31. Ranca Upas-Night

283K 44.1K 21.8K
                                    

"Lo ngga bawa jaket ya?" tanya Doyoung ke Naya begitu mereka kembali ke ranca upas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Lo ngga bawa jaket ya?" tanya Doyoung ke Naya begitu mereka kembali ke ranca upas.

"Ngga, kan lo ngga nyuruh. Lagian ngga dingin kayanya diluar." Jawabnya.

"Kalo malem dingin. Bahkan bisa sampe 0 derajat." kata Doyoung sambil sibuk mencari sesuatu di jok belakang.

"Nyari apa sih?" tanya Naya.

"Jaket."

"Buat gue?"

"Buat gue."

Naya mendelik sebal mendengar jawaban Doyoung. Memang Doyoung kalo romantis ngga bisa totalitas.


Naya kembali mengalihkan pandangannya ke ponselnya ketika Doyoung menaruh sesuatu diatas pangkuannya—jaket.

"Katanya ngga nyari jaket buat gue?" tanyanya bingung.

"Kata siapa? Gue nyari jaket buat gue dulu, baru nyari jaket buat lo." Jawabnya.

Naya mengangguk, sudah kehabisan energi untuk melawan kalimat Doyoung. "Ini jaket siapa?" Tanyanya.

"Jaket abang gue." jawab Doyoung singkat sambil mengenakan jaketnya sendiri.

"Wangi nih, pasti parfumnya Jo Malone." ujar Naya sambil mencium wangi dari jaket tersebut.


Belum selesai Naya mengagumi wangi tersebut, tiba-tiba sebuah tangan merebut jaket yang sedang ia peluk. Betul, siapa lagi kalau bukan tangan Yang Mulia Doyoung Kim.

Naya melihat Doyoung dengan tatapan bingung, dia heran kenapa tiba-tiba Doyoung merebut kembali jaket yang telah ia pinjamkan untuk Naya.

"Lo pake punya gue aja." Ujar Doyoung sambil melepas jaket yang telah dikenakannya.

Naya menerima jaket berwarna abu-abu itu dengan bingung. "Kenapa?" tanyanya.

"Gapapa, gue ngga enak minjemin jaket abang gue ke orang lain." Jawabnya singkat sambil membuka pintu mobil.


Naya ikut turun dari mobil dan membuntuti Doyoung dari belakang. Geraknya tiba-tiba berhenti karena kaget dengan angin yang berhembus dengan cukup kencang. Masalahnya bukan berada di angin tersebut, tapi di suhu udara yang ternyata beneran dingin.

"Ini b-berapa d-derajat sih? Kok g-gue kedinginan?" tanya Naya tergagap sambil terus berusaha untuk jalan.

Doyoung berbalik badan dan melihat Naya yang berjalan seperti penguin sambil memeluk dirinya sendiri.

"Baru jam segini, masa udah kedinginan?" tanya Doyoung sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, pukul delapan malam.


Setelah makan tadi, mereka berdua menghabiskan waktu dengan mengitari daerah Ciwidey sambil menunggu malam tiba. Ngga banyak yang mereka bicarakan, sesekali Naya akan mengomentari pemandangan di kanan kiri jalan dan Doyoung menekan klakson karena mobil di depannya yang menghalangi.


HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang