TUJUH

45 7 0
                                    

'Yang bitch siapa? Lo! Yang udah berani ngerebut pacar orang, Mytha yang cantik!"

Endrina Karenina POV

"Kalo gue tahu si Adrian jadi Asisten pelatih, gak bakalan sudi gue ikutan les itu. Kenapa sih harus dia? Gak ada yang lain apa? Aliando kek, Afgan kek, Zayn Malik kek, atau mungkin Chanyeol Exo. Cihh, malah dia. Bukanya anugerah malah musibah yang ada" ocehku kesal, sembari menghentak-hentakkan kaki karena sangat geram. Salva hanya menggelengkan kepala dan tertawa kecil.

"Ya udah mulai sekarang lo jangan lagi cari ribut sama si Adrian. Toh, ujung-ujungnya lo butuh dia kan?"

Aku menatapnya tajam. "Yang suka cari masalah siapa? Dia! Bukan gue"

"Pokoknya, Na. Apapun itu, siapapun itu, mau lo duluan kek yang nyari ribut, mau dia duluan kek. Whatever, i.dont.care"

Setelah kami sampai di parkiran, kami berduapun masuk mobil. Tapi sesaat aku menjalankan mobilku, tiba-tiba sebuah mobil VW putih menyalip dari sisi kananku. Seketika kubanting setir kekiri, hingga menabrak dua buah tong sampah di sisi parkiran. Merasa di tantang, tanpa pikir panjang akupun membuka safety  belt, dan keluar untuk menemui orang itu. Meskipun Salva terus menahanku.

Gue tahu siapa dia!. Batinku.

Aku menendang ban mobil tersebut. "Turun lo!" sentakku penuh emosi.

Orang itupun keluar.

Tebakan gue tepat sasaran!. Batinku.

"Bawa mobil yang bener dong! Jangan kayak keong!" ucap orang itu. Dengan tebakanku yang sangat tepat. Mytha!

"Lo yang harusnya bener bawa mobil. Lo kira ini jalan punya mbok lo apa? Seenaknya banget lo bawa mobil pake nyalip gue segala, untung cuman tong sampah yang gue tabrak. Kalo orang gimana? Otak lo dimana bego!" ucapku penuh emosi.

"Ya salah sendiri. Bawa mobil lelet banget kayak keong! Lagian, mobil lo gak penyok kan? Mau minta ganti rugi sama gue?" ucapnya tak mau kalah.

Ini orang kepalanya batu kali yah, keras banget!. Batinku menggerutu.

Akupun lebih mendekat kearahnya. "Ini bukan masalah ganti rugi. Tapi otak lo dimana? Lo sekolah tapi kayak orang gak sekolah. Sd lo gak tamat?" ucapku pelan dengan nada menyindir.

Salva keluar dari mobil, melerai aku dan Mytha yang sedang adu mulut.

"Please yah. Ini sekolahan, kalian jangan ribut gini, malu sama orang lain!"

"Tapi Va, dia gak bisa didiemin , dia udah keterlaluan!"

Mytha pun tertawa terbahak-bahak. "Gue? Keterlaluan? Wah.. Ketos cantik kalo marah gini yah. Iyuuwwhh, serem ternyata" ejeknya.

Aku semakin kesal, tanganku mengepal kuat. Bisa-bisa tanganku melayang indah dipipi si Mytha.

Istighfar Endrina, meskipun ada sayton didepan lo, lo harus jaga emosi lo. Batinku bergumam. Tanganku perlahan melepaskan kepalan.

"Kenapa? Gue keterlaluan? Mm.. Keterlaluan udah ngerebut Dias dari lo yah?" diapun tersenyum sinis.

Mataku membulat sempurna. Komitmenku untuk tidak mengingat dan membahas Dias, nyaris patah. Mytha memulainya. Oh god! Telen gue sekarang!.

You And Poetryजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें