special chapter: ?

54.9K 7.6K 4.3K
                                    

Things do not always go according to our plan, do it?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Things do not always go according to our plan, do it?


-





November 2021

"Pokoknya aku besok berangkat subuh-subuh dari Jakarta, ya. Perkiraan sekitar jam 7 pagi aku udah sampai Bandung. Jangan sampe aku udah di depan rumah, kamu malah belum bangun."

"Iyee," Naya merespons rentetan kalimat yang Dimas suarakan melalui telepon sambil mengoleskan obat jerawat di dahinya.

"Kamu udah nggak ada yang mesti dikerjain kan habis ini?"

"Ada, nih, aku mau nyicil report."

"Nggak bisa hari Senin aja?"

Naya menggeleng meski Dimas jelas tidak bisa melihatnya. "Harus aku submit ke supervisor aku sebelum jam 3 sore. Kalau aku kerjain Senin, nanti aku kayak dikejar-kejar setan."

"Tapi jangan tidur lewat jam 12, ya."

"Kenapa? Takut aku sakit, ya?"

"Gak lah, lo kan sakti jarang sakit. Gue lebih takut lu bablas ketiduran daripada sakit."

"Iya iya nggak bakal bablas. Lagian heran, deh, besok kita tuh cuma mau ke undangan, kayaknya gak perlu sebegininya gak, sih?"

"Ya tapi kan kita jam 8 harus udah sampai di venue."

"Kenapa, sih, kita nggak datang pas resepsi aja jam 11? Harus banget datang pas akad, ya?"

"Kan kita diundang pas akad juga, Nay. Masa nggak mau ngehargain undangan, sih?"

"Emang kamu gapapa ngeliat dia akad? Nanti nangis."

"Gue sentil lu, ya sekali lagi ngomong gitu."

Naya tertawa tanpa ada niat untuk berhenti menggoda. "Omggg, besok kita ketemu anak-anak. Excited banget besok aku akan kembali menjadi Naya si mahasiswa."

"Sadar. Itu report lu ditungguin sama atasan hari Senin sebelum jam 3 sore."

"Oh iya." Mimpinya diruntuhkan, kembali ia dipukul oleh realita. "Ya udah, jangan nelpon terus, aku sibuk."

"Gaya lu. Awas ya besok jam 7 belum siap!"

"Iyaaa. Ya udah, yaa. Bye, baby."

"Dih."

"Dih?"

"Daah."

Dimas, meski sudah terhitung tahun mereka bersama, masih tetap kaku ketika harus menggunakan panggilan sayang ketika berbicara.





-


Naya berlari kecil ketika bel rumahnya berbunyi tepat pukul 7 pagi. Riasan wajahnya sudah selesai, hanya rambutnya yang masih terlihat agak berantakan.

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang