Hari Pertama Kuliah

19.9K 281 5
                                    


Gimana aku nggak cemburu? Disaat semua hubungan kita kamu tutup-tutupin dari semua orang, dengan jelas didepan mata aku ada orang lain yang berusaha deketin kamu

_*_

"Saya terima nikahnya Ivany Olivia dengan emas kawin separangkat alat sholat dan perhiasan mas 300 gram dibayar tunai" pria itu berucap lantang.

"Bagaimana saksi?"

"Sah" Saksi yang melihatpun dengan serentak manjawab.

Suasana pagi Bandung membuat gadis beranama Ivany ini mengingat kembali pernikahannya minggu lalu.

"hei, kamu lagi apa?" pria yang berucap lantang pada akad nikah tadi menghampiri Ivany.

"engga sih cuma lagi liatin foto aja" Ivany membalasnya dengan senyum simpul.

"terus resepsinya mau kapan Van?" pria itu duduk merendah didepan gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu, yang sedang duduk diatas tempat tidurnya.

"sabar ya, 2 tahun lagi setelah lulus kita akan meresmikan pernikahan kita kok" gadis itu menyentuh lembut pipi pria yang ada di depannya.

"berarti lama dong ya aku dapet Vian juniornya" wajah pria itu berubah muram.

"jangan gitu dong Vi, kamu sendiri kan yang udah mau nerima resiko ini" Ivany melangkah menuju ruang tengah.

"gimana nggak mau nerima resiko, daripada kamu berpaling sama orang sini" pria bernama lengkap Vian Hardiansyah ini mengikuti langkah kaki istrinya.

"yaudah makan dulu gih ntar sakit lagi" Ivany menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"habis makan jalan-jalan yuk?" ajak Vian

"Vian, besok kan kita mulai ngampus, jadi aku harus nyiapin keperluan buat kamu dan aku besok" Ivany menolak lembut dengan senyum simpulnya.

"ya ya ya, kampus aja terus" Vian melahap makanan yang ada didepannya dengan kesal.

***

Pagi yang dingin mengusik pasangan baru ini untuk segera bangun. Ivany mencoba membangunkan suaminya.

"Vian bangun yuk udah pagi nih" Ivany menyentuh lembut lengan vian.

"jam berapa sih Van ? masih dingin,mending tidur lagi" Vian memeluk erat sang istri.

"udah jam setengah lima, shubuh dulu yuk, katanya nanti mau nganterin aku ngampus" Ivany berusa melepaskan diri.

"diem dulu, bentarrrr aja" vian mencoba menghentikannya

"morning lovely"vian mengecup kening istrinya lembut.

"kebiasaan deh" Ivany tersenyum malu

"eh eh tunggu, nggak mau bilang apa gitu ke aku?" Vian menghentikan Ivany yang hendak beranjak dari tempat tidur. 

"apa lagi? cepetan wudhu terus sholat shubuh" Ivany menatap lekat pria yang ada didepannya itu.

"i love you"ucap Vian disusul senyum lebarnya.

"love you too"Ivany beranjak meninggalkannya.

***

Mentari sudah mulai meninggi saat Ivany dan Vian berangkat menuju kampus. Keberadaan Vian disini sebenarnya untuk mengikuti sang istri yang melanjutkan studi S2-nya di Bandung, ia juga mengambil jurusan yang sama untuk lebih mudah melindungi sang istri pikirnya.

Mobil Vian berhenti ditempat parkir sebuah universitas ternama di bandung. ia menggenggam tangan Ivany saat perempuan itu hendak turun.

"Van nanti kalau ada cowo yang centil-centil jangan diladenin ya" Vian menatap sejenak sang istri.

"nggak kebalik tuh, bukannya yang mantan playboy itu kamu ya Vi ? hahaha"canda Ivany

"ya itukan dulu, buktinya sekarang kan udah engga, aku udah milih kamu buat jadi pendamping hidup aku"balas Vian

" yaudah aku masuk kelas dulu ya"pamit Ivany lalu mencium tangan suaminya.

