special chapter: eight years to infinity

12.5K 1.6K 1.1K
                                    

Hello hello!

Harusnya tulisan ini dipublish tepat tanggal 1 Februari, tapi karena beberapa alasan personal, jadi tulisan ini baru dipublish sekarang huhuh. Anyway, sebelumnya di tanggal 31 Januari aku sempat posting small talks mereka sebelum m***k** juga di Karyakarsa. Siapa tau mau baca itu dulu sebelum ke sini, bisa copy paste link berikut, ya

https://karyakarsa.com/citrasaras/hi-kids-ini-ibu-dan-bapak

Enjoy, friends!




-

"Gimana? Deg-degan nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Deg-degan nggak?"

Kalandra–kakak dari Kanaya, tidak seperti biasanya, membuka percakapan dengan adik satu-satunya itu. Sudah hampir setahun mereka tidak bertemu, sebab Kalandra dipindahtugaskan ke Kalimantan dan sangat jarang sekali pulang. Tapi, demi menyambut hari bahagia adiknya, ia dengan gegas mengambil cuti dan terbang menuju Bandung.

"Lumayan..." Naya menjawab sambil membolak-balik kertas di hadapannya.

"Tapi udah yakin, kan? Apa mau dipikirin lagi? Mumpung belum hari H."

Naya serta merta mengangkat kepala dan melihat kakaknya dengan tatapan tidak percaya. "Ya yakin, dong, Kak. Masa mau ditunda lagi? Ini aja udah sempet ditunda, kan."

"Inget, ya, dek, nikah itu nggak selesai di resepsi. Setelahnya bakal banyak yang kalian lewatin bareng, dan itu nggak gampang."

Dek. Terakhir kali kakaknya memanggil ia dengan sapaan dek mungkin sudah belasan tahun lalu saat Naya masih duduk di bangku sekolah.

"Iya, Kak."

"Kalau Dimas macem-macem bilang. Jangan dipendem sendiri."

"Iya."

"Tapi Dimas anaknya bisa dipercaya, kan?"

"Bisa, Kak."

"Ya udah." Kalandra kemudian melengos tanpa berpamitan, meninggalkan Naya yang setengah kebingungan.

Dari arah berlawanan, kakak iparnya–Amanda, berjalan menghampiri, dan menanyakan hal serupa dengan yang kakaknya tanya barusan.

"Gimana, aunty? Udah kerasa belum deg-degannya?"

"Kerasa banget, Mba. Tapi di waktu yang bersamaan juga rasanya kayak percaya nggak percaya gitu, deh. Soalnya aku kadang ngerasanya aku ini masih anak-anak, tapi kok tiba-tiba udah nikah, ya?"

"Ya kamu udah mau 30 tahun, di mana anak-anaknya, Nay? Oh iya, Mas Andra, tuh, sering banget lho nanyain kamu sama Dimas. Dia tuh hampir setiap hari ngecekin media sosial calonmu, mencoba meyakinkan dirinya sendiri kalau adiknya nggak jatuh di tangan yang salah. Kadang Mba Manda sampai kelimpungan jawabin pertanyaan masmu soal Dimas. Kan Mba Manda juga nggak tau banyak, ya."

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang