B.2

16.5K 412 61
                                    

Sebelum pria itu masuk, aku bergegas keluar dan sengaja menabrakkan diri. Tak hanya itu, aku menyiram pria sialan itu dengan kopiku.

"Maaf," ucapku santai lalu berjalan pergi.

"Nada!" teriaknya bagai orang gila. Aku tak dapat menahan senyumku sambil terus berjalan menuju tempat parkir.

Ketika sampai di dekat mobil, aku merasa bahuku ditarik seseorang hingga aku berbalik badan. Biantara berdiri di hadapanku dengan raut membunuh. Aku tersenyum menantangnya.

"Kamu sengaja, ya?!" hardiknya. Saat Biantara mengulurkan tangan—mungkin akan menyerangku—aku lebih dulu menepisnya.

"Kamu beruntung karena yang kutumpahkan bukan kopi panas," geramku. "Aku cuma ngerusak kemeja dan jas kamu aja. Tapi, yang kamu lakukan padaku lebih dari itu. Beraninya kamu ngaduin aku ke Riley," cecarku.

Pria itu terlihat menyatukan alisnya lalu beberapa detik kemudian senyumnya tersungging. Ia bahkan menertawakanku. Aku yang kesal memukuli dadanya, tetapi tentu ia dengan mudah menangkap tanganku. Dengan kasar aku menarik kembali tanganku dan melangkah mundur.

"Aku baru tau simpanan Mas Aryo ... wanita murahan seperti kamu," ejek Biantara.

Detik berikutnya, aku berhasil menampar wajah menyebalkan Biantara. Pria itu tak terlihat marah atau ingin balas menyakitiku, tetapi masih saja tersenyum puas. Aku harus mengeluarkan senjata terakhirku.

"Aku memang gundiknya. Tapi, aku wanita bayaran yang setia. Nggak kayak pacar kamu," pungkasku sebelum meninggalkan wajah bingung Biantara yang terlihat bodoh.

Di dalam mobil, senyum puasku mengembang. Jangan kira aku lemah. Memangnya hanya Biantara saja yang punya informan?

Setelah kejadian bersama Riley itu, aku mencari semua hal tentang Biantara termasuk pacarnya. Aku seperti mendapatkan jackpot ketika berhasil menemukan bukti-bukti perselingkuhan Meisya Kinandra.

Biantara mengacaukan sumber penghasilanku, maka aku menghancurkan hubungan cintanya yang memang sedang rapuh itu.

❤❤❤

BIANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang