Book 5

311 37 6
                                    

Sakura membelokkan mobilnya untuk menuju tempat tujuannya. Sakura akan bertemu teman masa kecilnya saat ia duduk di bangku SD yang berada di Tiongkok, Sakura bertemu dengannya karena kerjasama antar perusahaan Sakura dengan teman masa kecilnya itu. Kakak Sakura tidak begitu memiliki hubungan yang baik dengan ayah Sakura pada saat itu, sehingga hanya Sakuralah yang di ajak oleh ayahnya untuk pertemuan antar perusahaan.

Sakura sudah mendengar dari para asisten ayahnya ketika di perjalanannya menuju Tionkok. Sakura diberi tahu bahwa putri semata wayang Yingzu Ten, mitra bisnis ayah Sakura di Tiongkok memiliki tempramental yang buruk dan sering berkelahi dengan teman-temannya di sekolah. Sakura sempat di larang untuk berteman atau mendekati putri Yingzu Ten untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal itu sama sekali tak membuat Sakura takut.

Menurut Sakura saat itu, apa yang mereka katakan tentang putri mitra ayah Sakura kepadanya merupakan saran yang jauh lebih buruk, menurut Sakura juga hal yang di lakukan oleh Asisten ayahnya itu adalah perbuatan jahat.. Orang-Orang dewasa mendiskriminasi dan men-cap seorang gadis kecil hanya karena beberapa kenakalannnya yang bahkan mereka tidak tau apa sebabnya kemudian menganggapnya penjahat merupakan tindakan yang sama dengan pembullyan yang dialami Sakura dulu.

Bagaimana bila dia mendengarnya? bukankah itu bisa membuatnya sakit hati dan terluka? itulah yang berada di benak Sakura saat itu.

Dari situlah ia mengenal Yingzu Tenten, teman masa kecilnya itu.

Ketika Sakura dan ayahnya tiba di kediaman Tenten, Sakura dan ayahnya langsung disambut oleh beberapa pelayan yang mengenakan rapi. Ayah Sakura sedikit berbincang dengan pelayan yang lebih senior diantara pelayan yang lain kemudian mengajak Sakura dan ayahnya menuju tempat pertemuan.

Selama seperjalanan, Sakura melihat-lihat sekitar rumah yang ia lalui. Rumah Tenten cukup berbeda dengan rumah Sakura, rumah Tenten memiliki konsep modern dan tradisional khas Tiongkok dengan warna dominan merah sungguh sangat serasi dengan perabotan yang ada disitu. Berbeda dengan rumah Sakura  yang memiliki konsep Castle eropa.

Ketika tiba dan masuk di ruang pertemuan, mata Sakura langsung merujuk kearah seorang gadis kecil bercepol dua yang tengah duduk di soffa yang sepertinya di desain khusus sebagai ruang tunggu. Hanya dengan sekali melihat, Sakura bisa tau bahwa gadis kecil itu adalah Yingzu Tenten, Putri bringas yang dikatakan Asisten ayahnya. 

Tenten terlihat tengah melamun dan menatap kosong di depannya. Ketika Ayah Sakura berjabat tangan dan memulai pertemuan, Sakura berinisiatif untuk mendekati Tenten yang saat itu tengah sendiri merenung.

"Hei." 

Tenten menoleh kearah Sakura yang kini sudah duduk di sebelahnya. Tenten menatap tajam Sakura. "Mau apa?" Sahut Tenten dengan nada dingin.

Sakura tak langsung menjawab, hal yang di perhatikan Sakura saat itu bahwa ada beberapa Bandage di wajah dan di kakinya, sepertinya perkataan asisten ayah Sakura mengenai kenakalan Tenten bukanlah isapan jempol belaka. Sakura kini melihat kearah wajah Tenten yang saat ini kembali menatap kosong di depannya. "Kamu jago bahasa Jepang ya? aku saja tidak begitu baik di bahasa itu." 

Tenten kembali melihat kearah Sakura kemudian tersenyum sinis. "Apa urusanmu? langsung saja jika kamu mengiginkan sesuatu." 

Sakura mengalihkan pandangannya ke depannya, mengikuti apa yang di lakukan Tenten. Tenten yang sejak tadi memperhatikannya sedikit merasa bingung kemudian bungkam tak melanjutkan pertanyaan dan kembali menata kearah depannya.

"Ini sungguh membosankan." Seketika Tenten mengalihkan pandangannya kearah Sakura lagi dengan tatapan heran.

"Apa maksudmu Pinky?"

DifferentWhere stories live. Discover now