Part 2 - Getar Getir

10.5K 852 34
                                    

Dapet salam dari Sarah yang baru selesai praktikum.

Jangan lupa klik bintangnya ya ❤️

--------------------------------

Hari ini aku nyaris seharian di lab, membuat beberapa sampel untuk dianalisa. Membuat media biodegradasi, meresize ukuran edible film sesuai parameter, dan lain-lain. Untungnya aku tidak sendirian, ada Lira yang kebetulan jadi partner risetku, Raina dan Ester anak bimbingan Bu Rosa yang juga sedang membuat sampel untuk risetnya, juga analis laboratorium yang sedang menyiapkan bahan praktik mahasiswa semester 3 siang ini.

Laboratorium tempatku riset dipisah dengan laboratorium tempat mahasiswa biasa praktik. Maksudku bukan pisah tempat, seperti satu ruangan tapi punya dua kamar begitu. Tujuannya jelas agar tidak saling mengganggu karena riset benar-benar harus steril dari bahan kimia lain yang tidak berhubungan dengan riset. Juga anak riset lebih membutuhkan suasana tenang sedangkan anak praktikum biasanya lebih berisik.

"Oh ya Sar, revisi dari Bu Indah kemarin udah kamu kerjain?" tanya Lira di sela-sela aktivitasnya.

"Udah. Udah aku tambahin juga beberapa referensi di daftar pustaka sekalian ngerubah rumusan masalah yang kemarin dicoret Bu Indah."

"Sorry ya Sar, gara-gara aku sakit kamu jadi ngerjain semuanya sendiri."

"Santai aja, Ra. Kebetulan aku juga nggak ada kerjaan"

"Besok sebelum ngadep (re: menghadap, bimbingan) Bu Indah aku mau baca dulu ya rumusan masalahnya, takut kena ceramah kalo plonga plongo kek kambing ompong." Lira tertawa rendah.

"Aku bawa tuh di laptop, entar sekalian aja selesai ini kita bahas di perpus jurusan."

"Oke deh. Eh udah nih kayaknya. Tanahnya kurang nggak?." Tanya Lira sambil menunjukkan gundukan tanah di sebuah baskom terbuat dari tanah liat yang akan kami gunakan untuk media uji.

"Cukup sih. Ini juga udh kelar dikit lagi, tinggal nunggu yang di oven 5 menit lagi kelar."

Lira terlihat membereskan sisa tanah dan beberapa alat yang masih tergeletak di meja. 2 hari ini kerjaan kami tinggal uji kelayakan doang. Selanjutnya sekaligus bagian terberat adalah pembahasan dan beberapa lampiran tabel, gambar, data uji lengkap, dan daftar pustaka.

"Kelar nih, Ra. Dinginin diatas aja kali ya biar nggak gangguin riset yang lain." Lira menganggukkan kepalanya tanda setuju. Tanganku yang dilapisi kain meletakkan cetakan film diatas oven besar yang kami gunakan tadi.

"Ke perpus, Yuk? Udah kelar semua kan?" tanyaku sambil mengaitkan ransel ke punggung dan menenteng tas biru dongker berisi laptop.

Kami berjalan sambil membahas beberapa hal. Dari mulai keluh kesah tentang revisi EYD yang tak kunjung selesai, sampai dosen penguji pendadaran yang katanya bakal diisi oleh dosen-dosen muda karena dosen senior sedang mengurus akreditasi Universitas.

15 menit kemudian kami sudah tiba di perpustakaan jurusan. Kami memilih tempat duduk lesehan dibelakang karena dekat dengan colokan.

"Kamu baca aja dulu ya, Ra, kalo mau buka jurnalnya ada di pdf itu udah aku buka. Aku ke rak buku bentar, mau cari-cari referensi lain" ujarku kemudian meninggalkan Lira di ruang baca.

Kakiku melangkah ke arah rak berlabel BIOKIMIA, membolak balik buku-buku di rak berharap ada sesuatu yang bisa kubaca lalu dijadikan referensi. Sejujurnya beberapa e-book dan jurnal yang kami pakai sudah lumayan banyak, tapi kata cukup itu hanya berlaku untuk dosen selain Bu Indah. Bagi dia, kalau bisa baca 100 referensi, kenapa harus 10.

DISTANCES BETWEEN USWhere stories live. Discover now