34. Kangen!

25.8K 2.3K 109
                                    

"Hai... Good Morning," sapa Triva begitu wajah tampan kekasihnya muncul di layar ponsel.

"Di sini udah malem," kekeh Kaisar sambil memutar tubuhnya agar Triva bisa melihat kalau langit terlihat gelap dari balkon kamarnya.

"Ups, lupa! Bedanya enam jam yah," Triva ikut terkekeh.

Kaisar tersenyum. Seharian ini rasa rindunya hanya terbalaskan oleh sebuah panggilan Video, rasanya tetap tak akan cukup.

"Eh, kamu mau liat apartemen aku?" Triva membawa ponselnya memutari sekitar ruangan apartemennya, terutama kondisi kamarnya yang masih serba putih belum diapa-apain sama sekali.

Lalu Triva tengkurap di atas kasur dan menyandarkan ponsel ke pinggiran bantal agar Kaisar bisa melihatnya lebih fokus tanpa bergerak-gerak.

"Kamu lagi apa?" Tanya Triva kembali. Sepertinya dia menjadi begitu bawel karena sejak tadi yang mencerocos cuma dirinya aja. Beda kalau ketemu langsung, Kaisar yang lebih cerewet.

"Nggak lagi apa-apa," jawab Kaisar.

"Ouhhh..." Triva mengangguk. "Gimana sekolah hari ini?"

"Kayak biasa aja."

"Ihhh, kok kayak terpaksa gitu sih ngobrolnya. Kamu nggak suka video call sama aku?" Protes Triva.

Kaisar tertawa tipis. Dia menyeka mulutnya dan terlihat menawan di mata Triva. "Kamu tau nggak, Video Call kayak gini malah bikin aku makin kangen sama kamu."

Triva menggigit ujung lidahnya menahan senyum. Dia memandangi wajah Kaisar, "aku juga kangen, Kai. Kangen banget malah," sahut Triva.

"Pengen ke sana," ucap Kaisar pelan.

Triva tersenyum. "Kalau kamu ke sini, sekolah kamu gimana? Kamu udah kelas tiga Kai, udah harus bener-bener fokus untuk belajar. Kalau nggak lulus, kamu nggak akan bisa nyusul aku ke sini. Iya kan?"

Kaisar tersenyum dan menunduk. Tapi lalu dia mengangkat wajah dan kembali menatap Triva. Jarinya mengusap pipi Triva, "kamu hari ini test jam berapa?"

"Jam sepuluh waktu sini. Doain aku yah biar bisa melewati test tanpa hambatan apapun."

"Kamu pasti bisa, Triv."

"Hehehe, amin."

"Eh ngomong-ngomong, kamu apartemennya bener-bener deket kampus?"

"Iya. Bahkan nih ya, cuma lima menit jalan kaki nyampe. Papa emang the best deh."

"Biar kamu nggak kesulitan cari rute buat bis ke kampus. Tau sendiri kan di sana itu gimana," sahut Kaisar.

"Humm, harusnya aku dikasih mobil di sini."

"Nggak usah!"

"Loh kok?"

"Nanti kamu asyik jalan-jalan sampe lupa waktu. Lupa sama aku," larang Kaisar. Dia tersenyum melihat Triva menguap. Lagi ngap aja tetep cantik pacarnya ini.

"Kaisar, jalan-jalan itu bukan hobi aku. Nggak mungkin lah aku keluyuran di sini."

"Bagus. Aku juga nggak mau kamu nakal di sana. Awas aja ya kalau kamu bergaul yang nggak bener di sana."

Triva tertawa, kepalanya menggeleng. "Kok posesifnya dari jauh sih? Emang kalau aku nakal di sini kamu tau?"

"Jangan remehken aku ya, Triva. Aku bakal tau segala yang terjadi sama kamu di sana. Jadi jangan macem-macem."

"Situ cenayang?"

Lantas keduanya tertawa menanggapi itu. Setelahnya, mereka sama-sama diam dan saling menatap wajah lawan. Senyum kerinduan terukir di kedua wajah mereka.

KAISAR (Komplit)Where stories live. Discover now