Maid

6.1K 584 23
                                    

Hinata tersenyum gugup kepada tiga wanita baya yang duduk tenang di sofa coklat besar di mansion itu.

"Kau yakin, nak?" Ucap salah satu wanita itu dengan lembut. Ia tampak cantik di usia yang tidak muda lagi, rambut coklat mudanya tampak bersinar.

Hinata mengangguk yakin. Ini adalah kesempatannya untuk mendapatkan banyak uang dengan mudah. Ia sudah lolos beberapa tes, bahkan di semua bidang yang mereka uji. Dimulai dari pelajaran akademis, cara memasak dan melayani.

"Baiklah. Semoga kau bisa memahami mereka semua." Ucap wanita berambut hitam legam. Ia tersenyum puas dan menatap hinata intens.

"Sa-saya tidak akan mengecewakan pilihan anda!" Ucap hinata lalu membungkukkan tubuhnya dengan sopan.

"Angkat tubuhmu, sayang. Perlu kau ketahui, mereka benar benar tidak bisa di atur. Kami menempatkan mereka semua bersama di mansion ini, karena keinginan mereka sendiri.." ucap wanita berambut merah panjang.

"Kushina benar, sudah berapa kali para pelayan mengundurkan diri karena ulah mereka yang keterlaluan, padahal mereka baru saja bekerja di sini. Ku harap, kau bisa menghadapi mereka ya.. "

"Kami akan pamit, hubungi salah satu dari kami. Jika mereka sudah kelewat batas ya. Aku sudah menuliskan beberapa daftar yang harus kau kerjakan untuk mereka."

Mereka bertiga langsung bangkit berdiri. Membuat hinata cepat cepat ikut berdiri dan membungkuk cepat.

"Ha'i!  Saya tidak akan mengecewakan anda semua!"

Mereka tersenyum melihat tingkah hinata yang kelewat polos. Ketiganya berjalan santai menuju pintu utama dan pergi. Meninggalkan hinata yang masih bingung sendiri. Memikirkan perkaraan tiga wanita itu.

Seberapa nakal kah anak anak yang akan ku jaga? Hingga membuat para pelayan yang melamar langusng mengundurkan diri..

Hinata menghela nafasnya. Sepertinya pekerjaan nya tidak akan mudah. Ia mengarahkan pandangannya ke sekeliling mansion dengan takjub.

Ia tidak pernah melihat ruangan sebsar dan semegah ini. Benar benar luar biasa!

*

Gadis itu masih menganggumi mansion itu, menatap setiap sudut dengan pandangan kagum. Ia terus menatap sekitarnya, tanpa tahu bahwa seseorang sedang melangkah mendekatinya.

Hinata tersentak kaget ketika merasakan sebuah lengan kekar yang mengelilingi perutnya. Ia bisa merasakan tubuhnya yang terangkat di udara. Membuatnya langsung berteriak.

"Ternyata suaramu lumayan keras," ucap sebuah suara khas pria, ia terkekeh pelan dan membawa tubuh hinata memutar hingga berhadapan.

Hinata tertegun ketika orang yang mengangkat tubuhnya tersenyum lebar. Pemandangan yang sangat menawan, begitu wajah pemuda itu terlihat jelas. Rambut pirangnya tampak bersinar dengan mata biru jernihnya yang menatap hinata.

"Pelayan baru, lagi kah?" Tanyanya ketika melihat pakaian hinata yang memakai kemeja putih dengan rok lipit bewarna hitam.

"A-ano t-tuan, tolong turunkan saya.." ucap hinata sedikit cemas ketika wajah  pemuda itu mendekatinya.

Pemuda itu langsung menurunkan tubuh hinata, membuat hinata menghela nafasnya dengan lega.

"Jadi?" Tanyanya, menuntut jawaban dari hinata.

"A-ah ya, tuan.. perkenalkan nama saya hinata! Saya adalah pelayan baru di sini!" Ucapnya dengan cepat dan membungkukkan tubuhnya.

"Kaasan memang tidak bercanda, rupanya. Padahal, kami tidak memerlukan itu semua." Ucap pemuda itu sambil terkekeh geli.

[6] MY MAIDWhere stories live. Discover now