Neung (1)

20.2K 668 92
                                    

Ehm cek cek neung song sam. Jadi gini.. Jadii.. begini. Dulu gua culun sekarang gua jadi bad butchy. Pertama gua ikut tauran tuh grogi banget. Yang laen bawa kopel gua doang yang bawa gesper osis. Hahaha havia SUCA 3 kali ah.
Bukan itu ko yang mau gua bahas. Tapi. Tapi tentang rasa yang dulu ada. Eh bukan juga deng. Intinya ini bukan pertama cerita yang gua publish sih. Tapi yang kemaren gagal krna hp gua ilang. Lupa akun. Ilang ide dan *mulainangis* #mengheningkan cipta dimulai# cuih.
Yaudahlah ya. Bismilah aja semoga suka sama cerita ini. Cuma cerita amatiran ko. Ga bagus sama sekali. Di puji boleh di kritik boleh. Dimaki maki juga boleh. Kalo perlu buang hpnya biar ga bisa baca lagi. Nanti gua yang nadangin. Cerita ini mengandung tema LGBT jadi yang homophobia please jangan baca apalagi ngehujat. Sip udah ah bacot mulu langsung aja kuy.

***

Namanya Araya Pachthiraphan. Umurnya 16tahun. Setiap harinya Araya hanya memiliki Bibi Pong, pengasuhnya dari bayi dan mommynya Som Pachthiraphan. Sejak sepeninggal ayahnya, mommynya mejadi lebih sibuk dari biasanya. Mommy memutuskan untuk pergi dan menetap di Indonesia. Dimana ayahnya dilahirkan. Sebab Araya sempat terpuruk dan depresi. Mommy berpikir untuk hijrah ke Indonesia agar mendapat suasana baru.

Selain mereka, Araya pun memeiliki dua kucing yang diberi nama kety dan benji. Serta seorang sahabat bernama Poey. Saat ini, ia tengah berada di Amerika untuk meneruska  sekolahnya.

Hanya beberapa orang yang mampu memikat hatinya. Sifatnya yang cuek dan tertutup. Dan membuat banyak orang penasaran. Tak terkecuali para gadis disekolah lamanya.

Setelah mengurus semua keperluan perpindahan negara, tempat tinggal baru hingga sekolah selesai. Kini Araya dan mommy harus memulai aktifitas mereka. Hari ini adalah tepat hari pertama Araya bersekolah ditempat baru.

"Morning nona manis. Sebelum berangkat kesekolah baru. Nih cobain roti panggang buatan mommy. kesukaan kamu" sambut mommy dengan meriah untunglah ia tak menyalakan petasan seperti kala perayaan loy khratong. Bibi pong hanya terkekeh seraya membantunya menyiapkan sarapan.

"Oh. jadi apa mommy mulai berbahasa Indonesia?" Tanya Araya dengan logat Thailand yang masih kental.

"Of course nona manis. Karena kita sekarang tinggal di Indonesia. Ah sudah lah ayo makan" tukas wanita paruh baya itu.

"Ah mam. Come on. Jangan panggil aku 'nona manis' LAGI" Araya memutar bola matanya.

"Astaga mommy lupa sayang. Haha oke ayo makan tuan tampan ku" ledek wanita paruh baya itu lagi.

Setelah selesai sarapan. Araya bersiap siap pergi ke sekolah diantar mommy. Ini pertama kali ia berpindah sekolah. Menjadi anak baru di pertengahan semester 2 kelas 2 SMA.

Hampir 20 menit Araya dan mommy telah tiba. Lamborghini hitam mengkilat milik mommynya sukses mendarat masuk kedalam gerbang sekolah seperti mobil lain yang tengah mengantar.

Araya menjadi gugup kala semua orang mobilnya. Dan ia hanya dapat menyembunyikan wajahnya.

"Oke sayang. Semangat untuk hari pertamanya ya. Jangan berulah. Gunakan bahasa Indonesia Dan..."

"Oh mam. Aku bisa telat karna mommy terus mengoceh" potong Araya. Mommy langsung diam dan terkekeh.

"Oke. Aku mau segera masuk karna malas menjadi tontonan" tukas Araya. Araya segera keluar dari mobil itu. Lalu berjalan santai menuju kedalam sekolah tanpa menoleh sedikitpun. Bukan karna ia sombong. Hanya saja ia tak suka diperhatikan terlalu mendalam. Ia langsung menuju ruang TU. Karna sepertinya bell masuk akan segera berbunyi.

Tok..tok..tok

"Sawad... ahm. Permisi bu" ucap aray dengan sopan.

"Ya. Masuk" seorang guru menjawab.

Araya 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang