. Kadang bisa dipercaya kadang enggak, karena ni anak suka berlebih-lebihan dalam bercerita.

"Perubahan apa? Loe dapat pacar baru atau loe baru nembak cewe kemaren atau loe jadian sama anak nya pak direktur?"

"Ya elah loe, sembarang jambret aja loe. Loe orang nya sok tau an banget."

"Iya-iya, sorry donk, woi... Makanya to the point aja. Apaan emang?"

"Yang pertama, dua hari loe pergi, Dir. Zhon pergi ke Singapura."

"Dari dulu si Direktur kerjaanya keliling dunia melulu'."

"Gue belum selesai ngomong kali' yang info pentingnya, dr.Alfin bakalan di utus jadi wakil pak Direktur, selama beliau pergi. Aliyas kaki tangannya Dir. Zhon. Jadi kalau loe macam-macam kerja disini bukan hanya Dir. Zhon yang bisa memecat loe, tapi dr. Alfin sendiri juga bisa melakukannya."

"Ha? Apa? Kok bisa?"

"Ya iya lah."

"Terus info lain yang loe tau apa?."

"Hmm... untuk sekarang Cuma itu aja."

"Ihh... dasar loe ya. Tadi katanya banyak. Cuma kabar si dokter doang."

"Iya kali' kalau nggak gitu, loe mana mau dengerin gue."

"Eeh... dasar. Udah ah gue kerja dulu. Kangen gue."

"Sama siapa?"

Ni anak masih nanya juga. Dasar polos cap o'on

"Ya sama kantor gue lah. Enggak mungkin sama loe."

Jawab aku yang sok ketus sama dia.

"Oh iya-iya."

*****

Saat ku hendak memasuki ruangan ku, tanpa sengaja aku bertemu si Dokter itu. Ya Ampuun... Nggak sengaja aku bertatap pandang dengan nya.

Benar-benar bikin aku gerogi banget. Mungkin lebih tepatnya kayak orang bego'. Apa ini yang dinamkan salting?

Tatapannya... ya Allah, kenapa deg-deg-an hari ini lain ya. Tapi dia kok nggak ngomong apapun. Nyapa gitu, baca salam, atau mendehem... tapi malah bertingkah seakan bertemu bidadari aja. Emang iya sih aku cantik, nasib aja yang jomblo. Pikir ku dalam hati.

"Hai!"

Oh My God. Sepatah kata dari dia. Alhamdulillah, akhirnya yang ditunggu kesampaian juga. Dari tadi kek!

" Iya kak."
Jawab ku sumringah.

"Selamat bekerja. Besok ada pasien yang mau operasi jantung. Tolong siapin berkasnya. Oh iya sebagian dokumen nya udah selesai, ada di ruangan saya, nanti saya antar keruangan kamu.

"Oh, i-iya kak."

Tumben dia berbicara se profesional itu sama aku. Apa jangan-jangan dia udah malas sama aku, gara-gara dulu aku pernah.... Huft, entah lah.

Memasukin ruangan, aku pun masih terngiang cara dia berbicara kepada ku tadi. Seperti putri salju, jutek dan dingin. Yang biasanya suka candain aku, bilang aku berisik, rewel kayak bayi tapi... kok sekarang aneh gini rasanya. Penuh nuansa yang berbeda. Seperti pertama mengenalnya.

Apa mungkin sifat aku yang kekanak-kanakan ini ya, membuat ku jadi merasa biasa saja. Padahal selama ini dia mulai dingin padaku.
Apa selama ini yang kurasa hanya sekedar rasa suka dan kagum, bukan cinta. Kalau iya aku cinta dia, kenapa ketika dia melamar ku, aku malah menolak dia. Aku lebih mementingkan karir. Padahal kan aku suka sama dia. Kalau dia melamar orang lain bagaimana donk? Kenapa aku baru kepikiran itu sekarang? Oh enggak... enggak mungkin. Aku harus bilang yang sebenarnya bahwa aku suka sama dia. Aku mau menerima lamarannya. Iya, aku harus bilang yang sebenarnya.

Ketika ku hendak membuka pintu, tiba-tiba saja aku memikirkan... "Enggak, jangan sekarang. Aku kan mau melakukan operasi pada pasien, iya jika dia masih suka, kalau enggak...hm, lain kali aja lah aku bilang bahwa aku mau jadi istrinya..." pikir ku dalam ruangan sunyi itu.

Dalam senyuman dan lamunan ku, aku tidak bisa membayangi lagi jika aku menjadi pendamping hidupnya. Oh my Baby, will be my husband... hahaha..." bisik hati ku yang menggegebu.



Helloo readers setia Kiyalfin,

Semoga cerita kali ini tidak membosan kan ya, karena akan ada cerita yang lebih menarik setelah ini.

Jangan lupa vote dan komen nya ya

Thank you😋

AdzKiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang