Bab 52. (Sari)Fuddin

126K 11.3K 383
                                    

            Kevin menunggu beberapa saat sebelum turun dari mobil. Menumpukan kepala di atas setir dan memejamkan mata. Sudah malam, tetapi baru saja kembali dari sekolah. Entah apa saja kegiatannya di luar, setiap hari cowok itu pulang selalu malam bahkan sangat larut.

Dia menghela nafas kasar. Meraih tas selempang dari damping lalu menyampirkan di bahu. Berjalan santai dan mengabaikan pelayan menyambut kedatangannya.

Kevin berhenti ketika suara menginterupsi. "Kevin, apa yang sudah kamu lakukan pada Fuddin? Dia masuk rumah sakit! Orang tuanya menuntut tadi sore."

Sarifuddin nama cowok yang mengganggu Citra tadi siang di sekolah. Cowok itu teman dekat Lolita, memiliki sifat kewanita-wanitaan sehingga teman-temannya hanya cewek saja. Kevin sudah menduga sebelumnya, banci lemah itu akan menuntut orang tuanya.

Dia memang paling antusias ingin melenyapkan Citra agar Lolita tidak memiliki saingan mendapatkan Kevin. Ibarat kacung, Fuddin akan menebas siapa saja yang menghalangi jalan tuannya.

"Jangan ikut campur dengan urusan saya!" Kata Kevin menggedikkan bahu tak acuh.

Wanita itu Melisa. "Apa lagi ini? Kamu belain cewek itu lagi?" Tanyanya geram. "Kamu nggak bisa lihat, hah? Lolita calon tunangan kamu, tapi kamu malah belain cewek itu!"

Kevin menggeram. "Saya lebih memilih cewek sialan itu dari pada calon tunangan yang Anda banggakan itu! Jadi, kuperingkatkan jangan pernah menyentuhnya!!"

"Kevin!"

Kevin tidak peduli, dia memasuki kamar dan menutup asal. Seperdetik kemudian Melisa berlonjak kaget mendengar suara barang-barang hancur dari kamar Kevin. Apa lagi yang dilakukannya jika bukan mengamuk dan menghancurkan semua disekitarnya.

Melisa mengabaikannya, meraih cangkir dan minum dengan anggun. Sama sekali tidak mau peduli dengan Kevin yang semakin membencinya.

Kevin mengatur nafas agar kembali netral di kamarnya. Ruangan luas itu sangat berantakan seperti kapal pecah. Figura, lampu tidur dan hiasan lemari hancur berkeping-keping tanpa bentuk lagi.

Dia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, berbaring menatap langit-langit kamarnya yang bercat putih bersih. Cowok itu kemudian memejamkan mata, nafasnya mulai teratur dan tubuhnya melemah.

Kevin tidak suka kembali ke rumah. Dia dikekang dan mereka selalu mencampuri segala urusannya. Maksud mereka sudah diketahui olehnya sejak lama, jauh sebelum kejadian menyakitkan dulu. Namun dia diam, membiarkan mereka sadar dengan sendirinya dan tidak mengulangi kesalahan lagi.

Tetapi sepertinya mereka tidak terpengaruh. Semakin terobsesi untuk memiliki segalanya dan mengorbankan apa yang tersisa. Kevin mendengkus, rindu kembali ke rumah kakeknya meskipun seminggu yang lalu mereka kembali.

Di sana Kevin mendapatkan apa yang dia inginkan. Kehidupan normal yang seharusnya terjadi untuknya. Menenangkan jiwa tanpa adanya obsesi yang memakan korban-korban selanjutnya.



***

Jakarta, 30.07.18

Dan akhirnya gue dibully juga kwkwkkwkwwkw

Eh, jan jangan ya.

Gantinya Insya Allah besok malam gue up hehe.

Pertanyaan.

Ada yang tau si Fuddin itu makhluk apa?

a. Suami sah-nya ... :v

b. Kembaran Miper

c. Adik kandung gue

d. Kakak tiri kesayangan gue

e. (Isi sendiri)

follow ig. ila_dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang