1. Flashback

549 28 4
                                    

This isn't a dream! Aku benar-benar sangat bahagia untuk hari ini, benar-benar saangaat bahagia.

Bayangkan! Betapa bahagianya saat penerimaan gelar dokter, kita langsung mendapatkan pendidikan lanjutan untuk menjadi seorang dokter spesialis jantung di sebuah Rumah sakit swasta di Jakarta. Rumah sakit itu merupakan tempat magang ku dulu sewaktu kuliah strata satu kedokteran di salah satu universitas negeri di Jakarta. So, aku telah mengenal banyak dari beberapa orang di sana.

Aku ingat, ketika aku magang, aku mengenali sosok seorang yang mempunyai karakteristik antik bagiku. Keanehannya membuatku jadi memusatkan perhatianku padanya. Meskipun tidak terlalu mengenalnya, namun ketampanannya mampu membuat mataku tak berkedip saat melihat nya.

Tidak hanya itu saja, ia juga tinggi banget. Aku aja sebahunya dia. Padahal jika aku masuk kepolisian, aku termasuk kategori nih. Enggak salah sih, Jika banyak wanita yang kesem-sem sama pria bak pangeran Prancis ini. OMG, ingin rasanya menjadi kekasih nya.

Dia adalah dr. Alfindra Renzha. Sebuah nama yang sangat mudah dicerna oleh lidahku.

Apakah kamu tahu buah mangga yang utuh? Berisi, padat, kenyal, hijau kekuningan dan aroma khasnya yang menggugah selera, itu lah istilah yang aku ungkapkan tentang dia kepada teman-teman kuliah ku saat usai magang.

Dia salah seorang dokter disana yang bidang nya sama dengan ku. Dokter jantung. Iya sih, dia udah dokter spesialis aku masih menjabat sebagai asisten dokter. Dia satu-satunya dokter spesialis yang paling muda dan berstatus lajang. Selain itu ketampanannya benar-benar memikat setiap hati wanita. Dan aku tengah merasakan itu.

Saat pertama kumengenalnya, aku pikir dia seseorang yang sangat jutek dan pendiam. Tapi setelah mengenalnya lebih dekat, ternyata persepsi itu salah!

Meskipun dia orang yang sangat tertutup, namun keramahannya kepada orang lain patut diacungkan jempol, jiwanya pun sangat friendzone, terus udah gitu peduli banget, bahkan dia tidak segan untuk mengulurkan tangannya yang tangkas itu guna membantu orang lain. Yaiyalah, dia kan dokter.

Aku masih ingat ketika dia sedang berjalan, badannya yang selalu tegap dan rapi dengan menggunakan kostum jas putih yang senada dengan dalamannya, kemeja kotak bergaris hitam, seiring irama dentuman langkah kakinya yang menambah kewibawaannya seorang dokter muda yang sangat gagah.

Hal yang bikin aku selalu ingat, yaitu kata-kata dia pada waktu itu. Aku sangat ingat saat dia bilang aku itu mirip sama almarhumah adiknya yang tiga tahun lalu meninggal karena kangker serangan jantung yang ia derita semenjak kecil.

Katanya, aku sangat mirip dari bola mata dan pipi chubby ku, bahkan dengan sifat ku juga yang periang, jingkrak manja dan menjengkelkannya pun. Aku Cuma berpikir kalau adiknya mirip aku, apalagi dia. Dia kan kakaknya, berarti dia juga mirip aku donk... hahaa, aku jadi senyam-senyum sendiri. Oh My God! tu kan, aku jadi ingat dia.

*****

AdzKiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang