Love Letters 7

1K 201 11
                                    

🖤

Siapa sangka es krim benar-benar berhasil meluluhkan Jennie. Siapa sangka saran Jiyong benar-benar berhasil untuk seorang Jennie Kim yang sedang marah.

"Jadi, eonni benar-benar sudah memaafkanku kan?" tanya Lisa sembari menggigit ujung sendoknya. Menunggu jawaban Jennie yang baru saja memasukan sesendok penuh es krim kedalam mulutnya. Menunggu Jennie selesai menikmati rasa blueberry dingin yang menjalar diseluruh sudut mulutnya.

"Asal kau berjanji tidak akan menyembunyikan perasaanmu lagi dariku. Dengar Lice, yang membuatku kesal adalah kau yang tidak memberitahuku apapun mengenai perasaanmu. Kau tahu? Aku bisa mengalah padamu kalau saat itu kau memberitahuku kalau kau menyukai Sehun oppa atau kita bisa sama-sama melupakannya,"

"Anniyo, aku tidak bisa melakukannya... eonni benar-benar menyukainya... iya kan? Aku baik-baik saja, sungguh, aku senang melihat eonni bahagia dengan hubunganmu, awalnya memang iri tapi lama kelamaan... aku ikut bahagia mendengar cerita-ceritamu dan kurasa sekarang aku menyukai seseorang,"

"Siapa?"

"Seseorang yang ku cium beberapa hari lalu. Aku tidak yakin bagaimana perasaanku padanya hanya saja... aku tidak bisa melupakan rasa tembakau di bibirnya,"

"Dia seorang perokok? Seseorang dari agensi kita? Ng... Mino?"

"Rahasia? Aku akan memberitahumu kalau aku sudah yakin dengan perasaanku? Ya?"

"Jangan merahasiakan apapun terlalu lama dari kami lagi," wanti-wanti Jennie disusul anggukan dan senyum kecil dari Lisa.

Jam terus berdetak, sampai pada akhirnya Jennie menemukan kartu anggota night club yang Jiyong berikan pada Lisa sore tadi.

"Darimana kau mendapat ini Lice?" tanya Jennie setelah melihat nama Kwon Jiyong diatas kartu anggota itu. "Kau mencurinya dari dompet tebal Jiyong oppa?"

"Anniyo, dia yang memberikannya padaku. Dia bilang kalau aku ingin, aku bisa menemuinya disana... tapi dia pasti sudah bersama seorang wanita disana,"

"Jadi kau tidak mau kesana?"

"Untuk apa? Aku bisa dimarahi Yang Sajjangnim kalau kesana," jawab Lisa sembari menoleh ke arah pintu, melihat Jisoo dan Rose yang baru saja datang dari jadwal mereka.

"Hei! Teman-teman! Lisa punya kartu anggota night club, bagaimana kalau kita berpesta malam ini?" tanya Jennie sembari menunjukan kartu anggota milik Jiyong.

Lisa tidak ingin pergi, tapi pada akhirnya, ia tetap berganti pakaian, berdandan dan berangkat bersama tiga eonninya yang luar biasa bersemangat. Lisa tidak pernah masuk ke night club sebelumnya tapi melihat night club yang selalu muncul di drama-drama membuatnya tidak ingin datang.

"Bagaimana kalau kita ketahuan Yang Sajjangnim?" tanya Lisa setelah mereka keluar dari mobil perusahaan yang Jisoo kemudikan dan berdiri didepan pintu masuk night club itu.

"Kalau Jiyong oppa memberikan kartu anggotanya, ku pikir dia sudah memikirkan itu, iya kan?" jawab Jennie tidak peduli.

"Yang Sajjangnim tahu kita tidak akan bisa masuk kesini tanpa kartu ini, ia tidak akan marah kalau tahu kita mendapat izin dari Jiyong oppa," tambah Rose. "Yang sajjangnim sangat sangat sangat mempercayai Jiyong oppa, dia pasti membiarkan kita kalau tahu Jiyong oppa yang mengajak kita kesini,"

"Anniyo... kalian berdua salah... Yang sajjangnim tidak akan tahu... Yang Sajjangnim sedang pergi ke New York sekarang," celetuk Jisoo— satu yang paling bersemangat ketika melihat kartu anggota night club itu. Jisoo yang selalu ingin datang kesana, di usianya, hampir seluruh temannya sudah masuk ke sebuah night club.

Love LettersWhere stories live. Discover now