Love Letters 4

1K 204 7
                                    

🖤

"Tidak turun?" tanya Jiyong setelah ia menghentikan mobilnya di depan gedung apartement tempat Blackpink dan iKon tinggal.

"Aku terlalu lelah untuk turun," ucap Lisa sembari meremas kuat seatbelt yang mengekangnya. "Tidak ingin masuk..."

"Mwo? Kau benar-benar sudah tidak menyukaiku kan? Hei membaca suratmu saja sudah sangat mengejutkan, jangan membuatku serangan jantung,"

"Heish! Bukan oppa! Bukan karena aku ingin terus bersamamu! Aku tidak menyukaimu! Aku tidak menyukaimu! Aku tidak menyu-"

"Arraseo! Berehenti berteriak! Kau mau mengundang semua orang untuk mendengarkan rengekanmu itu?!" omel Jiyong sembari mencubit ujung bibir Lisa, menghentikan rengekan gadis kecil dihadapannya. "Lalu apa maumu sekarang? Kau tidak ingin masuk lalu apa yang kau mau?"

"Pulang kerumah appa?"

"Kau mau membuatku menyetir semalaman?" tanya Jiyong dan Lisa hanya memberinya tatapan memohon yang sulit Jiyong tolak. Jiyong tidak ingat kapan ibunya melahirkan seorang anak lagi, ia tidak ingat sejak kapan Lisa mulai berani merengek padanya seakan-akan mereka adalah saudara kandung. "Kau tidak ada jadwal apapun besok?"

"Tidak... ku mohon... ah! Atau kerumah Dami eonni saja, ya? Please... aku tidak ingin pulang ke dorm," bujuk Lisa membuat Jiyong mau tidak mau menuruti keinginan gadis itu— mengantar Lisa ke rumah kakak perempuannya, ke rumah Kwon Dami yang tidak sejauh rumah orangtua mereka.

"Dengan siapa kau bertengkar sampai tidak mau pulang kerumah?" tanya Jiyong sembari mengemudikan mobilnya menuju rumah Dami.

"Tidak bertengkar..."

"Lalu?"

"Sehun oppa berkencan dengan Jennie eonni,"

"Aku tahu, lalu? Ku rasa Sehun tidak akan memberikan suratmu pada Jennie,"

"Darimana oppa tahu?"

"Apa? Jennie mengencani Sehun? Seagensi mengetahuinya,"

"Bukan... bukan itu... tapi darimana oppa tahu kalau Sehun oppa menerima suratku juga?"

"Kau menciumku karena melihatnya memegang suratmu, iya kan?"

"Ketahuan ya? Apa terlihat sangat jelas?"

"Hm... sangat jelas seakan kau menulisnya diatas kepalamu,"

"Aku takut Sehun oppa memberitahu Jennie eonni dan Jennie eonni marah padaku," ucap Lisa sembari melihat keluar jendela, melihat jalanan sepi di luar dan menghitung pepohonan yang dilewatinya dalam hati— mencari ketenangan untuk dirinya sendiri.

"Kurasa Sehun tidak akan memberitahu Jennie, kenapa tidak mencoba bicara padanya? Seperti saat kau memintaku untuk mengabaikan suratmu?"

Lisa menghela nafasnya.

"Aku tidak bisa," jawab Lisa tanpa menoleh pada Jiyong. "Aku tidak bisa membohonginya dan memberitahunya kalau aku tidak menyukainya,"

Jiyong terkekeh, tertawa mendengar ucapan Lisa sampai ia harus menepikan mobilnya di dekat sebuah halte bus agar bisa tertawa lebih puas.

"Kenapa oppa tertawa?"

"Kau tidak pernah berkencan ya? Jangan bilang kalau satu-satunya pria yang menciummu hanya aku," tanya Jiyong sembari berusaha menghentikan tawanya.

"Oppa!!"

"Haha siapa yang akan tahu kau menyukai Sehun atau tidak? Siapa yang akan tahu kalau kau tidak mengatakannya? Sekarang Sehun tahu kalau kau menyukainya dan kau tidak berani menyangkalnya? Lalu bagaimana? Kau mau disalahpahami?"

Love LettersWhere stories live. Discover now