EMPATBELAS

27 5 0
                                    

Demi langit, bumi, isinya, dan seluruh alam semesta di jagat raya ini


🍃🍃🍃


Endrina Karenina POV

Ku langkahkan kakiku dengan senyuman yang terpancar nyata. Entah kenapa, suasana hatiku saat ini sangat bahagia, amat bahagia. Sapaan orang-orang padaku ku balas dengan senyuman.

"Seneng banget lo. Kesambet jin apaan?" tanya Ika, saat aku hendak berbelok menuju koridor kelasku.

Ku angkat kedua alisku sembari tersenyum. "Seneng? Biasa aja kok"

Ika tersenyum nyinyir padaku. "Hmm.. Roman-roman nya lo lagi jatuh cinta yah?"

"Gue? Jatuh cinta? Sama siapa?"

Dia mendekat ke arah telingaku. "Gathan kah?"

Mataku membulat, mungkin kini pipiku merah merona. "Ap-apaan sih lo. Enggak lah. U-udah yah gue mau ke kelas. Byeeee..."

Aku melangkah tergesa-gesa menuju kelas dengan senyuman tak karuanku. Terkadang aku bergidik geli mendengar nama Gathan.

Apa iya gue jatuh cinta sama dia. Sama Gathan?

Diambang pintu, ku dapati Salva sedang sibuk selfie dengan handphonenya. Akupun menghampirinya.

"Pagi..." ucapku dengan sunggingan senyumku. Akupun duduk lalu menyimpan tas dimejaku. "Va, gue mau cerita sesuatu sama lo"

Salva yang berada di sampingku mendongkakkan wajahnya kearahku, tetapi matanya masih terfokus pada handphone.

Aku mendengus kesal. "Gue mau cerita sama lo, Va"

"Menurut lo, foto mana yang bagus buat gue upload ke instagram?" tanyanya enteng.

"Jelek semua!" aku merajuk lalu mensedekapkan kedua tanganku.

"Kok lo gitu? Gue kan cantik, kok jelek semua sih. Lo jahat, sumpah!"

Aku menatapnya tajam. "Kalo gue emang jahat, lo mau apa?"

Salva meletakan handphonenya dimeja lalu menatapku. "Oke, sekarang mau lo apa sayang?"

Bibirku mengerucut. "Gue mau cerita sama lo Salva..."

Salva terkekeh lalu mengambil lagi handphonenya. "Cerita aja, gue dengerin kok"

"Bener yah lo dengerin gue?"

Salva mengangguk dengan tatapan yang hanya terfokus pada handphonenya. "Hmm.. Cerita aja"

Cerita? Enggak? Cerita? Enggak? Cerita? Enggak? Cerita? Jangan dulu cerita deh.

"Gu-"

"Katanya lo mau cerita, kok lo malah diem?" ucapnya. Matanya masih fokus pada handphone.

Aku menarik napas panjang. "Oke.."

Gue harus cerita!

"Gathan... Nembak... Gue" ucapku pelan, tapi ku yakin Salva masih mampu mendengarnya.

Heboh pasti!

Benar saja, mata yang sedari tadi tak mau berpaling dari handphonenya, kini menatapku lekat, matanya membulat sempurna, mulutnya menganga.

"Whaaattttt!" suaranya melengking hebat, membuat seisi kelas menatap tajam kearah kami berdua. Dengan cepat, tanganku menutup mulutnya yang menganga. Jaga-jaga dia bisa melengking lebih dahsyat.

Mataku berputar malas. "Kebiasaan! Gak usah teriak, bisa?"

Salva mengangguk-angguk paham. Dia menghela napas perlahan, lalu kembali menatapku.

You And PoetryWhere stories live. Discover now