Sam Sib Ed (31)

4.7K 259 166
                                    

Ellen's POV

Tepatnya, hari dimana kak Forth dan kak Beam menikah. Aku benar benar kecewa dengan semua orang yang terlibat. Terlebih pada Araya yang mendalangi semua cerita bohong yang terjadi.

Menjauh dari Araya adalah hal yang tepat untuk aku lakukan. Jujur saja, aku membenci Araya saat itu. Meskipun aku tak dapat berbohong bahwa aku juga mencintainya diwaktu yang bersamaan. Aku tau bahwa diam diam Araya selalu menguntit ku.

Lalu, hari dimana ia pergi dengan Mommy ke Pekalongan. Poey dan Sena diminta untuk menemaninya disana. Lalu mereka mengajakku dengan segala sembah mohon mereka padaku.

Tapi, bertemu Araya membuat kebencianku semakin memuncak. Entah mengapa. Aku nyaris berpikir apa dia lupa dengan segala kesalahannya. Terlihat jelas dari sikapnya. Dengan gamplang ia menciumku tanpa ia berpikir betapa sulitnya diposisiku.

Aku menahan segala amarahku saat Sena menyuruhku untuk tetap perhatian padanya. Sebenarnya, Mommy juga selalu memohon padaku untuk tidak berpisah dengan Araya. Itu sebabnya ia merencanakan sesuatu agar hatiku bisa sedikit sembuh.

Sampai akhirnya hari itu tiba. Hari dimana aku meluapkan segala apa yang aku pendam selama ini. Aku tidak tau bahwa berbicara dalam keadaan mabuk bisa memudahkanku mengeluarkan segala beban yang aku pendam.

Itu benar, aku memutuskan hubungan dengan Araya. Sebenarnya, aku berpikir 1000x. Tapi, orang orang dibelakangku meyakinkanku bahwa semua akan baik baik saja.

Saat itu, Mommy meminta Ayahku untuk membantunya. Dan aku, menginap disebuah Hotel yang dipesan Mommy saat tiba diJakarta. Sehingga saat Araya pergi kerumahku, aku benar benar tidak ada dirumah.

Kebetulan Ayahku ada urusan diBatam setelah beberaoa hari kepulanganku dari Pekalongan. Dan dari jauh hari, Ayah memang membeli rumah baru. Sehingga rumah itu Ayah jual dan Ayah meminta Om Jefri, adik bungsu Ayah agar mengurus perusahaannya diJakarta. Tapi, Ayah meminta pada semua karyawan dan pada Om Jefri untuk mengatakan bahwa perusahaan telah dijual. Itu semua mudah. Karena Araya tidak mengenal anggota keluargaku.

Aku berpikir ide ini benar benar gila. Dan diluar dugaan kami, Araya menjadi frustasi. Saat itu, Mommy berpura pura sakit.

Sebetulnya aku tidak tega. Sampai Poey memukul Araya untuk memberinya pelajaran.

Tapi, aku bersyukur. Bahwa apa yang dilakukan Poey membuahkan hasil dan membuat Araya bangkit kembali.

Aku menjadi tidak sabar untuk segera muncul dihadapan Araya. Tapi, Mommy masih punya rencana lain. Mommy berkata, ini semua semata mata untuk memberi Araya pelajaran.

Sampai akhirnya, malam itu aku mengikuti Araya masuk kedalam sebuah club malam. Ia bersama James dan dua wanita lain.

Aku pergi bersama Marcel. Ia adalah anak dari Om Jefri yang selama ini tinggal di Bali. Saat itu, Marcel masih kelas 2 SMA. Tapi, berkat postur tubuhnya yang tinggi dan besar. Araya percaya begitu saja bahwa aku dan Marcel berpacaran.

Marcel anak yang aktif disekolah termasuk dalam ekskul teater. Sebab itu ia bisa berakting didepan Araya. Dan mengenai James. Mommy yang meminta James untuk datang ke kantor Araya. Berdalih meminta Araya untuk bekerja sama dengan perusahaan James.

Saat di club malam tersebut. Marcel yang memang pada dasarnya adalah anak yang usil. Ia menarik tanganku untuk mengikuti Araya yang hendak ke toilet. Marcel mencegat Araya dan membuat seakan akan Araya yang menubruk kami.

Saat itu, aku memutuskan berhenti kuliah ditempat yang telah kudaftarkan. Lalu, aku mendaftar kuliah disalah satu universitas di Australia dengan jalur beasiswa. Sebelum itu, aku pergi ke Thailand. Menemui Kak Forth dan Kak Beam lalu pergi liburan bersama Poey dan Sena beberapa hari.

Araya 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang