[11]

2K 245 4
                                    

🐣🐣🐣🐣

"udahlah rin! Jangan nangis lagi" bujuk ong sambil nyetir.

Yap,setelah mark mengasari arin tadi. Mark dengan murkanya mengusir arin dari kediamannya.

Oke.
Arin belum terlalu kebal akan kelakuan mark,jadi wajar jika dia menangis lagi. Hati arin bahkan juga ikut merasakan sakitnya.

"se..harusnya..emang dari awal..arin..ga ingikutin saran temen-temen.."

"udah ah! Jadi jelek kalo lo nangis terus rin"

"arin ga peduli" jawab arin yang setia menundukan pandangannya.

Suasana di dalam mobil kembali hening,udah ga ada lagi suara tangisan arin atau apapun itu.

Tapi sayangnya keheningan itu tidak bertahan lama karna titiba ponsel ong berbunyi.

Dan percayalah.

Nama yang tertara di layar ponsel ong sekarang adalah marklee.

Ong tersenyum menang ke arah arin. Ya meskipun arin tidak terlalu memperdulikan senyuman itu.

"yeb--"

"kembali kesini sekarang"

"baiklah tuan"

Hanya percakapan singkat. Tapi itu bisa bikin ong tersenyum menang.

Ayolah,ong sebentar lagi akan menyaksikan sisi lain dari seorang mark lee.

Langsung saja ong putar balik.

"lah bang?kita kok putar balik?"

"mark yang minta"

"apa?"

"dia kangen lo katanya"

___

Di sini lah mereka sekarang.

Di balkon kamar mark,sambil duduk saling berhadapan dalam diam.

Arin sibuk memainkan jarinya karna dia ga tau harus ngomong apa pada mark. Sementara mark hanya sibuk memainkan ponselnya.

Arin menghela nafas berat,ayolah dia tidak ingin berada di situasi seperti ini "ma-ark" terdengar nada gugup di sana.

Mark mengangkat sedikit kepalanya,lalu meletakkan ponselnya "tunggulah sebentar lagi"

"apa?" arin mengerutkan keningnya karna tidak mengerti maksud dari perkataan mark.

"eomma kecelakaan di ulang tahun yang ke 10, appa meninggal juga di hari ulang tahun yang ke 12, nenek seolah sengaja mengambil orang yang ku sayang di hari berharga ku,mungkin nenek sengaja supaya aku mudah mengingatnya. " ujar mark tiba tiba dengan pelan.

Arin tidak memaksa mark untuk bercerita. Tapi mark sendiri yang mengungkapkannya. Dan sekarang arin tau alasannya.

Seolah mengerti suasana hati mark "boleh kah aku menganggapmu sebagai seorang 'teman'?"

Mark melirik arin.
Arin yang merasa di tatappun langsung menunduk. Maafkan jika arin terlalu lanjang.

"gue ga suka punya temen cewe"

Oh mark!
Baiklah,tadi kau bicara menggunakan aku-kamu. Dan sekarang kembali dengan gue-elo. Good boy! Dirimu terlalu labil.

"baiklah!aku ta--"terputus ketika sebuah ketukan pintu mengganggu waktu mereka.

Terlihat sosok ong di depan pintu kamar mark sambil membawa sesuatu.

"maaf lama tuan. Ini pesanan anda"

Marklee | ✔Where stories live. Discover now