Love Letters 5

1K 194 12
                                    

🖤

"Aku tidak menyukaimu lagi oppa, surat itu hanya kesalahan- anniyo, kau seharusnya tidak menerima surat itu," ucap Lisa pada Sehun yang berdiri di hadapannya. Sudah dua minggu sejak surat itu berada di tangan Sehun, sudah dua minggu juga Lisa menghindari Sehun.

"Jangan menyela, dengarkan aku baik-baik. Aku memang menyukaimu, tahun lalu, surat itu ku tulis tahun lalu sesaat setelah oppa memberitahuku kalau oppa mengencani Jennie eonni. Dan sudah satu tahun berlalu, sudah satu tahun oppa mengencani Jennie eonni. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang berubah selama satu tahun terakhir selain perasaanku untukmu yang sudah menghilang. Satu tahun berlalu dan aku sudah berhenti menyukaimu," ucap Lisa dengan sangat lancar, seakan ia sudah menghafalkan kalimat itu berhari-hari.

"Benarkah?" tanya Sehun, menghapus semua ingatan Lisa. Ia sudah berlatih, berhari-hari dan satu kata yang keluar dari mulut Sehun bukanlah naskah yang selama ini ia hafalkan. Pertanyaan yang Sehun ajukan sama sekali tidak Lisa prediksi. Lisa pikir Sehun hanya akan mengiyakannya, hanya akan mengangguk mengerti seperti tiga penerima surat sebelumnya. "Benarkah kau sudah tidak menyukaiku? Benarkah perasaanmu sudah berubah atau kau hanya berharap kalau aku akan mempercayai ucapanmu tadi?"

"Apa maksudmu oppa? Aku berharap oppa akan mempercayai ucapanku? Apa maksudnya itu? Oppa harus mempercayainya karena memang begitu kenyataan-"

"Kau masih menyukaiku, kau menghindariku, kau menolak bertemu denganku dan melatih dialogmu tadi, apa aku salah?" tanya Sehun membuat Lisa menelan kasar ludahnya. Mata Lisa memanas, gadis itu kehabisan kata-kata karena ucapan Sehun. Lidahnya kelu, ia merasa kebohongannya sudah terbongkar. "Aku belum memberitahu Jennie dan kurasa aku tidak perlu memberitahunya. Apa kau tahu Lisa? Apa yang ku pikirkan ketika pertama melihatmu?"

"Oppa marah? Mian-"

"Marah? Tidak, aku sama sekali tidak marah!" suara Sehun tiba-tiba saja meninggi. Di lorong sepi dekat toilet salah satu gedung stasiun penyiaran mereka berdiri berhadapan dengan Sehun yang terlihat sedikit berbeda dari biasanya. "Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau ingat? Aku bertanya padamu ketika Jennie menyatakan perasaannya padaku. Dan kau bilang aku harus menerimanya, apa kau lupa?"

"Aku bilang begitu?"

"Ya. Kau mengatakan itu. Kau bilang Jennie sudah lama menyukaiku dan aku menyukainya. Kau bilang kalau kau menyukai pria lain. Kau bilang kami akan sangat serasi kalau bersama,"

"Bukankah oppa memang menyukai-"

"Aku menyukaimu. Sejak awal kita bertemu. Kau tidak berfikir aku mendekatimu untuk mendapatkan Jennie kan? Kau yang memaksaku untuk-"

"Kalau kau memang menyukainya, kurasa kau tidak akan bertahan selama satu tahun bersama Jennie. Bukankah kau terlalu serakah? Kalau menginginkan mereka berdua sekaligus?" potong seorang pria yang datang bagai pangeran berkuda. Pria itu datang tepat sebelum Lisa mulai menangisi ucapan Sehun. Sebelum Lisa merasa bersalah atas apa yang Sehun ucapkan.

"Oppa-"

"Apa ada yang perlu kalian obrolkan lagi?" tanya Jiyong. "Kalau tidak, kurasa obrolan kalian sudah selesai. Kau tidak perlu menjelaskan apapun lagi padanya. Bukankah ucapannya sudah jelas tuan Oh? Lisa tidak menyukaimu lagi, jadi walaupun sekarang kau bilang kau menyukainya, Lisa tidak akan menghianati siapapun," lanjutnya sebelum ia mengulurkan tangannya dan menarik Lisa untuk melangkah menjauhi Sehun yang mengepalkan tangannya dengan cukup kuat.

