Bab 79. Piranha

126K 12.2K 787
                                    

Yuhu, im come back!

Ada yang kangen?

Hayoloh, jujur. Kangen gue atau Bangke dan Citcit?

***


            "Kak, kita jalan..."

Zen sumringah sembari mendongak, kedua tangannya memegang kuat besi pembatas kapal boat yang mereka tumpangi. Citra tersenyum lembut sembari mengelus kepala Zen sayang. Dia senang melihat adiknya sebahagia ini.

Kalau bukan memberikan kejutan besar dan tak terduga-duga, bukan Kevin namanya. Cowok itu menemui Clara untuk minta ijin membawa Citra dan Zen ke pulau bersama teman-temannya.

Meskipun awalnya Clara masih sinis melihatnya, tetapi pada akhirnya Clara tidak bisa menolak, Kevin meminta Zen ikut dengan mereka. Zen. Mama tiri Citra itu dibuat dilemma saat melihat Zen begitu senangnya melihat Kevin datang. Senyum Kevin melebar dan menangkup Zen ke dalam gendongannya, seperti halnya seorang ayah menyambut anak kesayangannya. Kevin seperti bukan remaja pada umumnya yang mencari kesempatan berduaan dengan anak gadisnya saja, tetapi dengan Zen juga ikut andil.

Apa-apaan membawa anak kecil saat liburan khusus anak muda seperti itu?!

"Bang Epin..." Teriak Zen melambaikan tangan pada Kevin. Cowok itu tersenyum tipis dan menghampiri mereka. Memberikan minuman kaleng rasa air kelapa pada Citra di sampingnya, lalu mengangsurkan kaleng lain pada Zen setelah dibuka.

Zen menerima dengan suka cita. Masih ragu-ragu melepaskan tangannya dari besi pembatas kapal. "Zen suka?" Tanya Kevin kembali tersenyum.

Zen mengangguk dan menenggak minumannya. "Zen suka, bang. Kapalnya jalan. Kita di laut." Katanya berbinar. "Bang, di bawah itu ada ikan nemo-nya? Atau ikan lumba-lumba?"

Kevin terkekeh. "Nggak ada." Katanya. "Adanya ikan piranha sama ikan hiu." Seringainya sembari melirik Citra.

Citra langsung mencibir. "Ikan piranha yang gimana, bang? Lebih besar dari nemo ya?" Zen semakin penasaran.

"Lebih kecil dan galak." Kata Kevin bersemangat.

"Galak? Mirip mamanya abang ya? Sama kakak hantu hantu itu?"

Kevin menggangguk ragu, "Mirip kakak kamu sih."

"Hah? Mirip kakak Citcit?" Tanyanya melebarkan mata. Zen dengan polos memandang kakaknya serius, lalu menoleh ke bawah. Kali aja ada ikan piranha nongol yang katanya mirip kakaknya.

"Perusak moral anak!" Cibir Citra mencebik.

Kevin terkekeh. "Memang mirip kamu kan? Galak!" Katanya.

"Nggak."

"Bang, nggak ada." Zen menatap mereka serius. "Ikannya nggak ada."

"Ikannya lagi main sama temennnya. Bentar lagi kita mancing." Janjinya.

r "Mancing?" Zen semakin berbinar. Kevin mengangguk membenarkan. "Sama abang Atha? Bang Etip? Terus abang Meo juga?"

"Iya." Kevin kembali mengangguk.

"Hore..." Zen berteriak histeris. Kevin terkekeh melihatnya, mengelus kepala Zen lembut lalu tersenyum.

"Mancing, mancing!" Stef membawa pancingan di tangannya. Citra langsung pergi meninggalkan mereka yang mulai sibuk.

Zen paling antusias. Mereka semua mulai berkumpul dan mengambil pancingan masing-masing. Zen mendapatkan satu pancingan kecil, sedangkan Kevin, Romeo, Stef dan Barta menggunakan pancingan lebih besar. Hanya Zen anak-anak di antara mereka, sehingga tidak heran jika anak kecil itu sangat dimanja.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang