Arc 15 : Dalam Kapal

140 20 24
                                    

W Author POV W






Dom!

Sambaran petir menguncang pesawat dan kapal yang ada di atas langit serta lautan. Freed memanfaatkan kejadian itu untuk menyeimbangkan posisi lalu menyerang, insting Girliens bereaksi tepat waktu, ia menangkis tebasan pedang kemudian melompat mundur ke belakang. Di gudang, salah satu anak buah Kuroyuki bernama Green tengah berlari dari kejaran dua orang dan satu pemantau.

"Bidik yang benar.." ingatkan Rinoa.

"Baik.." sahut Viona, yang mengenakan gaun merah. Ruqayah, gadis yang menggunakan rompi membidik Green.

Grav Shot

Laser ungu tertembak dari senjata Ruqayah. Lantai kembali terangkat, alat pembidik yang ada di matanya bergerak mengejar, lantai-lantai terpecah dan terbang ke Green.

"Ambil!" Rinoa melempar bola ke Viona, gadis itu membidik bola dan menembaknya. Peluru angin mendorong bola itu sampai melewati Green. "?"

Desire Ball : Steel Wall

Bola Rinoa bersinar dan memunculkan sebuah dinding baja. Green terhenti tepat di depan dinding, sementara pecahan benda tajam melayang dari arah sebaliknya.

Drak?

Mulut Green bergerak, mengucapkan sesuatu. Bersamaan dengan itu tanaman hijau tiba-tiba keluar dan melindunginya dari pecahan benda tajam.

"Kode Nama Plant, ya.."

"Viona, apa Akise masih lama lagi?" Viona memeriksa alat pendeteksinya. "Sekitar 10 meter lagi.!" jawabnya.

"Sebentar lagi--"

Dhuar.?!

Lantai tempat Rinoa dihancurkan tanaman-tanaman hijau secara mendadak. Viona juga ikut menghindar tapi Ruqayah masih aman di tempatnya.

"Dia mendengar perkataan kami? Apa itu karena tanaman ini? Jika ya maka dia sudah menyebarkan benda itu.." pikir Rinoa. Saat memperhatikan Ruqayah, yang aman-aman saja Rinoa tambah berpikir. "Tapi kurasa itu memiliki batasan jarak,"

"Viona, kurasa aku memiliki rencana untuk mengalahkan orang ini.." bisik Rinoa pelan.

"Kita akan mengalahkannya sebelum Akise datang!"

"Baiklah. Ayo, Rinoa-san.!"






W Freed vs Girliens POV W






Freed melesat seperti peluru ke Girliens, lawannya terlihat kewalahan menerima setiap serangan kuat yang diberikan Freed. Girliens meringis dan mundur setelah bahu kirinya berhasil terluka.

Freed tersenyum. "Ternyata bagian kirimu lebih 'lunak' ketimbang kanan.." katanya. Freed mengangkat pedang besinya menggunakan dua tangan, tekanan udara naik dari bawah kaki sampai membuat rambut hitamnya bergoyang, manik emasnya menatap tajam Girliens.

Tebasan Pedang Besi

Freed menerjang Girliens, pedang besinya mengikuti dari belakang. Girliens menyelimuti bagian kanan dengan sisik hitam. Tebasan vertikal miring menghilangkan halauan dari lengan itu. Bayangan darah terciprat di tempat Girliens, lengan kanannya terpotong.

(SPW) - [2]Supernatural Powers : The Return of Author[END+Movie]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن