38. Kesepakatan

28.9K 2.3K 88
                                    

Happy reading, jangan lupa selipkan komentar dan Vote ya!

💃💃💃

Kaisar mengantarkan Triva pulang ke rumahnya setelah dia puas menghabiskan waktu bersama Triva melepas rindu. Sebenernya, nggak ada kata puas bagi mereka. Hanya saja, mereka harus menahan diri untuk nggak terlalu berlebihan demi menjaga agar nggak melakukan hal yang kelewat batas.

"Aku langsung pulang aja ya. Udah malem," pamit Kaisar saat mereka masih di dalam mobil.

Triva melirik jam di tangannya. Hari memang sudah sangat larut, orangtuanya pun pasti sudah tidur. "Ya udah, kamu hati-hati di jalannya."

"Iya," Kaisar membelai pipi Triva dengan ibu jarinya. Lalu matanya turun ke bibir Triva, membuatnya mengulum senyum geli. "Bibir kamu sampe bengkak gitu," ucapnya kemudian.

"Keliatan banget?"

"Nggak terlalu sih."

"Ya udah aku masuk dulu ya. Besok pagi aku haruus ke UI buat kasih surat rekomendasi dari Oxford."

"Tunggu sampe aku dateng."

"Kau..."

"Kita udah sepakat ya kalau setiap pagi aku bakal dateng ke rumah kamu dan kita berangkat pakek mobil aku. Kamu drop aku ke sekolah, abis itu kamu ke kampus. Pulangnya, aku bakal ke kampus kamu kalo kamu belum selesai atau kamu jemput aku kalo kamu udah selesai lebih dulu. Ngerti?"

Triva menghela nafas. "Apa harus banget kayak gitu?"

"Harus. Buat mastiin kalau kamu nggak macem-macem."

Triva memutar bola matanya. "Terserah deh," malas berdebat.

"Hape kamu mana?" Kaisar menadahkan tangannya.

"Buat apa?"

Kaisar langsung merogoh sendiri ponsel Triva yang ada di saku blazer cewek itu. Dia mengantongi ponsel itu ke saku seragam sekolahnya. "Aku mau pinjem dulu. Aku mau lihat siapa aja yang hubungin kamu setelah balik ke Jakarta. Awas ya kalo sampe ada yang aneh," ancam Kaisar.

"Kamu kok jadi posesif gini sih?" Keluh Triva.

"Karena hubungan kita udah nggak main-main lagi. Aku nggak mau kasih celah ke kamu buat selingkuh."

"Astaga, Kaisar! Kamu negatif banget sih pikirannya ke aku. Gimana mungkin aku selingkuh coba? Emang kamu pikir aku lepasin Oxford dan kuliah di sini, itu buat siapa?"

"Ya justru itu... Aku takut aja kamu berpaling," Kaisar berkata jujur. "Sekali lagi aku bilang, kamu itu cantik jadi mustahil nggak ada cowok yang deketin kamu."

Triva kembali memutar bola matanya. "Kamu sendiri apa kabar, Kai? Baru dua loh yang muncul di hadapan aku. Sisanya nggak tau deh kamu umpetin dimana."

Kaisar tersenyum mendesis. Dia menarik pipi Triva dengan gemas. "Cemburu kayak gini nih yang suka bikin gregetan."

Cup.

Setelah mencubit pipi Triva, Kaisar menciumnya.

"Aku cinta sama kamu dan selamanya kamu cuma akan jadi milik aku."

"Tau ah." Triva melipat tangan di depan tubuh, dia menatap lurus ke jalan lurus di depan.

"Kenapa jadi ngambek?"

"Ya abisnya kamu nyebelin."

"Tante jangan ngambek dong," goda Kaisar mengikuti panggilan Jeni.

"Kaisar!"

"Hahahaha." Kaisar mengacungkan jari tengah dan telunjuknya pertanda peace.

"Pacaran aja sana sama adek kelas kamu yang genit itu."

KAISAR (Komplit)Kde žijí příběhy. Začni objevovat