Chapter 12 || Puisi

7.9K 635 6
                                    

Jangan lupa follow instagram


Ali: @Ali.Fikrial_
Prilly : @Prilly.Alexaa
Reno: @SgtRenoo_

***

Ali mengunci pintu kamarnya lalu berjalan dengan langkah terseret ke arah tempat tidur. Dengan cepat, Ali menghempaskan tubuhnya dengan posisi kedua kakinya yang terjuntai bebas di tepi tempat tidur.

Ali memasang posisi tengkurap, menempelkan pipinya kearah tempat tidur yang dibaluti dengan sprei bergambar tim sepak bola kesukaannya.

“Kenapa dulu gue bisa sebodoh itu buat bikin perjanjian sama dia,” Ali bermonolog dengan lirihan pelan penuh penyesalan.

Ali membenturkan kepalanya beberapa kali, berusaha membuang jauh-jauh rasa penyesalannya.

“Gue lakuin itu karna gue sayang sama mama,” kata Ali membela dirinya sendiri.

Ali memang sangat menyayangi mamanya. Sangat.

Ali tampak berpikir sejenak, memikirkan bagaimana jika suatu saat semuanya terbongkar, apa yang harus ia lakukan.

Ali menggeleng, enggan terlalu memusingkannya. Selanjutnya, Ali menegakkan badannya, duduk di pinggir tempat tidurnya.

“Hadiah yang dikasih Prilly beberapa hari yang lalu, gue simpen dimana, ya?” tanya Ali pada dirinya sendiri.

Kemudian, cowok itu bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan kearah meja belajar dengan tubuh sedikit membungkuk karna lelah seharian. Ali menunduk, dibawah meja belajarnya, terdapat kotak yang isinya pemberian dari Prilly. Lalu, Ali mengambil beberapa lembar foto yang terselip di bukunya, juga sebuah kalung yang tersimpan dibalik sumpul buku miliknya.

Ali membuat duduk senyaman mungkin diatas tempat tidurnya, dengan beberapa barang pemberian Prilly yang berserakan di depannya.

“Kalungnya keren,” kata Ali sembari mengangkat sebuah kalung dengan lambang mahkota bewarna silver yang dibelakangnya terdapat ukiran namanya.

Ali Alfikri

Ali memakainya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

Ali terlalu menyayangi cewek itu
Hingga semua pemberiannya, selalu berharga di mata Ali.

Meskipun awalnya Ali selalu berpura-pura menolak.

Selanjutnya, Ali mengambil sebuah Amplop yang juga bewarna silver, diluarnya ada tulisan.

Untuk orang istimewa dari orang biasa.

Ali sedikit terkekeh, namun tetap membuka isi amplopnya.

Ternyata,

... Sebuah surat.

Pada ringkasan kata, ada banyak aksara yang tak bisa dijelaskan secara nyata. Hanya bisa menggunakan surat sebagai perantara. Menjelaskan secara seksama, tentang bait-bait kisah lama.

Selanyaknya rindu, kehadiranmu pun yang selalu kutunggu, kunanti pada setiap pagi, senyuman yang mewakili sapa setiap waktu. Meski tak kau jelaskan ringkasan cerita cinta yang ingin mengudara, aku cukup mengerti tentang rasamu yang ingin memiliki namun tak ingin terikat sama sekali. Kuhargai caramu dalam mencintaiku. Hanya saja, jangan resah jika rasaku mulai lelah, karna tak pernah dianggap membuatnya bisa lenyap

Dari Prilly, yang mungkin sekarang telah menjadi pemilik hati seorang Ali Alfikri.

Salam,

Itu adalah surat dari Prilly-nya

Dari Prilly yang memberikan segala ketulusannya,

Namun Ali balas dengan menanamkan luka.

Tentu saja, tanpa diketahui oleh pemiliknya.

Prilly Alexa.

Ali menyingkarkan semua barang tadi keatas nakas, mulai merabahkan tubuhnya,  lantas mengambil Handphone nya untuk menghubungi seseorang. Hanya terdengar nada sambung sebentar, lalu mulai terdengar sapaan lembut disebrang sana.

“Hallo disini atas nama Prilly Alexa, ada yang bisa saya bantu?”

Ali terkekeh kecil, merubah posisinya menjadi kesamping. “Terima kasih,”

“wah, dalam rangka apa nih nelpon gue malam-malam buat ngucapin terima kasih?”

Ali berpikir sejenak “Puisi yang dikasih disekolah waktu itu, baru gue baca sekarang. Bagus Prill.”

“Mwhehe Prillly gituhh.. buat puisi apalagi buat Ali itu emang harus menghayati dan penuh dengan kasih sayang.”

“Oh.. oke”

“Aish, nggak seru lo.”

“Iya,”

“Matiin nih?”

“Ehhh—jangan... “

“Kenapa?”

“Masih mau denger suara kamu, sayang.”

“Merinding gue,”

Ali memutar bola matanya jengah, berdecak pelan membuat Prilly tertawa disebrang sana.

“Serius nih, gue ngantuk. Night ya.”

Ali menjauhkan ponsel dari telingnya saat sudah mendengar saluran telpon terputus, dengan senyum melebar, Ali menatap wallpaper Handphone yang memakai foto Prilly dan dirinya tanpa sepengtahuan cewek itu.

"Good night too sweetheart.”

***Harus next pendek, sorry ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***
Harus next pendek, sorry ya.
Tunggu terus kelanjutannya.

Revisi: 15 Maret 2019

Ali Alfikri [Selesai]Where stories live. Discover now