18, Si Cantik.

5K 1K 61
                                    

"Nggak, gue nggak boleh kayak
gini terus. Jungwoo pasti nggak bakal suka kalo gue gini."

Aira lagi berdiri di depan cermin yang ada dikamarnya sambil menatap betapa kacaunya dirinya sekarang.

Mungkin sekarang dirinya tidak bisa melihat Jungwoo, tapi dia percaya kalau Jungwoo ada disisinya.

Bodoh rasanya, Aira baru menyadari perasaannya ke Jungwoo setelah Jungwoo pergi. Dia merutuki dirinya sendiri karena lebih mementingkan gengsi.

Akhirnya Aira mandi dan merapikan penampilannya, siap berangkat sekolah yang sebentar lagi akan mengadakan ujian akhir untuk kelas 12. Dirinya udah siap, tapi hatinya belum.

Entah kenapa waktu Jungwoo masih didekatnya, Aira selalu ingin cepat pulang dari sekolah jika Jungwoo tidak ikut bersamanya kesekolah.

Mungkin sekarang tidak lagi. Tidak ada Jungwoo yang menjadi penyemangatnya. Cepat atau lambat, mau tidak mau, Aira harus merelakan Jungwoo.

Dengan ragu Aira memegang gagang pintu kamarnya. Dengan langkah ragu juga dia keluar dari ruangan yang menjadi saksi bisu kesedihan Aira.

Begitu melihat Taeyong di ruang makan, Aira langsung menghampiri kakaknya itu seolah tidak terjadi apa-apa. Terasa canggung saat aira duduk di samping Taeyong, takut jika Taeyong menanyakan sesuatu.

Seolah bisa membaca pikiran Aira, Taeyong bersuara sambil mengoles selai coklat ke roti gandumnya, "udah, kakak nggak bakal tanyain kamu apa-apa. Kamu makan aja, susunya jangan lupa diminum. lihat, kamu tambah kurus."

Aira menghela nafasnya lega, Taeyong tidak akan bertanya apa-apa itu sudah cukup.







Aira berjalan menuju koridor kelasnya, rasanya sudah lama tidak menginjakkan kakinya di sekolah yang menurut Aira adalah 'neraka'.

Ketika Aira lagi berjalan, tiba-tiba ada perempuan yang menabraknya sambil membawa satu set buku pelajaran sambil terburu-buru. otomatis, karena mereka bertabrakan, buku-buku yang dibawa perempuan itu berhamburan di koridor.

"Eh, maaf! gue buru-buru banget, mau naruh buku di loker tapi nggak tau kelas 12-1 dimana."

Itu kelasnya Aira, haruskah dia membantu gadis ini? atau dibiarkan aja?

"Gue anak kelas itu, mau bareng?"

Dengan wajah sumringah gadis itu ngangguk dan tersenyum. "mau!"

"Btw, lo pindahan?" tanya Aira sambil mengusir kecanggungan diantara mereka.

"Iya, baru masuk hari ini sih. Btw, lo orang pertama yang bantuin gue, lo mau jadi temen gue ya?"

Tanpa disadari, Aira mengangguk, kemudian ia tersadar. Nggak ada salahnya sih, seenggaknya dia punya temen perempuan yang mungkin bisa jadi sahabatnya.

Gadis itu berhenti dan menyalurkan tangannya ke depan Aira, "ohya, kenalin. gue Park Chaeyoung, panggil aja Rose." katanya sambil tersenyum, cantik.








ㅡㅡㅡㅡㅡ
BELUM SELESAI GUYS

COMFORT VOL.01✓Onde histórias criam vida. Descubra agora