"iya hati-hati ya" Vian tersenyum simpul, lalu dibalas anggukan oleh Ivany sambil melangkah menjauhinya.

"kenapa pakek beda kelas sih, ah" Vian berucap kesal sambil mempertahikan kepergian Ivany.

***

Ivany melangkah melewati koridor menuju kelasnya.

"permisi, bisa numpang tanya?"seorang laki-laki berbadan tinggi menghentikan langkahnya menuju kelas.

"iya, ada yang bisa saya bantu?" Ivany tersenyum simpul

"saya kesulitan untuk mencari kelas A-403, apa kamu tau letaknya di mana?"pria itu terlihat kebingungan mencari ruang kelasnya.

"oh iya kebetulan saya tau, mari saya antar"mereka beranjak menuju kelas A-403

Sementara jauh dari mereka terlihat sepasang mata menatap tajam mengamati mereka. Kedua insan tersebut berhenti didepan ruang kelas bertuliskan A-403.

"ini dia ruang kelasnya"ucap Ivany dengan senyum ramahnya

"wah terimakasih ya sudah membantu saya" pria itu tersenyum lebar

"iya sama-sama, kebetulan saya juga kelas ini, jadi sekalian"

"oh begitu, berarti kita sekelas ya, kenalkan nama saya Aldi" pria itu mengulurkan tangan

"nama saya ivany" Ivany menyamput uluran tangan itu

"Nama yang cantik secantik orangnya" puji Aldi seraya melepas uluran tangannya

"bisa aja, kamu berlebihan Al"

Vian melangkah terburu-buru menghampi dua orang yang sedang asik berbincang didepan ruang kelas A-403.

"van ikut aku yuk"ucapnya membuat perhatian kedua orang tersebut tertuju kearahnya.

"Vian?kok kamu ada disini?" Ivany tersentak kaget.

"iya aku disini mau ngomong bentar sama kamu, bisa kan?" Vian menyoba tersenyum manis, sambil menekankan kata-kata terakhirnya.

"ok, aku pergi dulu ya Al" Ivany tersenyum simpul sebelum meninggalkan lawan bicaranya itu.

"iya, jangan lupa bentar lagi masuk loh" balas Aldi lalu bergegas memasuki ruang kelasnya.

Vian dan Ivany menuju sudut kampus yang cukup sepi.

"ada apa? bukannya tadi kamu langsung pulang?" tanya Ivany lembut.

"iya tadinya aku mau pulang, cuma nggak suka aja liat ada yang sok akrab sama kamu" balas Vian santai.

"maksudnya Aldi? dia cuma nanya kelas doang tadi, nggak lebih" Ivany menatap wajah suaminya itu.

"nggak lebih, c'mmon Ivany aku ini cowo, dari cara dia liat kamu juga aku tau kalau dia tertarik sama kamu" Vian menyentuh pundak istrinya lembut.

"kamu cemburu?"

"gimana aku nggak cemburu? Disaat semua hubungan kita kamu tutup-tutupin dari semua orang, dengan jelas didepan mata aku ada orang lain yang berusaha deketin kamu"vian menyandarkan tubuhnya kedinding kampus.

"maafin aku vi, aku nggak bermaksud buat kamu tersiksa kaya gini, aku cuma butuh waktu buat ngumumin hubungan kita, dan aku janji aku akan jaga hati aku" Ivany mengusap lembut pipi suaminya.

Vian memeluk erat sang istri beberapa saat lalu melepaskannya.

"aku pulang dulu ya" pamit Vian sambil tersenyum simpul.

"iya, hati-hati"

Ivany menatap kepergian sang suami lalu mengehela napas panjang.

"perjuangan kita masih panjang Vi" ia tersenyum sendu.

***

Revisi : 31 Mei 2020

Secret Marriage [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now