"Aduh!"

"Aw!"

Tubuhku terjatuh dengan lemahnya ketika menabrak tubuh seorang pria bertubuh agak besar menurutku. Aku mengerjapkan mata dan mencoba menatap pria yang menabrakku tadi dengan kesal.

"Ma.. Maaf, Aku tidak se-"

Aku sedikit terkejut ketika melihat pria yang menabrakku tiba tiba terdiam menatapku dengan pandangan aneh, pandangannya terlihat berbeda... tidak seperti yang selama ini ku alami di sekolah ini 'Dia melamun? Mengapa dia menatapku dengan tatapan seperti itu?' Sekarang ia menggeleng kecil, sepertinya baru sadar "Go..gomenasai... Aku tidak sengaja menabarakmu" Ucap pria itu sambil menjulurkan lengannya kearahku namun tak segera kusambut.

Entah mengapa aku merasa pernah berjumpa dengannya sebelumnya, Ah! Dia pria kucel yang naik sepeda ondel itu. Dia sepertinya merasa tidak enak denganku, dengan segera aku menggapai lengannya yang ia julurkan lagi. Aku menunduk untuk mengambil tas dan barang barangku yang terjatuh akibat tabrakan tadi.

Entah mengapa perasaanku mengatakan ada yang sedang memperhatikanku, aku memalingkan tubuhku kearah pria kucel itu dengan tatapan judes. 'Sepertinya dia jadi salah tingkah' batinku ketika melihat ia langsung menatap ke arah lain ketika aku memalingkan tubuhku. Merasa tidak ada keperluan lagi untuk mencari tau suara berisik tadi karena sudah jelas dia penyebab suara itu ada. Aku memalingkan tubuhku hendak menuju kelas yang sepertinya akan di mulai beberapa menit lagi.

"He...hei" Suara pria tadi membuatku kembali memalingkan tubuhku ke arahnya kemudian aku memasang tatapan 'Apa' khasku "I..itu apa kau mengetahui letak Office Room?" Sambungnya lagi.

Aku tak segera menjawabnya, aku menghampiri pria itu lalu mengacungkan jari telunjuku ke wajahnya dan memutar kearah Kanan pria aneh itu "On your right." Ucapku singkat. Pria itu langsung memalingkan wajahnya ke arah yang aku tunjuk, raut wajahnya berubah ketika ia melihat pintu Office tepat di sebelahnya. Aku menurunkan lenganku "Anything else?" Ucapku mengejutkannya dan lansung memalingkan wajahnya ke arah ku.

"Ah.. Tidak, A..Arigato." Dia membungkkan tubuhnya ke arahku. Lagi dia menatapku dengan tatapan anehnya lagi, sepertinya dia memiliki masalah mental, ah itu tidak mungkin tidak mungkin orang yang memiliki masalah mental dapat masuk kesini dengan mudah.

"Are you sure?" Aku kembali bertanya kepadanya yang langsung kalang kabut, terkejut lagi mungkin.

"Eh.. i..itu tidak ada," Ucapnya "Arigato." pria itu membungkuk lagi yang kubalas dengan anggukan kemudian meninggalkan pria aneh dan kucel itu, aku kembali berusaha mengingat ingat, entah mengapa aku merasa pernah melihatnya akan tetapi bukan di jalan tadi. 'Ah! Dia anak beasiswa itu.' Batinku meyakinkan. Ayah ku merupakan pemilik dari sekolah Konoha HighSchool dan aku pernah di beritahu ayahku bahwa akan ada seorang anak beasiswa yang akan masuk di KHS, Ayahku kemudian memberikan berkas tentang profil dirinya 'Namanya kalau tidak salah adalah Uchiha Sasuke.' batinku.

Aku teringat kembali bahwa ayahku pernah mengatakan Sasuke memiliki masalah sosial dan kemiskinan yang cukup buruk, ia sering dibully di sekolahnya yang lama tak hanya akibat kemiskinannya namun juga akibat dari kecedasannya yang membuat anak anak seumur kami Iri kepadanya, hal yang mungkin hampir sama terjadi denganku dulu saat masih taman kanak kanak.

Aku dulu pernah mendapat bullying yang cukup buruk akibat hal-hal yang menurutku tak menjadi hal yang serius, mereka membullyku hanya karena iri dengan harta dan prestasiku, mereka tidak pernah melakukan kontak fisik terhadapku, aku rasa itu karena ayahku seorang donatur besar di perusahaan orang tua mereka. Akan tetapi tetap saja, para anak-anak yang masih duduk di taman kanak kanak itu mengucilkanku dan menganggap aku tidak ada, dan hebatnya lagi bahkan guru dan walimurid juga melakukan hal yang sama.

DifferentWhere stories live. Discover now