Page 12

6 2 0
                                    

Nala menekuk wajahnya sejak pulang dari sekolah. Grup kelasnya ramai karena anak-anak sedang menggoda Nala mengenai hubungannya dengan Arka.

Bebarapa nomor tak dikenal juga mengirimkan chat pada Nala. Isinya sindirin yang mengatakan bahwa Nala munafik. Bersikap seolh tidak memiliki ketertarikan pada Arka namun akhirnya mereka berkencan.

Nala ingin mengadukan semuanya pada Gara, Namun ia cukup mempunyi otak untuk berfikir bahwa tidak seharusnya Nala menyulut kembali api permusuhan antara Arka dengan Sagara saat Sagara masih berduka seperti sekarang.

Maka itu Nala hanya mampu memandang langit-langit kamar meratapi kejadian yang menimpanya hari ini.

Sudah cukup. Meratapi nasib tidak akan mengubah apapun.

Nala bangkit mengganti seragamnya dengan baju santai dan pergi kerumah Gara untuk melihat keadaan temannya itu.

" Ocean! " Ucap Nala, saat memasuki rumah Gara untuk mencari keberadaan pria itu.

Tapi bukannya menapati Sagara, ia melihat ambar kelauar dari arah dapur. " Kak Nala " Seru gadis itu yang segera berlari menghampiri Nala.

Nala meraih Ambar dalam pelukannya. Gadis kecil itu sangat dekat dengan Nala. Mungkin karena sejak lahir selalu Nala yang menemaninya bermain.

" Ocean dimana? " Tanya Nala yang masih membiarkan Ambar bergelayut di lengannya.

" Kak Gara sama kak Agni ada di balkon lantai dua "

" Anterin kakak yuk, kakak mau ketemu Ocean " Ajak Nala pada Agni.

Agni menggandeng Nala menuju balkon lantai dua. Nala dapat melihat Gara yang membelai rambut Agni.

Ini masih wajar kan?

Gara juga suka membelai rambut Nala yang terurai " Ocean " Panggil Nala kemudian.

Gara memutar tubuhnya. Tersenyum kikuk sambil memegangi tengkuknya.

" Baru pulang Na? " Tanya Gara saat jarak mereka sudah lebih dekat. Agni menyusul dibelakang dengan langkah pelan.

Nala mengangguk sebagai jawaban. " Nggak ada kamu disekolah, Aku nggak suka " Celetuk Nala random.

Pasalnya ia sedang tidak fokus. Pikirannya kemana-mana.

Masih wajar jika Gara bersikap biasa saja saat Nala memergoki kedekatannya dengan Agni tadi. Namun kenapa Gara harus kikuk, kenapa harus canggung.

Bahkan tanya yang terlontar dari mulut Sagara seperti sedang mengalihkan perhatian Nala atas tindakan yang dilakukan Sagara tadi.

Nala menggelengkan keplanya. Mencoba membuang semua pikiran buruk yang menyesakkan dadanya.

" Kak Nala kenapa? " Ambar yang melihat Nala menggeleng tidak jelas dibuat bertanya karena bingung.

" Bukan masalah " Jawab Nala

" Na, Arka tadi masih antar kamu pulangkan? "

" Iya kok, aku dianteri pulang. Dijemput juga pas berangkat tadi "

" Dia nggak bikin masalah sama kamu kan? " Sekali lagi Gara memastikan bahwa tidak terjadi masalah apapun pada gadis itu selama ia tidak masuk sekolah.

Hal ini membuat perasaan sesak didada Nala berkurang. " Enggak Ocean, keep calm " Jawab Nala, membentuk huruf 'O' dengan ibu jari dan telunjuk yang disatukan.

Gara terwa kecil dengan jawaban Nala, begitupun Agni.

Yeah.. Arka tidak membuat masalah dihidupnya tapi bencana!

***

Nala sama sekali tidak habis pikir bagaimana Arka masih mempunyai keberanian untuk menemuinya. Bahkan lelaki itu duduk diteras bersama dengan Papanya. Mereka terlihat akrab saat bertukar pembicaraan.

Tidak ambil pusing mengenai rencana untuk mengusir Arka dari rumahnya, atau membentak lelaki itu dengan membabi buta. Karena nyatanya Nala tidak cukup tega membuat orang tuanya khawatir atau Sagara merasa bersalah karena menitipkannya pada Arka.

Dengan cepat ia memasang sepatunya dan meraih tasnya.

" Kak ini nanti berikan sama teman kamu yang ada di depan ya " Ujar mama Nala sambil menyerahkan dua kotak bekal.

" Tumbenan dibawakan bekal ma, Nala bisa jajan di kantin nanti "

Walaupun sedikit protes dengan bekal yang diberikan Mamanya, Nala tetap mengambil bekal itu untuk ia simpan didalam tas.

Mama Nala tersenyum " Kamu bilang tiap plang sekolah dia ngajakin kamu makan. Artinya ibu teman kamu itu jarang masak kak " Membuat kesimpulan sendiri.

Nala menggeleng, berlalu untuk menemui Arka yang menunggunya di teras rumah bersama dengan Papanya.

" Nah itu Nala " Spontan kata itu keluar dari Papa Nala begitu melihat anaknya yang berada disampingnya.

" Berangkat Pa, Ma " Ujar Nala berpamitan.

" Hati-hati " Kata mama Nala yang bersandar di kusen pintu.

" Mari Om, tante "

Arka menstarter motornya ketika sudah merasakan Nala duduk dibelakangnya.

***

Istirahat ini Nala masih berada di dalam kelasnya. Menimbang apakah ia harus memberikan bekal itu pada Arka atau tidak.

Jika diberikan, secara tidak langsung Nala mengiyakan gosip mengenai dirinya dengan Arka.

" Bodo ah " Nala kembali menutup resleting tasnya. Dan melempar tas itu di kursi sebelahnya yang kosong.

" Kenapa Ratih nggak masuk sekolah lagi sih, kan kalo ada dia bisa gue suruh berikan ke monyet sialan itu "

Nala mengacak rambutnya frustasi.

Sambil menggerutu ia keluar kelas dengan membawa kotak bekal berwarna tosca dengn tutup warna pink gelap.

Iya, terpaksa Nala memberikan bekal itu pada Arka, membawa kembali bekalnya kerumah adalah sebuah tindakan bodoh. Mamanya pasti tidak akan berhenti mengomel.

Lalu mau dihabiskan sendiri juga perutnya tak akan mampu menampung makanan sebanyak itu. Lagipula isi dalam kotak itu adalah hak Arka, Nala tidak boleh mencuranginya.

Arka masih memakai seragam olahraganya saat netra Nala berhasil menemukan laki-laki itu. Arka sedang berbicang dengan teman-temannya. Ada si usil Dio juga disana.

Sedikit ragu untuk meneruskan niatnya, tapi tetap saja Nala berhasil membawa kakinya melangkah.

" Kak Arka "

Arka menoleh mendengar namanya di panggil. Sejak selesai ospek Nala tak pernah memanggilnya dengan embel-embel kak.

Lelaki itu mengernyitkan dahinya seolah mempersilahkan Nala melanjutkan kalimatnya, Bahwa Arka sudah menyadari eksistensi Nala di depannya.

Nala mengeluarkan ragu-ragu tangan kanan yang ia sembunyikan di belakang tubuh. " Dari mama " Hanya itu yang diucapkan Nala.

Gadis itu kabur begitu saja setelah meberikan bekalnya.

" Ehem yang dibawain calon mertua makanan " Dio yang berada disamping Arka dengan mudah mampu melongok isi kotak yang diberikan Nala ketika Arka membukanya.

Tukang ikut campur, penyebar gosip.


TBC

UnfinishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang