ENAM BELAS

17 3 0
                                    


"Gue janji gak bakal kecewain lo, Ren. Gue janji!"

🌷🌷🌷

Endrina Karenina POV

Kami sampai di parkiran sekolah. Terlihat beberapa pengurus Osis sedang piket gerbang, itu adalah sebuah rutinitas Osis setiap pagi nya, menjaga gerbang dan memberi sanksi pada beberapa siswa dan siswi yang melanggar, ntah itu teguran atau sanksi langsung berupa surat peringatan lalu dicatat dibuku kasus yang kami kelola. Pengurus biasanya mengadakan tutup buku setiap 1 bulan sekali lalu merekapitulasi semua nya, mendata kelas dan siswa yang melakukan pelanggaran terbanyak, kemudian kami serahkan surat laporan pada walikelas bersangkutan juga BK untuk di tindak lanjut. Tertata bukan? Sebuah program yang aku dan Haikal buat selama masa bakti kami menjadi ketua dan wakil.

Gathan memarkirkan motornya, membuat aku tersadar dari lamunan singkatku yang tak karuan. Akupun turun dari motornya lalu melepas helm lucu ini.

Sekeliling menatapku intens, ada yang menatap kagum, ada juga yang menatap iri.

Biasa aja kali. Batinku merutuki keadaan

"Kenapa Ren?" Tanya Gathan sembari merapikan rambutnya yang berantakan.

Bibirku mengerucut "Liat aja sekitar, dasar netizen!". Kalo bisa di gambarkan, kalian tahu sinetron-sinetron di tv? Cerita nya seorang wanita biasa yang baru saja dinikahi pengusaha tampan juga kaya raya memiliki tambang emas pula, tetangga nya selalu bergosip ria saat melihat mereka berjalan bersama keluar rumah. Seperti itulah kurang lebih nya mereka melihatku dan Gathan.

Pandangan Gathan mengedar sekeliling sembari mengerutkan dahinya, kemudian ia terkekeh lalu mendekatkan wajahnya tepat di hadapanku. "Ketos kalo lagi marah lucu yah?" Tangannya mencubit kedua pipiku.

Mataku berputar jengah "Ketos lagi. Gak usah bawa-bawa jabatan deh, gue orang biasa yang tak luput dari dosa"

"Okey, lo mau nya apa sekarang?" Kedua alisnya naik turun.

Aku menatap sekeliling, aku mendapati Alex dan beberapa anak Osis yang berada di gerbang sekolah. Lalu aku menarik Gathan.

"Lo ikut gue.." Gathan pasrah dan mengikutiku.

Alex yang menyadari aku menghampirinya melempar senyum padaku. "Pagi kak.." Aku balas tersenyum padanya.

Pengurus lain menghampiriku dan menyapa hangat disertai salam.

"Lancar?"

Maudy mengangguk "Alhamdulillah kak. Berjalan dengan semestinya. Yaaa.. Walaupun ada beberapa siswa yang acuh kalo kita tegur. Tapi it's okey, tantangan buat kita" aku membalasnya dengan senyuman.

Alex membuka suara "Kak, ada satu siswa kelas 12 sih, jurusan IPS, dia selalu melanggar memakai sepatu warna hijau stabilo dan tidak pernah membawa tas, terus dia gapernah pakai dasi sama sabuk, sudah 3 hari berturut-turut dia seperti itu. Dia pernah dorong Fara sampai jatuh. Kalo hari ini dia sampai melanggar lagi, terpaksa kita libatkan guru dalam kasusnya" aku mengangguk-angguk paham.

"Apa dia udah dateng?"

Alex menggeleng "Belum, sebentar lagi kayaknya kak"

Maudy menunjuk seseorang "Dia kak"

Mataku mengikuti arah telunjuk Maudy. Benar saja apa yang di katakan Alex. Dia berjalan angkuh melewati beberapa Pengurus Osis, Sherin sudah menegurnya, tapi dia acuhkan begitu saja.

Ku singsingkan kerah almamaterku, merapikannya, menghela napas kasar. Lalu memanggilnya.

"Hei anda berhenti, orang angkuh yang tak berdasi!" Dia menatapku malas dan penuh kebencian. Akupun menghampirinya.

You And PoetryWhere stories live. Discover now