[26]

2.1K 238 10
                                    


🐣
.
.
.

Merasa di setani oleh nafsu,mark masih saja betah akan kegiatan lancangnya itu.
Menjamahi,dan menelisuri tiap inci mulut arin.

Mark sudah tak bisa mengontrol dirinya. Bibir itu terlalu manis untuk mark lepaskan. Mark masih ingin mencicipinya,sungguh.

Lumatan demi lumatan. Gerakan demi gerakan mark melakukannya dengan lembut. Jauh berbeda dengan yang di lakukannya pertama tadi,kasar.

Arin yang awalnya terkejut dengan kelakuan aneh mark,sekarang sudah mulai mengikuti alur. Bahkan tangan arin sudah mulai terangkat untuk segera di kalunginya pada leher mark.

Arin juga sedang berusaha membalas ciuman itu.

Arin sadar ini ciuman pertamanya,tapi memberikannya pada orang yang dia cintai,rasanya sungguh tak apa.

Chup

Chup

Chup

Chup~

Ciuman itu terus berlanjut sampai dimana.

Benda kenyal milik mark mulai turun ke arah area sensitif arin. Mengecupnya berkali-kali bahkan tak lupa membasahinya. Arin terus bergerak gelisah,menahan desahan yang dari tadi terus ingin keluar dari mulutnya.

"hmmm-" arin sedikit menggeliat resah "-hmm markkhh" lanjut arin.

Mark?

Selesai arin menyebut nama itu. Seketika entah malaikat darimana yang membawa paksa mark ke alam sadarnya.

Mark menghentikan aktifitasnya,arin yang berada di bawah sedikit di buat kebingungan dalam nafasnya yang memburu.

Wajah mark yang awalnya berada di area leher arin,sekarang terangkat untuk menatap mata indah arin dengan sejajar.

"mark"

Chup

Kecupan singkat mark daratkan di kening arin. "tidurlah" kalimat terakhir sebelum akhirnya mark beranjak bangkit dari tempat tidurnya lalu keluar. Terdengar oleh arin suara bantingan pintu yang tak biasa di sana.

"mark" panggil arin lagi. Hanya saja sekarang sebuah tetesan bening keluar dari ujung matanya.

Arin merasa di terbangkan,lalu kembali di campakkan dalam satu waktu. Menyakitkan.

.
.
.
.

Keesokan harinya..
.
.
.
.

Matahari mulai menampakkan dirinya tanpa malu,membangunkan semua orang yang sedang terlelap seolah telah menjadi rutinitasnya. Di antara banyaknya manusia yang terbangun akibat sinarnya,arin termasuk di dalamnya.

Arin mulai menggeliat tatkala matahari memasuki kamar lewat celah celah gorden yang sedikit terbuka.
Membuka matanya pelan,lalu duduk untuk mengumpulkan nyawanya kembali.

Ceklek'

Sebuah suara yang berasal dari pintu membuat arin harus melirik dalam kantungnya "pagi nona" sapa seorang pelayan ramah.

"pagi juga bi"

"apa tidur nona nyenyak"

Arin cengengesan "ku rasa iya"

Lalu pelayan yang terlihat jauh lebih tua di banding arin itu mulai duduk di samping arin "nona menggemaskan sekali" ungkapnya sambil melayangkan satu elusan di rambut arin.

"terimakasih"

"oh iya. Ini saya bawakan beberapa baju ganti ukuran nona,pilih saja yang mana nona suka." ujar pelayan itu tersadar akan tujuan awalnya.

Marklee | ✔Where stories live. Discover now