Sib Ed (11)

5.1K 251 0
                                    

Sawaddee Kha epribadeh.. *lambailambaitangan*
Terimakasih buat yang udah baca cerita ga jelas ini sampe saat ini *musiksedih*
Maaf kalo ceritanya ngebosenin. Karna sebelumnya saya gak pernah sebertahan ini kalo bikin ff. Pasti ga pernah ada ujungnya tapi kali ini saya berusaha buat nerusin. *meskipumreceh*
Sekali lagi khob khun maaaaaaaaaak na kha..
Chan rak khun pokonya mah.. hehe

***

Hari ini araya bolos sekolah lantaran ia akan mengantar poey. Hanya ia dan sena. Araya menentang keras untuk ellen ikut dengannya juga. Karna ia harus sekolah. Setelah selesai pamit pamitnya dan peluk pelukannya, sena dan araya bergegas pulang. Tepat pukul 12:44 siang. Sena mengajak araya untuk mengunjungi salah satu cafe terlebih dulu sekalian makan siang yang sedari tadi tertunda.

Araya langsung meluncurkan mobil ferari kesayangannya bersama sena. Suasana mobil nyaris sepi karna sena yang galau akibat kepulangan poey untuk urusan kuliahnya. Sementara, araya kalut karna kecemasannya terhadap ellen. Araya takut cindy berbuat macam macam. Ditambah lagi nomor ellen tidak bisa dihubungi pada jam istirahat. Tidak biasanya. Ia tau betul ponsel ellen selalu aktif apalagi saat istirahat dan seharusnya dia memberi kabar karna araya tak berada disampingnya seperti sekarang. Whatsapp pun tidak aktif. Pikiran araya semakin kalut.
Satu lagi yang mengganggu pikirannya. Laki laki itu. Kuromiya Ruka.

"araya awas" teriak sena. Spontan araya ngerem mendadak. Keduanya melotot diam seribu bahasa. Nafasnya tercekat. Sena menoleh kearah araya yang masih menatap depan. Untunglah araya segera rem mobilnya kuat kuat. Jika tidak. Mungkin ia akan memakan korban hari ini.

Wanita paruh baya yang hampir ditabraknya tampak mengomel dari depan mobil. Tapi seketika ia langsung pergi. Setelah sekian menit, araya tersadar dari lamunannya. Tak ada percakapan. Lebih tepatnya araya sama sekali tak menjawab omelan dari sena. Ia langsung mengendarai mobilya menuju sebuah restoran tak jauh dari sekolah araya.

"araya lo kenapa sih?" tanya sena setelah makanannya habis. Rasanya ia lapar betul. Ia memang tak sempat sarapan tadi pagi karna tak ingin telat mengantar poey ke bandara. Padahal pesawat poey terbang pukul 11:50 siang.

Araya nampak malas buka mulut bahkan untuk makan. Ia hanya sibuk mengaduk aduk shagetti pesanannya. Sena yang sedari tadi bingung kini semakin penasaran.

"oke cukup araya!" ucap sena. Araya mendongakkan kepalanya.

"he?" araya mengernyit.

"lo kenapa? lo gak mau cerita?" tanya sena.

"gue cuma lagi gak mood sena. Ellen ga ada kabar dari tadi pagi. gak biasanya" balas araya. Sena menarik nafas dalam dan menghempaskannya.

"ditambah lagi gue kepikiran cowok yang ada pas kita liburan kemarin" tambah araya. Sena meneggakan duduknya. Ia melipat tangan nya di dada.

"jadi karna itu? bukannya ellen udah jelasin? lagian bisa aja itu hal yang wajar. ya kaya lo sama poey" ucap sena. Araya melotot.

"ah gini lo maksud gue. Ellen kan bilang siapa namanya.. kura.. kuramay?

"kuromiya" bantu araya.

"iya apalah itu. Ellen udah bilang siapa dia. dan apa hubungan mereka. Gua rasa buat orang yang kaya ellen yang nyaris ga punya temen wajar aja. Karna si kuromiya itu mungkin temen pertamanya. Dan ellen ngerasa sepi pas dia pergi ke jepang terus pas ketemu lagi ya mereka seneng" ucap sena menenangkan. Araya masih diam.

"udah lah. lo harus adil. kalo kalian sama sama sayang gua yakin kuromiya atau cewek cewek yang suka sama lo itu ga akan jadi perusak hubungan lo sama ellen kan. Hadeh gimana kalo ellen kerja kaya gue ya. yang setiap hari dikelilingin buchy sama cowok. Kalo masalah ellen ga ada kabar kita kan bisa cek kesekolah. Dikit lagi jam pulang sekolah kan?" ucap sena panjang lebar. Ada benarnya juga.

Araya 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang