Triva Selena, cewek cantik yang punya sejuta ketenangan di dalam hidupnya. Dia memiliki kepribadian yang mengagumkan bagi semua orang, khususnya cowok. Selain itu, dia juga merupakan Ketua OSIS yang disegani. Semua cap "Good Girl" ada dalam diri Tri...
"Aku punya sesuatu lagi buat kamu," Kaisar merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berbentuk prisma berwarna hijau.
"Itu apa?" Tanya Triva penasaran. Ukurannya lebih kecil dari yang diberikan oleh Oma dan Opanya. Apakah kunci mobil juga?
Kaisar membuka tutup kotak tersebut. Dua buah cincin putih polos berdiri manis di dalam kotak tersebut.
"Kaisar ini...?"
"Aku tau kamu nggak akan mau aku ikat lebih jauh. Tapi aku nggak bisa biarin kamu terlihat free di mata cowok lain. Anggap ini sebagai pengingat hubungan kita, kalau kamu itu milik aku dan akan terus kayak gitu selamanya."
Triva begitu terharu. Dia mengangguk. Kaisar bahkan mengerti kalau Triva nggak suka barang-barang mewah berlebihan. Untuk itu Kaisar hanya memilih cincin yang terlihat simple tanpa embel-embel batu berlian atau semacamnya. Meski begitu, kadar emas pada cincin tersebut pastilah sangat tinggi.
Kaisar memasangkan cincin di jari manis Triva. Dia menciumnya, "mine," bisiknya.
Giliran Triva yang memasangkan cincin ke jari Kaisar. Melakukan hal yang sama seperti Kaisar tadi, Triva mencium cincin tersebut. "Mine" bisiknya juga.
Mereka sama-sama tersenyum dan bertatapan.
Triva bersandar di dada Kaisar. Mereka sama-sama menatap pemandangan puncak yang dipenuhi oleh kerlap kerlip lampu.
Kaisar menyuapi Triva cokelat, dan Triva membalas hal yang sama. Sambil meminum kopi yang sudah dingin, mereka tetap menikmati perayaan malam ini.
Dinner kecil-kecilan.
Sederhana, tapi begitu dipenuhi sentuhan tangan dari orang-orang yang saling memberikan cinta.
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
"Amira, maaf ya tadi malem gue udah jutekin Lo. Gue malu, beneran..." Triva menemui Amira di perkebunan. Dia nggak bisa menunggu lagi, dia merasa sudah bersikap kurang ajar saat datang ke rumah cewek itu.
"Hehehe. Nggak apa-apa, Triva. Aku ngerti kok. Kalaupun aku jadi kamu, aku juga pasti akan bersikap sama."
"Kenapa semalem Lo nggak ke rumah?"
"Udah terlalu malem. Lagian nggak enak, itu kan acara keluarga. Aku ini siapa?" Canda Amira.
"Ehhh, kok ngomongnya gitu. Lo itu udah dianggap cucu oleh Oma Kalila. Artinya, Lo itu disodara gue."