14. Makassar

Mulai dari awal
                                    

"Sama." jawab Naya setengah berbisik.

"Bukan pacarmu kan?" tanyanya lagi, yang Naya jawab dengan gelengan.


Acara dimulai dengan santai, diawali dengan kata sambutan dari ketua panitia. Membahas tentang pertemuan ini bukan hanya sekedar untuk membawa organisasi menjadi jauh lebih baik lagi, namun juga menjadi wadah bagi semua anggotanya untuk saling berinteraksi dan menjalin relasi.

Naya hanya manggut-manggut mendengar kata sambutan tersebut.

"Klasik." batinnya. Semua kata sambutan memang selalu disampaikan dengan kalimat-kalimat seperti itu.


Setelah orang-orang yang memiliki kepentingan yang sangat dengan organisasi ini menyampaikan kata sambutan, MC kembali mengambil alih acara.

Dengan mic di tangan kanannya, MC tersebut berkata bahwa acara selanjutnya adalah penampilan dari perwakilan masing-masing universitas.


Naya dan Jaehyun sontak saling melihat dari jarak yang cukup jauh. Keduanya bingung karna mereka ngga mendapatkan briefing mengenai hal tersebut.

Selidik demi selidik, ternyata penampilan perwakilan universitas itu diadakan secara spontan—bukan bagian dari rundown yang sudah disusun sedemikian rupa.


Naya masih santai mengobrol dengan Tari dan beberapa anak perempuan lainnya ketika Jaehyun datang menghampiri.



"Hayoloh disuruh maju ngasih penampilan." Katanya sambil mengambil tempat di sebelah kanan Naya.

"Lo aja sana maju." Kata Naya.

"Ih ngga mau, harus ngapain gue didepan?" Tanyanya lagi sambil memperlihatkan ekspresi panik.

"Lo berdiri doang didepan juga orang-orang udah pada seneng liatnya. Ngga usah ngapa-ngapain."



Tepat saat Naya selesai berbicara, nama kampus mereka dipanggil oleh MC, membuat keduanya saling dorong-dorongan.

Satu sisi lain yang Naya temukan di diri Jaehyun, ternyata dia tega juga ngedorong perempuan—walaupun pelan ngga pake tenaga.



Akhirnya Jaehyun mengalah. Dia berdiri sambil sesekali melihat ke arah Naya. "Temenin." katanya.

Tapi Naya tetap bersikeras duduk di tempatnya. Selain pemalu, Naya juga demam panggung. Dan lagi, Naya ngga memiliki talenta apapun untuk ditunjukan.



Dengan tepuk tangan yang meriah, Jaehyun mulai duduk di tempat yang sudah disediakan panitia, dan mengambil gitar akustik yang tiba-tiba diberikan oleh MC.

"Duh, saya ngga jago main gitar." Katanya didepan microphone.

Hanya satu kalimat. Tapi langsung menuai tawa dan sorak sorai dari semua manusia di seisi lapangan.



Apa Naya bilang. Jaehyun itu ngga perlu ngapa-ngapain, dia berdiri atau duduk doang didepanpun udah bikin orang-orang seneng.



Setelah menyesuaikan posisi gitar diatas pangkuannya, juga menyetel mic agar posisinya pas dihadapan bibirnya, Jaehyun berdeham.

"Hehe." Kata pertama yang keluar dari mulutnya ketika memegang mic.

Bukan sapaan selamat malam, perkenalan atau basa-basi mengenai apapun, tapi malah "hehe" yang keluar dari bibirnya.

Jaehyun terlihat agak malu. Hal itu tersirat dari wajahnya yang terlihat memerah dan lesung pipinya yang semakin dalam ketika dia tersenyum.



"Nay, deketan dong. Depanan sini." Panggilnya ke Naya—masih menggunakan microphone, membuat semua orang reflek mencari Naya.

Naya langsung buru-buru berjalan ke barisan paling depan sebelum Jaehyun aneh-aneh lagi.


Sebelum memetik gitarnya, Jaehyun sempat melihat Naya. Merasa butuh diyakinkan akan penampilan yang akan dia bawakan.

Naya membalas tatapannya dengan anggukan.





Through drought and famine, natural disasters
My baby has been around for me
Kingdoms have fallen, angels be calling
None of that could ever make me leave
Every time I look into your eyes I see it
You're all I need
Every time I get a bit inside I feel it...




Semua keraguan dan rasa malu itu menghilang dari wajahnya, digantikan dengan kepercayaan diri dan karisma dari seorang bintang.

Memainkan gitar dan melengkapinya dengan suara merdu yang selama ini seringkali ia sembunyikan dibalik rasa malu.



Get You dari Daniel Caesar mengalun dengan sangat indah—mungkin keindahannya semakin bertambah karna yang membawakannya adalah seorang Jaehyun.

Menghayati lagu tersebut dengan dalam, mungkin Jaehyun sama sekali ngga sadar, bahwa semua mata dan telinga saat ini dengan sangat lekat menuju padanya.

Obrolan-obrolan kecil tercipta dibelakang telinga Naya. Tentang betapa menarik dan mengagumkannya teman baru mereka yang bernama Jaehyun itu.



Naya larut bersama setiap nada yang mengalun. Melihat Jaehyun dengan sangat puas tanpa perlu memalingkan kepala—tidak seperti ketika mereka berbicara berdampingan.

"Ah, mungkin Jaehyun memang lebih pantas untuk dikagumi dari jauh." batinnya.



Naya larut. Terlalu larut. Hingga dia melupakan segalanya, termasuk ponsel yang terus bergetar di saku jaket berwarna merahnya.


Saat penampilan selesai dan Naya merogoh kantong untuk mengambil ponselnya, Naya sedikit tertegun melihat notifikasi yang muncul di layar.



27 missed calls from Doyoung


-


Can you imagine Jaehyun singing this song while playing the guitar?

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang