Book 2

437 46 6
                                    




"Nona, saatnya Nona berangkat ke sekolah."

Aku membuka kelopak mataku ketika seorang pelayan mengetuk pintu kamarku di pagi hari, "Sekolah." Ucapku dengan perasaan yang sedikit asing, rasanya sudah lama sekali aku tidak sekolah. Aku bangkit dari tempat tidurku sembari mengucek ngucek mata ku untuk sedikit menghilangkan rasa kantuk yang masih terasa kemudian beranjak dari tempat tidurku yang hangat dan pergi mandi.

Cha..Cha cha....~

Handphone ku berbunyi tepat saat aku selesai mandi dan berpakaian. Aku mengambil handphone ku yang berada di meja kecil dekat lampu sebelah tempat tidurku yang sejak tadi berteriak teriak minta di jawab oleh sang empunyanya.

"Hey my sister.. How are you?"

Aku tersenyum ketika aku mengetahui bahwa yang membuat handphone ku berisik ternyata seorang malaikat pelindung, Kakak laki laki ku yang berada di Amerika sangat sering menghubungiku hanya sekedar menanyakan apa yang ku lakukan saat ini. Jari jariku kini beradu dengan layar touch screen yang membentuk kata demikata menjadi kalimat.

"Aku baik kak.. Bagaimana denganmu?"

Aku memasukkan handphone ku ke dalam tas selempang yang ku bawa ke sekolah setelah membalas e-mail dari kakakku. Aku pun kemudian bergegas menuju Garasi mobilku yang terparkir manis di garasi lantai satu "Shizune, apa mobilku sudah siap?" tanyaku ketika aku sampai di lantai satu dan menghampiri Shizune. Shizune hanya membalas anggukan dan sedikit membungkuk. "Okay, So.. Where my key?" Tanyaku yang di balas dengan pemberian kunci oleh Shizune padaku "Thank's." Jawabku yang kemudian bergegas menuju Mobil Porsche 911 berwarna PinkSoft kesayanganku.

Aku menginjak pedal dan meninggalkan rumah menuju sekolahku yang sudah lama tak ku hadiri, mobilku berhenti ketika Traffic menunjukkan lampu merah di sebuah perempatan yang cukup ramai Sambil menunggu lampu berwarna hijau, aku mengambil Handphoneku yang berada di tas dan membalas e-mail dari kakakku lagi.

"Aku akan Sukses!"

Seruan suara seorang pria membuatku berpaling ke arah asal muala suara itu. Aku sedikit terkejut ternyata orang yang mengeluarkan suara lantang di tengah jalan besar begini adalah seorang pria kucel yang sedang mengayun sepeda tahun 90- an nya dengan semangat tepat di sebelah kanan mobilku 'Heran zaman sekarang masih ada yang naik sepeda seperti itu' Batinku yang kemudian meletakkan handphone ku kembali ke tas dan menginjak Gas ketika Traffic nya menunjukkan warna hijau.

Aku memarkirkan Mobilku di parkir VIP sekolah, aku tidak mau berjalan terlalu jauh dari kelas hanya demi parkir yang lebih murah, jadi aku ambil yang VIP saja meskipun sedikit mahal akan tetapi aku tidak perlu berjalan begitu jauh. Aku berjalan menuju gedung kelas ku yang berada di sebelah selatan Sekolah. Ketika perjalananku menuju kelas, seluruh siswa di sekolah melihat dan melirikku dengan tatapan yang sulit kumengerti, namun itu sudah menjadi pemandangan yang biasa di sini jadi aku sudah tidak terkejut lagi akan hal itu, namun tetap saja hingga sekarang aku tidak tau alasan dari pandangan itu, Suka atau Iri?

Aku berjalan mengintari koridor, jam tangan ku sudah menunjukkan jam 7 lewat yang artinya kelas sebentar lagi akan di mulai "Jujur saja aku sedang tidak niat masuk sekolah hari ini." Ucapku pada diri sendiri sembari tetap berjalan menuju ke kelasku. Aneh, aku mendengar suara berisik di sebelah kiri koridor kelasku. Jiwa penasaran seorang wanita pun meluap dari diriku, aku berjalan menuju asal muala itu dengan sedikit mengendap endap takut hal yang tidak- tidak akan terjadi padaku mengingat koridor tidak ada siapa-siapa saat ini.

"Baiklah! Aku akan menggunakan tenaga ku yang terakhir!"

"Eh?"

Bruk!

DifferentWhere stories live. Discover now