Malam Hangat

48 7 12
                                    

Kau masih sama seperti dulu, selalu peduli dengan diriku, mengubah malam dingin menjadi malam hangat untukku.






Viarika membuka pelan pintu meninggalkan decitan yang mampu memecah kesunyian. Ia berjalan pelan memperlihatkan guratan simpul di sudut bibirnya.

"Keadaan lo gimana?" tanya Angelica yang mampu membuat Viarika bungkam. Ia tidak pernah berpikir jika Angelica akan bertanya tentang dirinya. "Baik," balasnya kaku. Angelica tersenyum manis, senyuman yang berhasil membuat Viarika menautkan alisnya. Angelica menyentuh pucuk jemari Viarika seakan menitahkan dirinya untuk menduduki kursi di sebelah ranjangnya.

"Gue minta maaf ya" ucap Angelica pelan setelah Viarika berhasil mendaratkan bokongnya. "Kenapa minta maaf?" tanyanya polos membuat Angelica tersenyum kecut. Angelica mengalihkan pandangannya semakin membuat Viarika menjadi bingung.

"Aga sayang banget sama elo ya, dia keliatan khawatir banget sama elo, padahal lukanya ga seberapa" ucap Angelica dingin, mendengarnya Viarika membuang napas kasar, ia semakin tidak nyaman berada di satu ruangan dengan orang yang tidak memahami dirinya, membenci keadaan yang mampu mengikatnya dalam sebuah kebosanan, seakan waktu berjalan lebih lamban dari biasanya. Viarika hanya menunduk berharap di pangkuananya ada secarik kertas yang bisa membantunya untuk memecah kesunyian.

Angelica berdecak kesal setelah berhasil melihat ponselnya dalam mode off. Ia kesal di saat seperti ini, daya bateri ponselnya malah melemah. Seakan tahu apa yang ia pikirkan, Viarika merogoh sakunya mencari benda pipih yang terselip di sana.

"Pakek aja!" ujarnya seraya menyerahkan benda pipih yang telah menyala. Ia tersenyum tipis menyambut uluran tangan Viarika.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini Leonkan?" tanya Angelica, matanya masih menatap lekat sosok laki laki yang bersama Viarika. Mendengarnya Viarika menelan ludah kasar, harusnya ia tidak menggunakan wallpaper ponselnya dengan foto itu. Ia mengumpat kesal dengan dirinya yang bodoh.

"Lo pacaran sama dia?" lanjut Angelica, membuat Viarika tersenyum tipis. "Udah enggak!" balas Viarika malas.

Angelica diam, melihat wajah Viarika yang tampak murung. Ia menekan sesuatu mengirim pesan singkat untuk Aline.

087854335***
Lin beliin gue muffin keju ya, gue pingin banget
Angelica

"Putus gara-gara Aline?" celetuk Angelica seraya nyerahkan ponselnya. Viarika yang mendengarnya menganguk tak percaya bagaimana bisa Angelica tahu tentang masalah itu batinnya.

"Aline gak pernah suka sama Leon, apalagi cinta sama Leon," ucapan Angelica menggantung, matanya menatap lekat manik Viarika yang masih menunggu lanjutan kalimatnya, ia semakin tidak mengerti bagaimana Angelica yang kenal dengan Aline dan Leon yang bisa menjadi orang yang paling Aline inginkan.

 Vian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang