Chapter 40 || Masalah selesai?

7.4K 673 34
                                    

Follow!

@ali.fikial_
@prilly.alexaa
@sgtrenoo_

***

Ali menghempas kasar tubuhnya diatas kasur setelah melempar asal sepatu miliknya. Cowok itu merubah posisinya menjadi tengkurap kemudian memiringkan kepalanya memandang kearah jendela kamar.

“Tadi anak setan kenapa harus dateng, sih?!” Jeda sebentar, “malah duduk disebelah Prilly ngelitin gua main drum di panggung,” lanjut Ali kesal.

Kemudian, cowok itu membuka asal kemeja hitam polos yang di pakainya hingga menyisakan kaos putih polos yang menutupi dada bidang cowok itu. Ali membuangnya asal ke lantai sembari menggerutu mengutuk seseorang yang ia panggil dengan sebutan anak setan itu, Iqbal.

Drttt...

Ali berdecak, lantas merogoh saku celananya mengambil benda pipih yang baru saja bergetar dilanjutkan dengan nada dering panggilan masuk.

“Hy!!!”

Sapa seorang cewek di seberang sana dengan nada ceria.

Ali hanya berdehem sebagai jawaban, cowok itu memiringkan kepalanya lantas menaruh handphone diatas telinganya dengan kedua tangan yang ia gunakan sebagai bantal.

“Kangen tau,” Rengek cewek itu manja.

“Tadi perasaan lo udah bilang deh,” Sahut Ali malas.

“kan udah dibilang, jangan pakai lo gue sama aku, ih! Kebiasaan banget.” Gerutu cewek itu kesal.

Ali menghela nafas lelah, “Iya, sha.” Sahut Ali malas.

“Jalan, yuk?” Ajak cewek itu semangat.

“Aku lagi capek, akhir-akhir ini lagi sibuk. Lagian, kamu lagi nggak di jakarta juga, kan?” Tanya Ali.

“Iya, sih.” Suara cewek itu terdengar melemah.

“Marsha? Aku tutup ya?”

“Nanti aku telpon lagi,boleh?”

“Terserah.”

Tuttt...

Ali melempar handphone di sebelahnya kemudian mengacak rambutnya dengan kesal.

“Terserah dia deh, gue mau ke rumah Prilly.”

***

“Ngapain lo kesini?” Tanya Ali setelah mematikan mesin motor miliknya sembari melirik sinis seorang cowok berjaket kulit hitam yang berdiri di depan pagar rumahnya.

“Ini rumah gue juga, gue adek lo bang.” Jawab cowok itu. Bryan.

Senyum Ali tertarik sinis, “Adek? Gue nggak punya adek cowok, sorry.”

Bryan menghela nafas pasrah. “Oke. Gue kesini cuma mau ngajak lo ke rumah Prilly.”

Sebelah alis Ali terangkat, “Gue juga mau ke rumah dia, tapi nggak sama lo.” Kata Ali sembari menghidupkan mesin motornya.

Bryan menahan lengan Ali, cowok itu menatap Ali dengan memohon. “Gue pengen kita berdua ngejelasin ke Prilly, gue ngerasa bersalah.”

“Omongan lo bisa di pegang?” Tanya Ali ragu.

“Bisa!” Bryan mengangguk yakin.

“Tapi, gue nebeng sama lo ke rumah Prilly, ya? Soalnya gue kesini naik angkot.” Lanjut Bryan.

Ali Alfikri [Selesai]Where stories live. Discover now