"Kau berkencan dengannya Lisa?" tanya Sehun menghentikan langkah Lisa yang di gandeng erat oleh Jiyong.

Lisa bersumpah kalau selama beberapa hari terakhir ini, Jiyong selalu bersikeras menolak untuk membantunya. Tapi hari ini, Jiyong berbalik, kemudian menatap Sehun dengan sebuah senyum simpul seorang G Dragon.

"Entahlah, apa itu penting tuan Oh? Apa itu dapat mengubah kenyataan kalau Lisa sudah tidak menyukaimu lagi?" jawab Jiyong bersama senyum simpulnya. Senyum simpul yang selalu ia tunjukan didepan kamera. Senyum simpul yang biasanya dapat memikat dan menekan siapapun.

"Kenapa oppa membantuku?" tanya Lisa setelah ia dan Jiyong berada didalam lift menuju atap stasiun penyiaran itu— tempat Jiyong memarkir mobilnya saat ia datang tadi.

"Karena kau dalam masalah," jawab Jiyong, yang kemudian melepaskan pegangannya pada pergelangan tangan Lisa dan meraih ponselnya. Mengecek panggilan dan pesan yang mungkin masuk selama ia mencari Lisa tadi.

"Tapi kemarin oppa bilang, oppa tidak mau membantuku,"

"Aku tidak bisa tinggal diam melihat adikku di permainkan seperti itu," jawab Jiyong— masih tanpa menoleh dan menatap Lisa yang sedang memandanginya. "Kau benar-benar tidak pernah berkencan ya? Kau pikir dia benar-benar menyukaimu? Dia hanya ingin mempermainkanmu dan- bukankah dia berengsek? Kenapa kau menyukainya? Aku benci pria yang suka mempermainkan wanita, terutama kalau wanita itu dirimu,"

"Oppa terdengar seperti seorang yang sudah sangat berpengalaman," komentar Lisa membuat Jiyong justru terkekeh.

"Haha... Begitukah?" balas Jiyong yang kemudian memasukan ponselnya kedalam saku kemudian menatap Lisa. "Dengar ya... Sehun tidak menyukaimu. Kalau dia menyukaimu, apalagi sejak kalian pertama bertemu seperti apa katanya tadi, dia tidak akan mengencani Jennie atau gadis lain kemudian menyatakan perasaannya padamu ketika ia masih tidak bisa melepaskan Jennie,"

"Tapi Sehun oppa bilang dia mengencani Jennie eonni karena aku yang memintanya?"

"Kau merasa pernah memintanya mengencani Jennie?" tanya Jiyong dan Lisa menggeleng pelan.

"Aku lupa,"

"Kalau kau saja lupa berarti kau tidak pernah mengatakan itu," jawab santai Jiyong yang kemudian melangkah keluar dari lift menuju tempat parkir dibagian atap gedung.

"Bagaimana kalau ternyata aku pernah mengatakan itu tanpa kusadari?" tanya Lisa yang kemudian berlari kecil mengekori Jiyong. "Bagaimana kalau Sehun oppa benar-"

"Apa dia sudah putus dengan Jennie?" potong Jiyong tanpa menghentikan langkahnya, dan disusul suara dari kunci mobilnya yang terbuka.

"Kurasa belum,"

"Sudah jelas kan? Dia tidak ingin punya hubungan yang serius denganmu atau Jennie. Dia masih mencari gadis lain bahkan ketika ia sudah punya Jennie dan karena kau dan suratmu datang... kau tahu? Mengencani dua member girlband sekaligus benar-benar hal yang luar biasa untuk seorang pria. Mengencani kedua rapper Blackpink sekaligus bisa jadi sebuah kebanggan bagi seorang pria," tutur Jiyong tanpa merubah nada bicaranya, tetap lembut namun terdengar sangat tegas. "Dia... hanya akan menyakitimu Lice,"

🖤
Kabar gembira untuk kita semua~
Sekarang Kiss In The Rain ada sequelnya~ ada yang mau bikinin sequelnya, jadi jangan lupa dukung sama baca ceritanya di akun DALVCC yaa~~

🖤Kabar gembira untuk kita semua~Sekarang Kiss In The Rain ada sequelnya~ ada yang mau bikinin sequelnya, jadi jangan lupa dukung sama baca ceritanya di akun DALVCC yaa~~

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Love LettersTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon