10.Ruangan Rahasia

209 14 0
                                    

Seketika badan Alen menenggang merasakan pelukan itu, rahangnya mengeras menandakan bahwa ia sedang menahan emosinya. Manda yang melihat perubahan Alen itu mencoba menggenggam tangan Alen dari bawah meja, sedangkan dua sahabat Alen saling melirik satu sama lain. Tiba-tiba saja terdengar suara gebrakan meja brakk mereka semua yang sedang istirahat di kantin pun ikut terkejut melihat reaksi Alen terlebih lagi wanita tadi langsung melepas pelukannya.

"Alen, kamu apa-apaan sih kan aku cuman pengen meluk kamu aja" protes gadis itu sambil menggoyang-goyang lengan Alen
"Hm..." terlihat Alen menghembuskan nafas gusar "mending lu pergi deh Rin" lanjut Alen, Rin? Yap gadis itu adalah Karin lebih lengkapnya lagi adalah Karina Permata Dewi. Nama yang indah, namun jika kalian tau betapa liciknya gadis itu maka bisa di jamin kalian akan menyesal telah memuji gadis tersebut.
Setelah melihat reaksi Alen tersebut, terlihat wajah Karin memerah menahan malu serta marah namun ia tahan agar semua orang yang ada di kantin tidak menyadari reaksi Karin tersebut.
"Yaudah kalo itu mau kamu aku bakalan pergi tapi.." ucapan Karin menggantung
"Lain kali aku bakalan ngelakuin hal yang lebih dari ini" lanjut Karin berbisik, Alen yang mendengar bisikan Karin pun langsung menggelapkan tangannya
"Bye Alen sayang" ucap Karin genit sambil pergi dari tempat tersebut

Setelah Karin meninggalkan kantin Manda pun memberanikan diri untuk berbicara dengan Alen

"Len.." ucap Manda pelan, takut-takut Alen akan marah juga dengan dirinya
Alen pun menengok "hm" dehem Alen
"Gue..." Ucapan Manda terpotong karena dua curut itu langsung menyambar ucapan Manda
"Eh bro gue sama Rasya mau cabut duluan ke kelas ye soalnya gue lupa ada yang harus kita urus" alibi Arsya mengingat Alen perlu waktu berdua dengan kakak kelas nya itu
"Oh okey" sahut Alen
"Siap kalo begitu kita berdua cabut duluan ye" sambung Rasya sambil menepuk bahu Alen

Dua curut itu pun kembali ke kelas mereka

"Ikut gue" ucap Alen sambil menarik pelan Manda untuk mengikuti langkah nya. Manda yang melihat Alen menarik dirinya pun hanya pasrah dan mengikuti langkah Alen dengan tergesa-gesa, karena bisa dibilang langkah Alen terlalu cepat bagi para gadis seperti Manda.

Sesampainya disana Alen langsung mendobrak pintu tersebut, Manda melihat sekeliling nya ternyata Alen membawa Manda ke gedung belakang sekolah yang bisa dikatakan gedung itu sudah tidak digunakan lagi namun gedung tersebut terlihat sangat bersih.

"Ayo duduk di situ" ucap Alen sambil menunjuk salah satu ruangan yang ada di pojok
"Ayo" sahut Manda, mereka berdua pun berjalan memasuki ruangan yang ada di pojok tersebut. Setelah sampai di depan pintu ruangan itu, Alen langsung menggeser pintu ruangan tersebut. Seketika terlihat ruangan yang di penuhi dengan beberapa foto yang tersusun rapi serta ruangan ini ditata sedemikian mungkin agar orang yang berada di dalam sini akan merasa nyaman
Oh ya ruangan ini juga kedap suara jadi sekeras apapun kalian berteriak di jamin orang yang berada di luar tidak akan mendengar teriakkan kalian.
"Len, ko gue selama sekolah disini ga tau ya ada ruangan ini disekolah?" tanya Manda yang terlihat bingung melihat ruangan ini
"Oh ini udah lumayan lama Man, cuman karena letaknya jauh banget dari area sekolah jadi jarang bahkan menurut gue murid disini pada ga tau kalo ada ruangan ini" jelas Alen
"Terus kalo ini kapan lu tata rapi begini?" Tanya Manda lagi yang masih kelihatan bingung
"Kalo ini sih baru beberapa hari yang lalu"
"Berarti lu sering kesini ya?"
"Iya apa lagi kalo gue lagi banyak masalah ya gue pasti bakalan kesini"

Manda hanya mengangguk anggukan kepala nya saja ketika mendengar penjelasan Alen, melihat respon Manda yang hanya mengangguk kan kepalanya itu Alen langsung duduk di sofa yang ada di ruangan ini. Manda berjalan melihat keadaan di dalam ruangan sesekali dia tertawa melihat foto yang di tempel disini, menurut nya Alen begitu kreatif menata rapi ruangan ini bahkan kebersihan nya sangat terjaga tanpa Manda sadari Alen tersenyum melihat gadis nya itu what? Gadisnya? Alen menggeleng-geleng kan kepala nya mengingat ia menyebut Manda adalah gadisnya.
"Eh Man, duduk sini ngapain lu berdiri mulu kayak orang bisulan ae lu"
"Sembarang aja punya mulut ga di filter dulu" kesal Manda seraya berjalan menuju sofa yang sudah di duduki Alen, sesampainya di sofa itu Manda langsung menjatuhkan pantat nya di sebelah Alen.
" Ya maaf, lu harus terbiasa sama sikap gue yang sebenernya Man" sahut Alen serius Manda yang mendengar ucapan Alen tersebut ia merasa tidak enak
"Em.. bukan gitu maksud gue Len" balas Manda kikuk
"Hm..." Sahut Alen

Setelah itu tidak ada terdengar suara satu pun dari dua insan tersebut. Manda yang terlihat asik dengan pemikiran nya sendiri, tetapi jauh berbanding terbalik dengan Alen yang berusaha menahan tawa nya melihat reaksi Manda namun tidak lama terdengar suara tawa.
"Hahaha ya ampun ga tahan gue" akhirnya Alen tidak dapat lagi menahan akhirnya pun tertawa dan mendapat tatapan sengitan dari Manda
"Len lu kesambet? Sadar heh" Ucap Manda sambil menepuk pipi Alen
"Ups sorry Man, abisnya komuk lu lucu abis sampai gue ngakak ngelihat nya" jelas Alen sambil berusaha mereda tawa nya
"Alennnn lu yaaaa" teriak Manda sambil mencubit perut Alen
"Aw ouh aduh ampun ampun gue bercanda doang" ucap Alen sambil meringis kesakitan
"Au ah bodo amat pokoknya gue ngambek" balas Manda sambil menjauh kan tangan nya dari perut Alen
"Jangan ngambek dong ntar kalo lu ngambek yang bikin gue ketawa lagi siapa hm" goda Alen
"Hm..." Sahut Manda namun tidak bisa di pungkiri godaan Alen tadi berhasil membuat pipi Manda menyerupai kepiting rebus
"Cie yang sok cuek padahal muka nya merah" goda Alen lagi sambil mencolek colek dagu Manda
"Alen ih main colek colek emang gue sabun colek apa" omel Manda
"Mana tahan uey kalo udah liat muka lu kaya begini" sahut Alen sambil mencubit kedua pipi Manda dengan gemes
"Alennnn sakitttt" teriak Manda
"Sakit ya? Dimana sakit nya hm" tanya Alen dan tangan nya sudah ia jauh kan dari pipi Manda
"Pipi gue lah masa badan gue" sahut Manda dengan wajah yang sudah merah menahan kemarahan
"Cup.." Alen mencium kedua pipi Manda, seketika Manda terdiam dengan mulut yang terbuka karena tidak percaya dengan perlakuan Alen tadi
"Biasa aja kali muka nya" ucap Alen, mendengar ucapan Alen tersebut Manda langsung menutup mulutnya dan tidak lama terdengar suara teriakkan
"Alennnn...."
"Heh curut jangan sementang ruangan ini kedap suara lu seenaknya teriak di telinga gue kali" sahut Alen yang terlihat kesal
"Hehe maaf" cengir Manda "abisnya gue kan kaget" lanjutnya lagi
"Kaget sih kaget" sahut Alen
"Ko gue gemes ya liat nya jadi pengen" ucap Manda gantung
"Pengen apa lu"
"Pengen kaya gini" ucap Manda sambil memeluk Alen dari samping, Alen yang merasa Manda memeluk nya dari samping pun membalas pelukan nya dan mengelus kepala Manda dengan sayang.
"Biar kaya gini dulu" sambung Alen, mendengar ucapan Alen tadi Manda pun menuruti nya



SORRY GUYS ATAS KETERLAMBATAN NYA BUAT UPDATE, SEBENERNYA AKU UDAH ADA IDE NYA KO DI OTAK CUMAN KALO BUAT NGETIK NYA RADA BINGUNG. SORRY JUGA KALO ADA KATA KATA YANG RADA GAJE HEHEHE

-To be continued-
-ALENDA-

ALENDAWhere stories live. Discover now