Prolog

125K 3.9K 54
                                    

Biantara terus berusaha menggapai kesempurnaan. Namun, Meisya Kinandra justru merasa tercukupi.

Saat Biantara akan menarik tangan kekasihnya, ponsel pria itu berdering. Ia menyentak tangan Meisya lalu mengambil ponsel di nakas. Dahi Biantara berkerut saat melihat nama ibu tirinya di layar ponsel.

"Ya, Ma?" sapa Biantara. Matanya nyalang menatap Meisya yang bergegas ke kamar mandi untuk menghindarinya.

"Sayang, pulang sekarang, dong. Ada yang mau Mama dan Ayah omongin."

"Ngomong di telepon aja, Ma," desak pria itu.

"Bian, Mama pengin deh, Inge tinggal bersama kita. Tolong kamu bujuk adikmu, ya? Mau, 'kan?"

"Ma, aku ...."

"Pulang dulu, ya, Nak. Kita bicarakan ini di rumah."

Biantara tak dapat menolak ibu tiri yang selama ini menyayanginya. Setelah menjawab salam, Biantara melempar ponsel itu ke arah tembok sambil berteriak dengan lantang. Bersamaan dengan itu, Meisya Kinandra keluar dari kamar mandi dan terpekik.

"Bian, kamu apa-apaan, sih? Kalo kena aku gimana?!" rajuknya. Wanita yang hanya mengenakan handuk itu menghampiri Biantara. "Kenapa? Ada apa?" tanya Meisya cemas.

Dada Biantara naik turun karena emosi. "Mama minta aku menjemput Inge untuk tinggal bersama kami." Ia mengacak rambut dengan kedua tangannya. "Apa sih istimewanya anak itu sampai Mama menginginkannya?!" geram Biantara.

Tangan kiri Meisya melingkar di leher kekasihnya. Sedangkan tangan kanannya mengusap pelan dada pria itu. "Pasti adik kamu mengincar harta mama tiri kamu, Sayang. Kan kamu bilang, selama ini dia hidup miskin."

Biantara berteriak marah, lagi-lagi Meisya menenangkannya. "Sayang, kamu tenang, dong. Nanti aku bantu kamu buat nyingkirin dia," ujar Meisya sambil menempelkan tubuhnya pada pria itu.

Amarah Biantara sedikit mereda karena ucapan kekasihnya. Tangan kanan pria itu meraih dan mendekap erat pinggang Meisya. "Benar, kamu selalu ada buat aku." Jemari tangan kiri Biantara meraba paha dalam Meisya.

Mata Meisya melebar saat merasakan sentuhan pria di hadapannya. "Bian ... jangan lagi," tolaknya.

Namun, Biantara hanya menyeringai. Meisya pun mengerti, ada kilatan hasrat yang belum dituntaskan.

❤️❤️❤️

Versi lengkap sudah tersedia dalam bentuk novel, e-book di Google Play, dan platform KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Versi lengkap sudah tersedia dalam bentuk novel, e-book di Google Play, dan platform KaryaKarsa. Versi Wattpad hanya untuk spoiler. Jadi hanya cuplikan-cuplikan saja.

Thank you, Friends!

First update: 1 Oktober 2017

BIANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang