12

4.5K 356 25
                                    



A SINGLE TRUTH

CHAPTER 12

•••



LANGKAH  kaki setara , setapak demi setapak dalam rentak yang amat perlahan . Pandangan mata tertumpu pada lantai marmar laluan koridor hospital itu . Estella masih dalam dilema , kecewa kerana masih tidak mampu melihat keadaan bapanya yang kini masih dirawat . Tegahan Asher menjadi batu penghalang . Ditambah pula dengan perkataan lelaki itu yang benar-benar menggoncang jiwanya . Lantas , langkah kakinya dihentikan .
Berdiri pegun bak patung ditengah-tengah koridor itu .


Daneiel yang berada dibelakangnya turut sama berhenti . Lirikan mata menikam tubuh wanita itu meski mulut membisu . Melihatkan Estella masih dalam lamunan ciptaannya sendiri , pantas pergelangan tangan wanita itu digenggam halus . Menyentak Estella dari lamunan , mata saling bertentang .



Segaris senyuman diukirkan buat wanita itu . Mungkin bagi mententeramkan hati Estella , namun kekosongan wajah tunangnya menjadi balasan .

" jangan risau . Kalau bukan hari ini , esok kau pasti boleh melawat papa kau "


Estella membisu , raut wajahnya berubah keruh seraya tangan ditarik dari genggaman Daneiel . Mencorak kebingungan dalam biasan mata Daneiel yang sekali lagi cuba untuk merangkul kembali lengan wanita itu  namun segera ditepis oleh Estella . Lirikan mata wanita itu dipanah tajam ke wajahnya .



" kalau Asher call saya tak dapat ... tentu dia ada call awak .. " panahan mata Estella dipenuhi rasa curiga dan amarah yang sukar ditafsir . Memaksa Daneiel membisu buat sesaat dua . Keluhan pendek meniti dibibir Daneiel . Lirikan matanya lembut menatap wajah tunangnya yang jelas-jelas memasang rasa curiga kepada dirinya .



" no Este . Kau boleh check phone aku kalau kau tak percaya . Aku tak akan aniaya kau sampai ke tahap tu " lembut balasan Daneiel , cuba memecahkan kedinginan dan tembok curiga Estella .



Estella menggelengkan kepalanya , sesal dan terbeban dengan situasi yang menimpa diri . Birai matanya berkaca-kaca lantas rambut diraup kasar , melepaskan segala rasa yang menyeksa jiwa .



Daneiel menapak menghampiri tubuh tunangnya . Buat ke sekian kalinya , pergelangan tangan Estella digenggem . Menghalang pergerakan wanita itu buat seketika .




" kau ada aku Este . I'm not going to leave you . Kalau keluarga kau sendiri sisihkan kau ... its okey . Aku tak akan biarkan kau seorang diri . Kau boleh berharap pada aku "


Mendengarkan butir bicara itu , lantas Estella merentap kuat tangannya . Tangan Daneiel ditepis kasar , seraya tubuh menjauhi lelaki itu . Anak matanya tajam menikam wajah Daneiel yang masih kaget dengan perubahan tingkah lakunya .



" apa yang buat awak fikir sejauh tu ?! Keluarga saya tak akan buat saya macam tu ! "


" Este , aku cuma —— "

" No ! And apa alasan awak untuk awak gantikan posisi keluarga saya dalam hidup saya ! Memang saya pernah cintakan awak Daneiel ... tapi itu tak bermakna ... awak setaraf dengan keluarga saya sendiri . Awak ... lelaki yang saya cintai , tapi keluarga saya ... adalah nyawa saya"





A Single Truth ✔Where stories live. Discover now